[✔️] little thing ; younhan

tiga

little thing

Tidak ada yang berbicara. Suasana kembali canggung, nampaknya mereka sadar bahwa mereka baru saja bertemu.

Yohan sama sekali tidak berani untuk menoleh ke samping, sedangkan Seungyoun fokus menyetir.

Omong-omong, Yohan belum benar-benar tahu siapa pria bermarga Cho ini. Setidaknya ya, apa yang dia lakukan untuk bekerja. Hanya penasaran, Seungyoun punya mobil, tapi kenapa kemarin dia bisa kehujanan dan berteduh di kafenya?

Ingin bertanya tapi, bagaimana caranya agar suasana canggung ini hilang?

"belok sini kan?" tanya Seungyoun menyadarkan lamunan Yohan.

"a-ah, benar,"

Seungyoun memutar setir, berbelok di komplek apartemen yang lumayan megah, apartemen untuk kelas menengah. Wow. Yohan sepertinya pengusaha yang sukses.

Seungyoun menghentikan mobilnya di parkiran. Yohan pun langsung melepaskan sabuk pengamannya. Yohan menoleh, hendak pamit.

Namun ia tersentak kaget begitu mendapati Seungyoun yang menatapnya dengan senyum manis.

"selamat beristirahat," ucap Seungyoun

Aliran darah Yohan berdesir hebat, jantungnya senang berlomba-lomba. Yohan hanya mengangguk pelan lalu membuka pintu mobil.

Seungyoun masih memperhatikan dengan senyum, menunggu Yohan menutup pintu. Tapi, kenapa tidak ditutup-tutup ya?

"Yohan?" panggil Seungyoun yang kebingungan dengan tingkah Yohan.

Lama Yohan menjawab, lalu ia menunduk, kembali memperlihatkan wajahnya kepada Seungyoun.

"eum, Hyung.."

"ya?"

"mau mampir?"

.
.
.

Lantai 3, unit 304. Oke. Seungyoun sudah mengingatnya.

Senyum terus mengembang dari bibir Seungyoun. Ah, seperti orang bodoh dan itu menyebalkan.

"maaf sedikit berantakan," ujar Yohan sambil menyilakan Seungyoun masuk.

Berantakan? Hei! Ini sangat rapi untuk ukuran pemuda yang tinggal sendirian!

Apartemen Yohan sederhana, namun luas dan sangat elegan, rapi juga harum. Wow, Seungyoun ingin punya pasangan yang bisa merawat rumah seperti ini.

Gaya urban yang sangat khas. Oh, Seungyoun jadi tahu kenapa desain interior kafe Yohan juga seperti itu.

Yohan menyilakan Seungyoun untuk duduk di sofa yang bergabung dengan ruang tv. Tidak jauh dari sana Seungyoun sudah bisa melihat Yohan berjalan pelan menuju dapur.

Ada empat pintu di sana, Seungyoun yakin itu adalah kamar pribadi, kamar tamu, kamar mandi, dan ruang penyimpanan.

"café latté, Hyung?" tanya Yohan dari arah dapur.

"boleh,"

Tak lama Yohan datang dengan café latté dan setoples cookies.

"kau tinggal sendirian?" tanya Seungyoun.

Yohan mengangguk, "tadinya bersama temanku, Sihun, tapi Sihun sekarang tinggal dengan tunangannya,"

Seungyoun meneguk latté-nya dengan sedikit kaget. Oh..

Seungyoun melirik Yohan yang sedang memakan cookies-nya. Sesekali matanya mengerjab tersadar dengan apa yang ia pikirkan.

Tapi....

Seungyoun penasaran.

"kau..."

Yohan menoleh.

"tidak punya?"

Hening.

Seungyoun kembali meneguk latté-nya, dalam hati merutuki dirinya yang suka penasaran. Tapi, serius. Seungyoun benar-benar penasaran. Setidaknya dia harus tahu ke mana dia akan melaju setelah ini.

Yohan yang masih mencerna kata-kata Seungyoun hanya bisa diam, lalu menatap Seungyoun dengan bingung.

"punya apa?" tanya Yohan.

Uh, Seungyoun gemas sekali dengan wajah itu. Seungyoun berani bersumpah itu adalah ekspresi kesukaannya.

Seungyoun menaruh cangkirnya, kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"I-itu... M-Maksudku, kau..."

"apa... Apa kau tidak punya tunangan?"

"atau kekasih?"

Yohan mengangkat alis, lalu sekian detik kemudian dia sadar. Yohan terkekeh karena baru menyadari maksud ucapan Seungyoun.

Kemudian Yohan diam. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Dia teringat satu hal yang kemudian membuatnya tersenyum, senyum simpul.

"tidak," ucap Yohan lalu berangkat dari duduknya kembali berjalan menuju dapur.

Seungyoun memperhatikan. Masih tercetak jelas bagaimana senyum Yohan tadi.

"Hyung, mau kubungkuskan cookies?" tawar Yohan tanpa menatap Seungyoun.

Seungyoun diam sejenak, lalu mengiyakan tawaran Yohan.

Apa...

Seungyoun salah bicara?

little thing

tbc