Page 17

4K 475 54
                                    


Yibo terbangun dengan perasaan gelisah. Waktu menunjukan pukul 05.00 pagi, namun langit masih gelap dan senyap, cuaca seolah berteman dengan perasaannya saat ini.

Semalaman ia berusaha menghubungi Xiao Zhan, mengirim lebih dari 100 pesan, namun tak juga mendapat jawaban. Pagi ini nomornya malah tak aktif. Rasa cemas perlahan mulai menghantuinya.
"Aku juga tak tahu dimana ia tinggal."

Xiao Zhan lupa memberitahu Yibo bahwa ponselnya tertinggal di tempat pengisian bahan bakar dalam perjalanan ke Bungalow waktu itu.

***

"Pelan-pelan!"

"Bagaimana cara membukanya?!"
Xiao Zhan berusaha mencongkel gembok yang menempel di gerbang ruang parkir dengan potongan kawat. Setelah berhasil mengambil kunci mobil Hendrick, kini tinggal menjemput kendaraan tersebut.

"Ah, minggir! Biar aku saja!" Hendrick mengambil alih. Tak lama jarinya beraksi, suara 'klik' terdengar. Keduanya lalu tersenyum lega.

"Kau sudah membuka gerbang
belakang, 'kan?"

"Sudah," jawab Xiao Zhan.

Hendrick masuk ke dalam mobil sementara Xiao Zhan disuruh mendorong, karena jika mesin dinyalakan maka aksi melarikan diri mereka bisa terendus.

"Horeeeee!!!" Hendrick bersorak ketika mereka berhasil lolos menjauh.

Sementara raut muram perlahan tumbuh di wajah Xiao Zhan, ia memikirkan ibunya. Setelah sekian lama terpisah, kini ia harus menghilang lagi darinya. Xiao Zhan sadar, bahwa pertemuan tak selalu menyatukan.

"Ada apa?" tanya Hendrick sambil mengemudi ugal-ugalan.

"Tidak ada."

"Oh. Umh, apa kau membawa uang?"

"Ya. Sedikit cash dan sisanya di dalam kartu."

"Pertama, kita ambil semua uang di dalam kartumu. Itu uang ibumu, 'kan? Kau harus mengamankannya sebelum dia memblokir! Ingat, sekarang kita buronan keluarga Yang."

".... Aku akan mengalihkan uangnya ke akun bank pacarku saja," ujar Xiao Zhan, lalu tiba-tiba terkesiap dan menepuk keningnya!
"Ya tuhan! Aku lupa."

"Lupa apa??" Hendrick ikut panik.

"Aku lupa kalau ponselku hilang. Dia pasti mencoba menghubungiku."

"Oh, ku kira apa. Lalu, apa kau punya tempat tujuan?"

"Hmm ..." Xiao Zhan mengusap dagunya, sebenarnya ia agak ragu tapi karena memang tak ada tempat persinggahan lain, maka itu adalah satu-satunya pilihan yang tersisa.
"Ke alamat ini, rumah temanku." Xiao Zhan menyerahkan sebuah kertas.

"Allrighhtttt~~~"
Hendrick melajukan mobilnya lebih cepat.

1 jam lamanya perjalanan Xiao Zhan tertidur pulas setelah menyerahkan kertas berisi alamat tempat yang di tuju.

Sesekali Hendrick melirik ke arah Xiao Zhan lalu menghela nafas panjang.
"Enak sekali kau! Aku juga lelah ..."

Tak lama kemudian Hendrick melihat penampakan rumah di seberang jalan, rumah bercat putih dengan sentuhan gaya Jepang itu nampak cantik di kelilingi pepohonan hijau.

"Ah sudah sampai!" gumamnya lalu segera membangunkan Xiao Zhan.
"Bangun! Hey!"

"Ouch!" Xiao Zhan meringis, rasa sakit menjalar di seluruh pergelangan kaki serta tubuhnya karena hukuman berlari semalam.

"Dasar lemah! Aku saja masih sanggup terjaga dan mengemudi berjam-jam, kau sudah setengah sekarat hanya dengan belasan putaran! Waktu kecil, aku lari memutari rumah sebanyak tu-"

𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝑺𝒆𝒄𝒓𝒆𝒕 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang