Eps. 8

4.7K 595 37
                                    

"Happy birthday!"

"Sekarang hari ulangtahun ku?"

"Ya."

"Berapa usiaku?"

"27 tahun. Kau mulai tua."

"Umur kita sama!" Decih Xiao Zhan kemudian menerima suapan kue dari tangan Yibo.

Ruangan kamar dipenuhi lilin-lilin cantik, tatanan bunga dan pemandangan senja dari jendela.
Suasana hangat yang sempurna.

"Apa yang terjadi setelah aku pergi ke London?" Tanya Xiao Zhan.

Ingatannya hanya sampai ketika Yibo mengantarkan nya ke Bandara, keberangkatan Xiao Zhan menuju London untuk kuliah.

"Hmm... Kau kuliah disana selama 4 tahun. Aku mengunjungimu setahun sekali karena kau jarang mengabariku, selalu sibuk dengan urusan kuliah dan teman barumu."

"Lalu? Setelahnya?"

Lin Yao, bahkan Xiao Yao tidak ada dalam ingatannya.

'Dia hanya mengingatku... Mengingat kenangan kami ketika bersama.'
Mungkin tuhan sedang memberinya hadiah, sebuah keajaiban dan kesempatan, fikir Yibo.

"Lalu kemudian kau kembali ke China. Itu saja."
Ujar Yibo, ia tersenyum kaku kemudian memegangi kedua telapak tangan Xiao Zhan.

"Apa harapanmu diusia 27 ini?"

"....... Wang Yibo, Apa kau sedang berbohong?"

"......"

"Apa ada yang kau sembunyikan dariku?"
Xiao Zhan memberi tatapan menelisik, ia menemukan ketakutan dari sorot mata Yibo yang terguncang.
Segera ia menarik tangannya kembali lalu menghindar dari pandangan Xiao Zhan.

".... A-ku,..-"

"Tak usah katakan apapun. Ingatan-ku perlahan akan pulih, biarkan waktu yang menjawab."
Ucap Xiao Zhan kemudian memandangi dekorasi ruangan yang dikerjakan sendiri oleh Yibo.

"Ini perayaan ulangtahun, atau acara menyatakan perasaan pada pujaan hati? Lilin dan bunga, kau tidak salah pilih konsep?" Xiao Zhan mendorong punggung Yibo dengan siku-nya.

"Huh, sudah kuduga kau tidak menyukainya." Yibo bangkit lalu merapikan kembali dekorasinya dengan wajah murung,

"Kalau lilinnya jatuh dan terjadi kebakaran, bagaimana? Kita bisa mati terpanggang! Aku baru saja bangun dari kematian, apa kau tahu tak bisa menemukan ide yang lebih simple???"

"Iyaaaaa iya... Aku padamkan semua lilinnya!"

'fiuhhhh! Fiuhhhh!'

Yibo meniup apinya hingga habis, kemudian ruangan menjadi gelap.

"Nyalakan lampunya." Suruh Xiao Zhan. Namun tak ada suara yang menjawab.

"Hey, Wang Yibo?"

Tap!

Sesuatu meraih kaki Xiao Zhan, seperti sentuhan tangan kecil.
"Huh?" Xiao Zhan tercekat, ia meraba kakinya dan merasakan jemari-jemari mungil yang dingin.

"......."

Lampu ruangan kembali menyala, Yibo muncul dengan menggunakan topeng monyet diwajahnya, bermaksud menakuti Xiao Zhan.

"Haaa!!!" Seru Yibo.
Namun Xiao Zhan hanya terdiam, menatap tegang ke arah kaki-nya... Sesuatu yang ia sentuh tadi, terasa tak asing.

"Hey, Xiao Zhan?? Kau baik-baik saja?"
Melihat raut wajah Xiao Zhan yang tegang dan memucat, Yibo langsung terhenyak panik. Ia memeluk Xiao Zhan dan mengusap-usap kepalanya, beriringan dengan jantungnya yang berdegup cepat.

"Kau tidak apa-apa kan? Maafkan aku! Seharusnya aku tidak bermain-main, kondisimu masih lemah. Apa kau merasakan sesuatu? Huh? Katakan sesuatu!" Yibo menepuk pipi Xiao Zhan, lalu ia mengerjap.

"A-aku tidak apa-apa." Jawab Xiao Zhan sambil mendorong Yibo agak menjauh.

"Tapi... Kenapa perlakuanmu padaku menjadi sedikit aneh?"

"Aneh? Apa maksudmu?" Yibo bertanya balik.

"Kau... Ah, lupakan saja. Aku mengantuk, selamat malam!" Tutup Xiao Zhan sambil terjun kedalam selimut dan berbaring membelakangi Yibo.

Jelas sekali, sikap Yibo terhadapnya terasa aneh. Seingatnya, Yibo bukan tipe orang yang suka menunjukan perhatian secara langsung. Atau mungkin karena Xiao Zhan telah lama hilang dan karena perasaan rindu -terhadap sahabat karib-, nya, sikapnya menjadi agak berlebihan.

'Pelukan macam apa itu? Ughhh!'
Xiao Zhan bergidik lalu mencoba terlelap.
Lama-lama nafasnya terasa sesak...
Ia tidak bisa bergerak, terpaksalah ia mengangkat kelopak matanya, terbangun untuk mengintip, dan melihat sebuah tangan melilit dadanya.

"Huh?!" Xiao Zhan terkejut bukan main.

"Wang Yibo!!!" Teriaknya sambil menendang Yibo, namun tak cukup kuat untuk membuatnya bergeser. Yibo benar-benar mengunci tubuh kurus Xiao Zhan kedalam dekapannya, bahkan membungkusnya dengan selimut.

"Jangan teriak, nanti orang fikir aku sedang memperkosa-mu." Bisik Yibo yang sepertinya hanya pura-pura tertidur, tak berniat melonggarkan eratannya sedikit-pun.

Xiao Zhan membenturkan keningnya pada wajah Yibo, dan sukses membuatnya meninggalkan jarak setidaknya beberapa cm dari kulit wajahnya.
"Xiao Zhan!!" Yibo kesakitan lalu mengusap bagian pelipis matanya yang memerah.

"Menjauhlah!!"

"Kenapa kau marah?"

"Kau memelukku! Itu menakutkan..." Xiao Zhan menatap Yibo dengan wajah menghardik,

"Dasar cabul." Timbalnya, membuat Yibo terbelalak.

"Jangan sebut aku seperti itu! Aku tidak bermaksud-"

"Dulu kau tidak seperti ini, apa yang terjadi padamu? Kau pasti bergaul dengan orang yang salah..."

"Tubuhmu dingin jadi aku berinisiatif memberimu kehangatan, itu saja! Tidak ada motif lain!" Yibo bersikukuh. Namun apapun yang ia katakan, pandangan Xiao Zhan padanya tetap sama.

Jadi akhirnya, meskipun Yibo adalah tuan rumah, ia terpaksa keluar dari kamarnya, tidur terpisah.

"Papa!"

*Gashp!*
Xiao Zhan terkesiap, ia melihat keujung ruangan yang gelap, sesuatu seperti bergerak mendekat.
Sambil mengerat selimutnya, Xiao Zhan terus memperhatikan...

".... Papa... Temani Xiao Yao tidur."
Ucap seorang anak kecil sambil mengusap matanya yang mengantuk. Anak laki-laki itu berjalan semakin dekat, melangkah kecil lalu sampai dihadapan Xiao Zhan.

"Papa..."

~~~

𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝑺𝒆𝒄𝒓𝒆𝒕 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang