Setelah perdebatan di uks naura jadi banyak diam, dia merasa canggung saat bersama ila dan fanny. Mungkin sahabatnya itu terlihat santai dan biasa saja, tapi naura merasa sangat gelisah saat bersama seperti ini. Berulang kali ia mencoba untuk menepis perasaan gelisah dalam hatinya, mencoba kembali bersikap normal.
Naura tercekat saat bersitatap dengan fanny, ia segera membuang pandangan.
"Kalian kenapa sih?" Ila merasa ada yang janggal dari kedua temannya. Mulai dari naura yang mendadak diam, dan fanny yang seperti tidak selera mengumpul.
"Berantem?" Ila menatap fanny, gadis itu hanya menggedikan bahunya acuh. Bergantia ia menatap naura, "Nau?"
Naura mengerejap, "Engga papa aku cuma gak nyaman aja sama perut" Alibinya.
"Mendingan pulang aja deh, istirahat di rumah. Sini gue bikinin surat izin" Ila memijit tengkuk naura.
"Gak mau, nanti ketinggalan latihan ujian." Tolaknya.
"Tapi lo beneran bisa nahan kan?" Tanya ila memastikan.
Naura mengacungkan jempolnya pertanda baik-baik saja.
Fanny beranjak dari duduknya setelah ponsel di sakunya berdering, naura menyadari hal itu. Ia segera mengikuti fanny dengan arah pandangannya.
"Nau bentar lagi bulan ramadhan kan, terhitung 1 mingguan lagi lah. Nah, gue sama fanny ada ide bikin acara buka puasa bareng sebelum kita ujian. Bantuin ngomong ke azmi dong, biar dia yang kordinasi sama anak kelas" Ila mencubit-cubit pinggiran roti lalu memakannya, tak ia alihkan pandangannya pada naura.
Melihat temannya tak merespon ia lemparkan suwiran roti pada mulutnya, "Lo gak dengerin gue kan?!" Sewotnya.
"Kenapa la?" Naura membenahi posisinya menghadap ila, "Sorry tadi g-
"Males ngulang!"Tuntas ila.
"Yah marah, maaf dong." Bujuk naura dengan segala kerendahan hatinya.
Ila menautkan alisnya heran, "Kok tumben mau minta maaf ?" Nah kan, heran sendiri ila.
"Dih, apa banget lo!" Naura balik kesal. Keduanya tertawa dengan geli, kadang hal-hal yang tidak jelas seperti ini menjadi sumber tawa yang menggelikan.
Memang konsep pertemanan yang sangat tidak jelas.
°°°
Azmi menyadari naura yang berubah menjadi diam, tak banyak bicara. Dia jadi panik sendiri, apakah datang bulan menyita semua mood yang dimilik Naura? Istirnya itu jadi banyak diam, bahkan jika di ajak bicara tak mau menyaut.Sehati-hati mungkin azmi mencoba tidak merusak mood naura, apapun yang hendak di tanyakan ia pertimbangkan untuk hari ini. Naura seram jika sudah marah, Azmi takut.
"Nau, lapar gak?" Azmi melirik sekilas naura yang sedang memejamkan matanya.
"Jam berapa sekarang?" Nada bicara yang sangat tidak bersahabat. "Jam tu-
Naura meroling matanya malas membuat azmi berhenti bicara. "Artinya lapar, ini udah malam!" Pungkas naura.
"Maaf sayang aku kurang ngertiin kamu" Azmi tersenyum, bukan harus tapi sudah seharusnya ia sabar. tetap semangat ya Azmi.
"Aku mau makan pecel lele yang ada di bogor" Dengan santai dan enteng naura mengatakan itu.
Azmi menghela nafas panjang, "Kenapa harus bogor? Di bandung juga banyak." Anggap saja ini sebuah penolakan dari azmi. Bukan apa-apa tapi ini sudah malam, tidak mungkin keduanya menahan lapar demi makan pecel si bogor.
"Aku maunya di bogor gimana dong?" Naura tetap naura yang keras kepala.
"Kita cari ajak dae-
"Azmi" Panggil naura dengan nada yang sangat lembut, artinya ia tak mau di bantah.
Azmi mengangguk "Oke fine! Kita kesana!"
Naura menoel pelan pipi suaminya, "Enak aja kita, lo ajak kali. Aku di rumah bunda aja tunggu disana" Manis naura.
Azmi gelagapan dibuatnya, apa yang harus ia lakukan sekarang? Mau teriak tapi nanti di geplak kanjeng ratu naura.
"Iya sayang aku beliin" Azmi mencium punggung tangan naura. "Love you reen" Jika mengatakan ini selalu terpancar dari mata azmi.
"Love me too" Jahil naura menunggu ekspresi azmi menjadi datar. Ia terkekeh lalu mencium sekilas pipi azmi, "Love you too ayang!"
"Gemasnya istriku, udah cantik, pinter, baik, perhatian, rajin shalat pula" Puji azmi dengan beruntun. Memang memilik naura adalah sebuah anugerah bagi azmi, tidak hanya menang di cantik gadis itu punya banyak hal baik, walaupun tertutupi oleh kemalasannya. Namun naura sejatinya gadis yang ambisius, juga serius.
Dan itu semua hanya terlihat saat bersama azmi. Only azmi yang tau bagaimana naura sesungguhnya, dan azmi senang untuk hal itu. Hanya dirinya, tak ada lagi yang lain.
"Nau jangan ninggalin aku ya, janji?" Seketika terucap rangakaian kata-kata itu dari mulut azmi.
Naura menoleh, ia tercekat oleh ucapan azmi. Dia kadang takut untuk berjanji seperti ini, takut dia mengecewakan. "Kamu takut aku tinggalin?" Alihnya.
"Selalu, aku selalu ketakutan. Kamu cantik, pinter juga, pasti banyak yang suka kamu. Takut kamu kegoda sama mereka, nanti kamu ninggalin aku" Azmi tersenyum getir.
Naura menatap lurus jalanan di depannya, "Ngeraguin kesetiaan aku?"
Azmi menggeleng "Enggak, cuma takut aja."
"Aku yang lebih takut kehilangan kamu. Setiap hari aku insecure, mati-matian nyoba buat percaya diri. Kamu itu inceran semua cewe-cewe, dan semua cewe yang naksir kamu itu cewe baik-baik, contoh marsya. Kadang aku ngerasa gak pantes buat kamu, aku ngerasa kita gak cocok." Mendadak perasaan naura menjadi sesak. Tiada hari yang ia lewati tanpa rasa insecure di dalam dirinya, setiap saat bersama azmi perasaan itu kian membesar, Naura tau diri jika harus memaksa di cocokan dengan orang seperti azmi.
Azmi tertunduk merasa bersalah mengucapakan kalimat tadi. Ia meminggirkan mobilnya, di tangkup wajah naura menggunakan tangannya.
"Kamu lebih baik dari mereka semua, gak ada yang lebih baik dari kamu. Maafin kata-kata aku tadi, jangan takut kehilangan aku. Kesetian aku gak bisa di ukur sama apapun, aku cinta sama kamu bahkan kalau aku harus menghabiskan nafas aku untuk kamu, aku mau. Jangan nangis ya sayang, jangan takut juga. Aku disini dan selamanya disini" Azmi membawa naura pada pelukannya.
Hanyut dalam dekapan yang hangat, naura tumpahkan rasa sedih dan takut dalam dirinya. "Aku banyak kurangnya, kenapa kamu mau sama aku" Tangisnya semakin jadi.
"Aku datang dan pilih kamu bukan buat nyari semua kesempurnaan kamu, aku mau lengkapi yang kurang dalam diri kamu. Bukan cuma kamu, aku sendiri juga masih banyak kurangnya. Aku mau belajar mengerti tentang kurang kamu dan menerima semua kekurangan kamu, tapi sejauh ini aku gak nemu. Kamu terlalu sempurna naura" Azmi berbisik dengan lembut di telinga naura.
"Terimakasih ya sudah hadir dan lahir sebagai naura" Azmi mengecup kening naura.
****
Comment dong untuk part ini gimana, oghe?!
🌟💬 jangan lupa di teken ya kaka-kaka!
ig : ___bbluwbbry___
kritik dan saran bisa di isi sebelah sini >
KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi
Подростковая литература"Satu kelas, satu sekolah, tapi gak harus satu rumah!"