duaaempat

2K 108 9
                                    

Azmi menatap heran ke arah naura yang sedang duduk di bangkunya, terlihat wanita itu marah-marah sembari memegangi perutnya. Dia sangat khawatir, berbagai pesan masuk tak kunjung ada balasan dan terakhir naura menggeprek ponselnya karena terus berbunyi.

Azmi bangun lalu berjalan gontai ke arah meja naura ia diam sejenak sebelum angkat bicara. Semua mata tertuju pada dirinya, ia menghela nafas lalu mensejajarkan tingginya dengan tinggi naura.

"Kenapa?" Bisiknya lembut.

Naura menatap jengah azmi lalu menutup telinganya "Berisik!" Ucapnya dengan nada marah.

"Sorry, gue mau pinjem bolpoin." Ucap azmi lalu kembali berdiri.

Naura tak kunjung menjawab dia tetap diam dengan posisi tadi. Hingga ila datang membawa jamu datang bulan, segera naura minum setidaknya mungkin ini bisa meredakan rasa nyeri pada perutnya.

"Huekk! Pait" Keluhnya dengan ekspresi menggemaskan.

Azmi ikut tersenyum di buatnya, "Nau mana?" Pintanya lagi.

Ila yang baru menyadari keberadaan azmi di buat melongo. Ini kali pertamanya, azmi datang ke sini secara terang-terangan. "Laki lo" Ucap ila tanpa suara.

Naura silih berganti menatap dua orang ini. "Gak ada, udah sana!" Usirnya.

Azmi berganti menatap ila "Pinjem"

"Apaan?"

"Bolpoin" Azmi berjalan menuju meja ila.

Ila diam sejenak sebelum akhirnya ia ambil satu buah bolpoin. "Balikin ke naura aja" Ucapnya seraya menyerahkan.

Azmi mengangguk lalu berjalan kembali menuju tempat duduknya. Setibanya di tempat duduk ia langsung di sambung irzan dengan tatapan menggoda.

Irzan tersenyum sangat lebar "Suami habis dari mana?"

Azmi tak menjawab pertanyaan yang seperti bukan pertanyaan. Ia mengeluarkan buku catatannya lalu menulis, ada beberapa tugas yang belum di selesaikan.

Irzan memiringkan wajahnya agar dapat melihat azmi, "Azmi" Panggilnya.

"Apa" Balas azmi tanpa melihat irzan sedikitpun.

Irzan menarik tangan azmi lalu menatap lekat "Naura hamil?" Ungkapnya.

Azmi melotot lalu menghempaskan tangan irzan "Siapa yang mgehamilin?"

"Ya elo lah!" Sewot irzan.

Azmi menajamkan pandangannya, "Ko sewot? lo gak suka naura di hamilin gue?"

"Astagfirullahhaladzim" Irzan mengelus dadanya. "Lo beneran bikin dia hamil?" Lugu irzan.

"Kan gue suaminya!" Bisik azmi.

Irzan langsung menutup mulutnya, dengan ekspresi menyebalkan dan paling menyebalkan! "Cie suami"

"Sana lo! Gak jelas!" Usir azmi.

Irzan tertawa sembari bangun dari tempat azmi, ia masih cekikikan dan sesekali menggoda naura.

°°°
Azmi diam menatap makanan yang berbaris dengan rapih di hadapannya, belum tersentuh. Sang pemilik seperti tak ada selera untuk menyantap pesanannya.

Sudah lebih dari lima menit naura diam, tak bergeming. Dia hanya melamun sambil memainkan ujung kerudungnya, ila yang duduk di sebelahnya hanya menghela nafas berat melihat kelakukan sahabatnya.

Ila menyenggol lengan naura "Makan, keburu bel" Titahnya dengan cepat.

Naura tersadar ia langsung menatap makanan yang beberapa menit lalu ia pesan dengan penuh semangat. Tapi sekarang, seleranya hilang. Makanan itu terlihat membosankan, juga tidak begitu menggugah selera.

EnziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang