Eps. 11

4K 540 46
                                    

"Xiao Yao ..."

Tirai kembali tertutup, angin yang berhembus masuk kemudian pergi meninggalkan keheningan.
Yibo menaruh kedua lututnya di lantai, bersujud di hadapan Xiao Zhan. Ia tak mampu mengangkat wajahnya, tertunduk dengan mulutnya yang gemetar.

"Kenapa kau diam? Kenapa kau tak menjawab? Dimana Xiao Yao?!
Sekarang ,... Dia pasti sudah besar. Usianya 5 tahun, kan?"

Airmata Yibo terjatuh, ia mulai terisak. Bumi seperti bergetar kencang, hari yang paling ia takuti telah tiba.

"Apa yang terjadi?" Xiao Zhan turun dari atas ranjang lalu mengguncang kedua bahu Yibo, ia mulai dirasuki gelisah.

"Maafkan aku, ..." ucap Yibo lalu menggenggam tangan Xiao Zhan dan kembali menurunkan wajahnya, tak mampu menatap.

"A-apa ini? Apa maksudmu? Tolong katakan sesuatu. Ha? Yibo?!"

"Xiao Yao telah meninggal dunia, ia sudah tiada." jawabnya, lemah.

"......"

".... Maaf, maafkan ak-"

*PLAKKK!!!*
Tangan Xiao Zhan menampar wajah Yibo dengan kuat hingga membuatnya tersungkur.
Dengan pandangan keras, Xiao Zhan menyeret Yibo kembali lalu menghantamkannya ke dinding. Mencengkeram kuat.
"Katakan sekali lagi!"

"Ma-maafkan aku, ... Maaf." Tiada kata lain yang mampu ia ucapkan, seluruh tenaganya pun seolah tersapu lenyap oleh perasaan menyesal dan takut.
Lalu ia melihat Xiao Zhan meloloskan airmata, jatuh menetes lagi dan lagi.

"K-kenapa? Bagaimana bisa ... Xiao Yao ..." Xiao Zhan tak sanggup menata suara, ia menatap Yibo untuk mencari kepastian, berharap semua itu hanya sebuah kata tak bermakna. Bukan kenyataan.

"Itu salahku, aku minta maaf, ... Aku sungguh minta maaf!!"

Namun suara Yibo menjawab memberinya hentakan ke dasar, bahwa memang itu yang ia dengar. Xiao Yao, putra mungilnya kini hanya hanya tinggal dalam bayangan.

"Kau bohong, kau sedang mempermainkanku, kan? Wang Yibo!" Xiao Zhan berteriak histeris, tangannya terjatuh dan tubuhnya terhuyung.
Yibo segera mendekapnya, sontak tangis Xiao Zhan pun pecah.

Mendengarnya terisak pilu, sungguh amat menyakitkan. Tuhan, tolong berikan semua rasa sakit itu padaku ...

Tentu tidak ada yang mengharapkan sebuah tragedi. Tidak ada yang menghendaki sebuah kesalahan yang berakhir dengan penyesalan.
Tidak ada orang yang ingin melihat orang yang ia sayangi terluka.
Namun, kadang kau harus menerjang badai untuk sampai ke daratan terang.
Daratan itu mungkin sangat jauh, sangat jauh karena badai ini terlalu besar dan panjang.
Entah kapan ia akan sampai.

***

Xiao Zhan menatap batu nisan Xiao Yao, sesekali ia mengusap pipinya yang setia dibelai airmata. Di belakangnya, Wang Yibo berdiri.

"... Xiao Yao, apa dia masih suka makan pisang?" tanya Xiao Zhan, sedih.

"Dia lebih suka makan strawberi.
Dia senang berenang, dia pandai berhitung dan anak yang selalu bersemangat. Jika malam sebelum tidur, aku membacakan buku dongeng untuknya. Dia selalu bangun lebih awal dariku, selalu bertanya tentang banyak hal. Dia anak yang manis dan penurut," Yibo mengulas sekaligus menyelam ke dalam ingatan selama bertahun-tahun bersama bocah lucu itu. Ia hanya bisa menyerah ketika rasa sesal itu kembali mencekiknya.

Xiao Zhan tersenyum. Ia mengingat tangisan Xiao Yao ketika masih bayi, dan tangan mungilnya yang selalu ia genggam. Sungguh singkat kebersamaan yang mereka miliki, terlalu singkat.

𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝑺𝒆𝒄𝒓𝒆𝒕 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang