Eps. 12

3.9K 546 45
                                    

Mata Yibo membulat, segera ia hempaskan undangan tersebut di hadapan Direktur Lan.
"Tn. Lan, maaf, sepertinya aku tidak akan hadir."

"Kau yakin? Jika kau menolak datang, kau akan menyesal," ucap Mira.

Direktur Lan yang tersinggung dengan respon Yibo, menatap kertas undangannya yang tergeletak di lantai kemudian membuang napas ke samping.
"Aku rasa kau tak sejalan dengan ideku. Wang, apa kau lupa siapa yang membuatmu sukses seperti hari ini? Siapa yang perduli padamu ketika kau terpuruk? Segala hal tidak dilakukan secara cuma-cuma."

"Mohon maaf Direktur Lan, tapi aku tak pernah meminta apapun dari Anda. Itu semua inisiatif Anda sendiri, dan terlebih lagi, aku tak tertarik dengan putri Anda."

"Wang Yibo!" Tn. Lan membentak.

Namun Yibo menyambutnya dengan senyuman tenang, "Dan lagi, aku minta maaf, aku tak punya banyak waktu, ada hal penting yang harus ku urus."

"Jika kau tak menarik kembali kata-katamu, ... Jangan pernah menginjakan kakimu lagi di hotelku. Kau akan kehilangan jabatan terhormat itu, selamanya."

"Tidak masalah. Sekarang, silahkan kalian pergi." Yibo menunjuk ke pintu tanpa ragu.

*Brakkk!*
Tn. Lan membenturkan pintu mobilnya dengan keras, tak mampu menahan kemarahannya.

"Sudahlah Ayah, ... Tak usah perdulikan orang itu lagi. Aku kehilangan ketertarikanku padanya setelah melihat betapa angkuhnya dia."

"Cepat masuk mobil," suruh Lan dengan tak sabar.

"Lelaki macam apa dia itu sampai mampu menolak wanita secantik ini, bahkan melepaskan jabatan sebagai wakil Direktur?? Dia pasti gila." Mira terus menggerutu.

Mobil Direktur Lan menjauh dari gerbang rumah. Yibo segera kembali ke ruangan kamar namun ternyata Xiao Zhan sudah menyambut di muka pintu. Sepertinya ia mendengar semua percakapan yang terjadi di ruang tengah.

"Ternyata bukan Dokter," ucap Yibo dengan gugup.

"Apa kau tahu kau baru saja dipecat?" tegur Xiao Zhan tak habis fikir.

"Aku tinggal cari pekerjaan baru. Dengan pengalaman dan skill-ku, perusahaan mana yang akan menolak?"

"Wang Yibo, kau telah bekerja di hotel itu selama 7 tahun! Kau baru diangkat sebagai wakil direktur setelah semua perjuangan dan kerja kerasmu, lalu kau membuang itu semua begitu saja?!" Xiao Zhan marah.

"Apa kau dengar tentang private party itu? Tn. Lan menginginkanku mendampingi putrinya!"

"Lalu? Dia cantik dan ayahnya sangat menyukaimu, apa lagi yang kau cari?"

"Sudah kubilang aku mencintai oranglain!" sentak Yibo, menatap keras ke arah Xiao Zhan.

"Persetan dengan orang yang kau cintai itu! Sehebat apa dia hingga membuatmu kehilangan akal seperti ini? Wang Yibo, kau boleh mencintai seseorang, tapi jangan sampai menjadikanmu bodoh! Katakan padaku, dimana dia sekarang??? Huhhh?!"

"Lalu apa yang akan kau lakukan jika kau bertemu dengannya?!" Yibo balas berteriak, suasana berubah tegang.

"Aku tak akan memukul-nya meski aku mau! Aku akan membuatnya berada disampingmu dan memperbaiki semuanya, setidaknya jika dia memang tidak bisa membalas perasaan-mu, dia harus membuatmu sadar bahwa hidupmu lebih penting daripada sekedar tentang mencintai!"
"Cukup. Tolong hentikan..."

"Jika kau tidak menjawab, aku akan pergi dari sini."

"Chan Xiao Zhan!!!!!" Sentak Yibo dengan sorot marah, ini adalah yang pertamakalinya ia bertengkar hebat dengan Xiao Zhan.

"Dan aku tidak akan kembali lagi," lanjutnya.

"Wang Yibo, siapa wanita itu?"
Xiao Zhan tak berhenti meski kakinya mulai terasa lemah, ia tetap berdiri menuntut jawaban.

"Baik, akan kukatakan."
Yibo mengambil napas dalam-dalam, ini adalah dilema terbesar dalam hidupnya. Hari yang menakutkan.
Jika ia mengatakannya, apakah Xiao Zhan akan menetap, atau malah benar-benar pergi?
Jawaban seperti apa yang akan ia berikan? Apakah Yibo akan siap menghadapinya?
Bagaimana jika, ... Xiao Zhan berubah?

"Dia,... Dia adalah kau send-"

*Brukk!!*

Tiba-tiba Xiao Zhan jatuh, kehilangan kesadaran.

"Xiao Zhan!!!!!"

***

"... Wahh indah sekali!"
Lin Yao membuka jendela mobil dan membiarkan angin menghempas rambutnya yang terjuntai.

Pemandangan laut di seberang jalan nampak begitu memukau, biru jernih dengan atap langit pagi yang cerah.
Xiao Zhan fokus mengendalikan kemudi hingga suara dering ponsel Lin Yao mengalihkan perhatiannya.

"Seseorang mengirim pesan," tegur Xiao Zhan setelah sempat mengintip.

"Oh!" Lin Yao cepat-cepat membuka ponselnya kemudian tersenyum.

"Pesan dari siapa?"

"Owh, itu... Dari Hotel. Mereka mengkonfimasi tentang kamar yang kita pesan."

"Apakah Ming Yao juga ada di hotel itu? Pintu nomor 134 sebelah kamar kita," ujar Xiao Zhan dengan tenangnya.

Lin Yao tercekat lalu mengerat kuat ponselnya, gugup. "B-bagaimana kau tahu?"

"Aku sempat membuka ponselmu tadi malam."

"Ha?! Kenapa kau melakukannya? Selama ini kau tak pernah menyentuh ponselku-"

"Aku melihat satu pesan yang timbul di layar, menyebutmu dengan panggilan mesra. Menurutmu apa itu layak untuk diabaikan? Aku membaca seluruh pesan mu dengan Ming Yao. Ternyata kalian sudah lama bermain, bahkan sebelum kita menikah."

"Xiao Zhan, i-itu,"

"Lin Yao, Ming Yao itu adikmu. Meskipun hanya adik angkat, tapi... Tapi apa pantas?? Selama ini aku hanya diam, demi anak kita, Xiao Yao. Tapi kemudian aku berfikir, ... Aku mencintaimu, kita telah bersama selama 5 tahun, dan kau mengkhianatiku dari awal, apakah kita akan hidup dalam kebohongan selamanya?? Lin Yao, ini adalah perayaan ulangtahun pernikahan kita yang terakhir."

"Putar balik, aku tidak ingin pergi kesana!" Lin Yao memegangi dadanya, merasakan degup jantungnya yang berdetak kencang. Ia tak berani menoleh, melihat wajah Xiao Zhan pun rasanya gemetar.

"Kenapa? Aku ingin menemui Ming Yao."

"Tidak, cepat putar balik!!"

"Tak usah takut, aku tidak akan melukainya."

"Aku bilang putar balik!!!" Lin Yao merebut stir kemudi hingga mobil yang mereka tumpangi berbelok tajam, menghantam pembatas jalan menuju tebing batuan karang...

*BLASHHHH!!!!!*
Mobil terjun ke dalam air laut.

"Cepat keluar!"
Xiao Zhan berusaha memecahkan kaca jendela untuk Lin Yao, sementara air mulai masuk ke dalam.

"Xiao Zhan!!!" Lin Yao menangis ketakutan.

"Maafkan aku!!!" Lin Yao memeluk Xiao Zhan erat-erat. Terisak penuh penyesalan.

"Kau harus selamat, untuk Xiao Yao..."
Xiao Zhan memukul kaca jendela yang sudah retak itu lebih keras hingga tangannya berdarah, air mulai memberi beban dan membuat mobil turun semakin dalam meninggalkan cahaya permukaan.

"Kita tidak akan selamat, ... Hentikan ..." ucap Lin Yao sambil menatap Xiao Zhan, kini limpahan air sudah mencapai leher.

"Lin Yao, ..." Xiao Zhan menggenggam tangan Lin Yao sambil memejamkan mata, ia menyerah.

"Xiao Zhan, ... Aku minta maaf. S-ssebenarnya, Xiao Yao bahkan bukan anakmu."

*Bluppp*
(mobil tenggelam semakin dalam)





𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝑺𝒆𝒄𝒓𝒆𝒕 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang