Eps. 13

4K 532 17
                                    

Lin Yao terseret menjauh dariku.
Air bercampur dengan darah, tubuhku terombang ambing, tak mampu bernafas, tak mampu melihat, aku terpejam dan meninggalkan cahaya.
Tapi kemudian mataku kembali terbuka, ... Kenapa ingatan itu juga harus kembali?
*Sigh*

"Xiao Zhan?" Wajah Zi yuan menyambut.

Kepala Xiao Zhan masih berdenyut, reaksi emosional membuat semua ingatannya terbangun secara bersamaan, rasanya sakit bukan main.

"Yibo ..." nama itu itu lepas begitu saja dari mulutnya.

"Ah, anak itu tidak disini," jawab Zi yuan sambil berusaha tersenyum.

"Kemana dia pergi?"

"Hmmm .... " Zi yuan duduk di samping Xiao Zhan, lalu menatap tak karuan.

"Aku ... Sempat bertengkar dengannya, apa dia marah padaku?"

"Dia tidak akan pernah marah padamu. Sebaliknya, dia selalu merasa dirinya yang salah.
Setelah menemanimu di rumah sakit ini semalaman, dia memanggilku untuk menjagamu hingga kau bangun. Dia bilang dia akan pergi ... Cukup lama."

"Ha??" Xiao Zhan hendak bangkit, terkejut. Namun kemudian kembali terhempas kedaratan kasur.
"Pergi kemana?"

"Tidak tahu, dia tidak bilang. Aku rasa dia sedang ingin menyendiri."

Xiao Zhan terlihat murung, ia menyimpan perasaan menyesal atas perdebatan yang terjadi.
"Maaf."


***3 Bulan kemudian***

Xiao Zhan mengendarai mobil Mercedes Benz menuju sebuah pesta pembukaan restaurant milik teman ibunya, Ny. Liu Yang.
Wanita yang senang berpenampilan modis itu duduk disamping Xiao Zhan sambil memperbaiki tatanan rambutnya.
"Benar-benar tak mau mampir?" Ny. Liu bertanya lagi. Xiao Zhan tetap menggelengkan kepala.

"Setidaknya beri salam saja lalu kau boleh pergi. Aku hanya ingin mereka tahu aku punya anak yang super tampan." Niatnya ingin pamer pada teman-temannya.

Hampir 10 tahun tak bertemu, sikapnya pada Xiao Zhan tak berubah. Hanya perhatian jika ada maunya.
Setelah menjadi istri sah seorang pengusaha sukses, ia sengaja mencari Xiao Zhan yang ia harapkan mampu menjadi penerus bisnis suaminya.

Xiao Zhan sendiri tak keberatan, apalagi setelah mengenal suami baru ibunya yang adalah sosok dermawan & juga menerimanya dengan tangan terbuka.
"Ma, aku akan pergi ke suatu tempat."

"Terserah kau saja, asal jangan berbuat onar."

"Sebelumnya, aku minta uang, uang yang banyak."

"... Eh?"

***

Xiao Zhan benar-benar mendapat sial secara bertubi-tubi.
Pertama, ponselnya ketinggalan di pom bensin, lalu setelah perjalanan jauh ke daerah sepi, ban mobilnya bocor, untung ia membawa cadangan meski memasangnya memakan banyak tenaga dan waktu.

Lewat tengah malam, melalui jalanan gelap dan suasana hutan, tiba-tiba mobilnya mogok.
"Ya tuhan!!!!" jerit Xiao Zhan sambil menjatuhkan tubuhnya ke tanah.
Ia masuk kembali ke dalam mobil, tidur hingga pagi tiba.

Ketika melihat ada yang lewat, ia segera meminta bantuan untuk mendorong mobilnya, lalu melesat menuju area perbukitan.
Selanjutnya, ia mampir ke sebuah Villa pribadi, menemui seorang pemilik Bungalow.

"Ha??!" Xiao Zhan menggebrak meja.

"Ya, baru minggu lalu orang itu membayar sisanya."

"Tidak, berapa yang ia beri? Akan kubeli dengan harga lebih!"

"Tidak bisa, aku sudah menanda tangani surat penyerahan propertinya." Pemilik Bungalow itu sangat menyayangkan kedatangan Xiao Zhan yang terlambat beberapa hari dari si pembeli pertama. Tergiur dengan tawaran harga lebih, bungalow itu lantas ia serahkan hari itu juga.

"Baiklah, berikan aku alamat si pembeli itu."

"Itu adalah privacy, aku tidak bisa memberitahumu. Maaf, Tn. Chan."

"Arrgghhhh!" Xiao Zhan pergi dengan raut wajah penuh amarah.

Setelah perjalanan jauh dan melelahkan kini ia harus pulang dengan tangan kosong???

*Tappp!!*
Xiao Zhan melompati pagar tembok belakang. Ia mengendap masuk ke dalam area Bungalow lalu dengan gesit, bergerak lolos dari sorot kamera CCTV.
Ia sampai di bagian belakang bangunan lalu membongkar salah 1 jendela, setelah itu ia lekas mengendap masuk.

Seluruh properti ruangan ditutupi kain putih, suasana terasa agak seram karena gelap serta terdengar suara retakan ranting pohon yang tersambar angin malam.

... Kretttt...
Kreettt....
Bahkan bunyi pintu seperti di film-film horror.
"Tuhan lindungi aku, ..."

Xiao Zhan menyalakan cahaya ponsel lalu masuk kearea kamar, di ruangan inilah ia pernah bermalam.
Masih segar dalam ingatannya ketika pertama kali ia datang kemari bersama seseorang.

"Sial sekali aku tak bisa memeliki Bungalow ini. Ckck," kesalnya lalu tiba-tiba terdengar suara mobil menepi di sekitar area pekarangan.

Xiao Zhan panik, ia berlari kembali menuju jendela yang ia bongkar namun kakinya tersandung kain dan, ... *Brukkkk* Ia terjatuh.

*Clek!*
Pintu bungalow dibuka, lalu semua lampu menyala.

Suara roda koper diseret masuk, mengikuti langkah kaki seseorang yang mendekat.

Xiao Zhan mengintip dari tempat persembunyiannya---dari dalam lemari---dan melihat 2 orang sedang bicara di balik pilar arah pintu utama.

"Terimakasih karena sudah repot-repot mengantarkanku."

"Semoga Anda betah tinggal disini. Besok aku akan mengirim orang untuk merapikan tempat ini juga membantu keperluan Anda."

"Baik, selamat malam!"

Satu orang pergi.
Pria yang membawa koper itu segera menutup pintu, jelas sekali ia adalah si pemilik Bungalow ini. Namun, suara lainnya terdengar tak asing ...

Xiao Zhan menempelkan wajahnya agar bisa melihat lebih jelas, tapi pintu lemarinya malah terbuka!
*Tak!*

*Dugh!!!*
Xiao Zhan tersungkur jatuh ke lantai dengan kepalanya yang mendarat duluan, pandangannya berkunang-kunang dengan sensasi denyutan mengetuk isi kepalanya.

"Uhhh," ringisnya. Bisa ditebak, ia telah tertangkap basah.

Dua kaki yang dibungkus sepatu kets menepi di depan muka, Xiao Zhan lalu mendongak dan bertemu tatap dengan si penangkap.

"Wang... Yibo?!"

"Kau rupanya," sosok itu lalu tersenyum.



𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝑺𝒆𝒄𝒓𝒆𝒕 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang