tujubelaas.

2.2K 106 0
                                    

Azmi bangun saat alarm di handphonenya menyala, jam menunjukan pukul empat pagi. Hal pertama yang ia lakukan adalah mandi lalu wudhu, bersiap, lalu berjalan keluar menuju kamar naura. Sampai saat ini naura masih ingin pisah ranjang, dan azmi tidak mempermasalahkan itu. Dia masih memberi waktu sampai naura siap.

Tangannya mengetuk pintu dengan lembut, sembari menyerukan nama naura. Tak ada sahutan, azmi mendorong pintu ke dalam, artinya pintu di buka. Ternyata tidak di kunci, matanya menangkap naura yang tertidur di depan laptop.

"Ketiduran nonton drama lagi" Gumamnya seraya membereskan barang naura.

Azmi duduk di tepi kasur memandangi naura yang terlelap. Wajahnya jadi lebih manis dari biasanya, terlihat damai. "Cantiknya istirku, masyaallah" Azmi mengecup singkat kening naura.

"Nau bangun" Panggilnya.

"Naura?"

Naura membuka sedikit matanya, lalu kembali tertutup. "Bentar" Ucapnya lesu.

"Cuci muka gih biar seger" Azmi mengelus pundak naura, dan terus melakukan upaya agar sang empu bangun.

"Iya"

Naura duduk lalu membuka matanya lebar lebar. "Aku baru tidur" Keluhnya yang berakhir jatuh di pelukan azmi.

"Nanti subuhnya kesiangan, ayo" Dengan lembut azmi bantu naura agar bangun.

"iya"

°°°

Naura berjalan masuk ke dalam kelasnya, setelah sekian hari libur dan menetap dirumah. Akhirnya kembali sekolah, dan syukur sekali hari ini hujan jadi upacara di pending. Hal yang selalu di tunggu para siswa sekolah manapun.

Hari ini perdana sekali di kesekolah mengenakan hijabnya. Sedari parkiran, tak henti hentinya sebagian siswa menatapnya dengan tatapan yang aneh. Memangnya salah ya dia berpenampilan seperti ini? Naura hanya menundukkan kepalanya saat di tatap seperti itu.

Bisikan bisikan haram semakin jelas di dengar, naura menarik nafas, mengatur emosinya. Dia tersenyum sembari terus menunduk dan berjalan melewati lorong kelas mipa.

Sesampainya di kelas, Naura segera masuk dan berjalan ke bangkunya. Dia melepaskan gendongan tasnya, mengapa hatinya sesak saat masuk ke sini? Teringat ucapan beberapa siswi di lorong tadi, sungguh naura merasa sakit hati.

Matanya terpejam menikmati desiran menyakitkan di hatinya, matanya memanas. Segera naura buka dan serka air matanya.

"Naura" Panggil Irzan..

Naura mengerejap lalu melirik ke arah irzan. "Kenapa zan?" Tanyanya santai.

Irzan menggeleng sambil terkekeh. Dia melemparkan buku tugas yang beberapa waktu lalu di pinjam. "Makasih naura"

Naura mengacungkan jempolnya, kembali dia memalingkan wajah dari Irzan.

"Lo cakep nau pake hijab, suka gue" Cetusnya.

Naura meroling malas matanya, "Kalo ganteng repot zan" Balasnya cepat. Irzan hanya terkekeh lalu menjauh dari meja naura.

EnziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang