Naura mengintip apakah ada orang di luar, setelah di rasa aman. Dia memunculkan semua badannya lalu mengendap endap untuk turun ke bawah. Sejak malam dia tidak makan sama sekali, sibuk menangis di dalam kamar tanpa makan di minum.Badannya di tahan oleh seseorang sontak dia tergejolak kaget. Saat membalikan badan ternyata Gea, Naura hendak menepis tangan Gea namun dia lebih cepat di bawa dalam pelukan bundanya.
Naura merasakan basah di area pundaknya, bundanya menangis? Naura langsung membalas pelukan itu dan sama menumpah kan air matanya.
"Nau tau kan, bunda cuma mau yang terbaik buat kamu. Maaf bunda gak ada bicara apapun sama kamu, semuanya di atur diam diam, bunda sayang kamu" Isak Gea.
Naura mengangguk "Bunda-
Ucapannya di gantung, Naura bingung akan bilang apa."Bunda sama ayah gak bermaksud gitu Nau. Maaf ya sayang udah bikin kamu terluka, maaf banget" Gea melepaskan pelukannya, menyerka air mata Naura lalu mengecupi pipinya.
Naura tersenyum simpul "Aku paham" Perasaanya masih tak tentu.
"Nanti malam gak keberatan bertemu keluarga Azmi?" Tanya Gea, dia sekarang tidak akan melakukan kesalahan yang sama.
Naura diam tidak menjawab membuat Gea menghela nafas.
"Bunda"
Gea diam menunggu ucapan selanjutnya.
"Aku siap dan aku ikhlas buat nerima ini, aku ikut mau bunda sama ayah. Apapun itu" Gea kembali memeluk anak perempuan, dia segera membawa Naura turun ke bawah untuk makan.
°°°
Naura baru saja tiba di kelas hal pertama yang dia cari adalah Azmi, mendapati lelaki itu sedang berbincang dengan Irzan. Segera Naura dekati, tapi sebelumnya dia menaruh tasnya terlebih dahulu.
Azmi sudah memperhatikan dari Jauh, Naura akan pergi menghampirinya. Segera dia menyuruh Irzan pergi keluar sebentar untuk menyampaikan amanah dari mamanya.
Azmi memutar tubuh langsung menghadap Naura, "Kenapa?"
Naura melihat ke kanan dan kiri. "Gue mau ngomong, ikut sini!" Ketusnya.
Azmi menggeleng membuat Naura dongkol. "Disini aja, kalo gak mau gak usah"
Naura meremas geram tangannya. "Lo tau kita mau di jodohin?" Suaranya di buat pelan, mendengar itu Azmi tertawa.
"Tau dari bulan lalu"
Naura di buat kaget dengan jawaban Azmi, jadi selama ini? Semua kegiatan Naura dan apa yang sudah Naura lakukan di sini di ketahui oleh orang yang akan menjadi suaminya? Sialan.
Naura menendang pelan kursi Azmi "Kenapa lo mau sih?!" Geramnya, padahal Azmi sendiri tau bagaimana Naura dia bukan gadis baik baik.
Azmi juga bisa mencari yang lebih baik dari Naura, kenapa dia terima begitu saja. Harusnya Azmi juga ikut membantah sama seperti Naura, jangan iya iya aja.
Azmi bangun dari duduknya "Karna suka" Ucapnya seraya menjauh dari Naura.
Sejenak Naura diam, dia memandangi punggung Azmi yang mulai menjauh. Otaknya blank sekita, savilanya di telan secara kasar setelah sadar. "Stress suka ko sama cewe modelan gue!" Cibir Naura, dirinya sendiri saja kadang ragu apakah dia beneran seorang peremuan?
°°°
Naura terkekeh pelan melihat tingkah Irzan, lelaki itu sedang sibuk mengerjai sahabatnya Fanny. Ponsel gengam milik Fanny di bawa lari ke sana kemari dengan terus mengatakan fotonya alay ihhh. Tapi Irzan tak beneran tau foto apa, hanya bercanda saja.