Hai! Assalamualaikum wa rahmah! teman-teman daring yang setia membaca novel Cinta Subuh! Alhamdulillah, Novel Cinta Subuh sudah berhasil terbit cetak. untuk teman-teman yang nggak sabar membaca Cinta Subuh sampai selesai, bisa langsung memesan di toko daring semacam Shopee, Tokped, dan kawan-kawan. atau kalau sedang jalan-jalan, bisa mampir ke toko buku kesayangan teman-teman untuk mendapatkan Novel Cinta Subuh!!
Oh iya, saya sedang menulis judul baru, "Mengejar Halal" dan "Terlambat" InsyaAllah akan saya tulis di Wattpad juga, mohon dukungannya.
sapa saya di akun instagram : @aliifarighi
Selamat membaca dan semoga bahagia!!!
ANGGA
Betul bahwa Indonesia sudah terlalu banyak memiliki masyarakat yang mabuk agama. Ada orang-orang yang merasa berhak menggantikan Tuhan hanya karena lebih sering datang ke pengajian, ada yang menganggap orang lain dengan keyakinan berbeda adalah musuh yang halal darahnya, dan mereka menyebarkan pemahaman radikal mereka lewat berbagai lembaga pendidikan. Aku sepakat sepenuhnya dengan pembicara-pembicara barusan, radikalisme tumbuh subur di Indonesia, lewat pergerakan politik berkedok agama.
"skeptis sekali kamu, Ngga," jawab Ghani setelah mendengar kesimpulan dan pendapatku terkait materi seminar barusan, "kalau kita berpikir begitu semua, akhirnya kita Cuma suudzon dengan orang-orang yang mencoba hidup dengan landasan agamanya!" kami melanjutkan diskusi setelah seminar sambil berjalan menuju parkiran motor.
"ya silahkan aja kalo lo nggak sependapat, yang jelas menurut gue begitu"
"jadi kalo ada orang Islam mencoba menegakkan syariah, menurut sampeyan salah?"
"bisa salah bisa bener"
"maksud?"
"syariah yang bagaimana dulu? Kalau menghalalkan darah non-muslim syariah juga bukan?" iya, beberapa isu terkait politik dan agama di Indonesia belakangan ini membuat aku dan mungkin banyak muslim lain mudah nyinyir dan skeptis terhadap syariah.
"ya jangan begitu berpikirnya," Ghani masih mencoba melunakkanku
"gini Ghan, Indonesia ini kaya karena perbedaan, ada beda agama, suku, ras, bangsa, dan orang-orang radikal ini, yang kebetulan beragama Islam, sedang berusaha menyeragamkan kita. Ini masalahnya!"
"ah, sampeyan iki betul-betul sudah skeptis sama saudara sesama muslim!" Ghani terlihat tidak berniat melanjutkan diskusi, "sudahlah, kita sepakat untuk tidak sepakat!"
"yang penting kita setuju kalau muffin tadi enak!" jawabku sambil tersenyum.
"sepakat!" Ghani tersenyum
Kami mendekati parkiran ketika kudapati sosok yang kunanti selama seminggu lebih ini. Wanita yang membuat matahari kalah bersinar. Ratih. Seketika itu, bahagia menyeruak dalam dada, mengingat kebaikan Ghani yang memaksaku hadir di tempat ini dan bukan di nikahan Mira.
'Wah gilaaa, takdir memang luar biasa! terima kasih Tuhan atas segala rencana tak terduga yang kau gariskan dalam hidup hamba!' aku bersorak dan berglorifikasi dalam hati.
"Ghan, lo emang temen gue paling the best!"
"ha?"
"lo pulang duluan, gih, gue ada perlu!"
Aku berlari meninggalkan Ghani yang mungkin kepalanya dipenuhi tanya. Dengan setengah berlari aku mendekati punggung Ratih, sampai pada jarak yang kurasa suaraku sudah mencapainya, aku menyapa.
"Assalamualikum, Ratih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Subuh
RomanceAngga baru saja putus cinta. Bukan pertama kali, tapi kali pertama dengan mudah ia lupakan mantan pacarnya. Sebabnya Ratih, perempuan seusianya yang wajahnya menjadi tempat berkumpul cahaya. Tapi Ratih bukan seperti perempuan muda umumnya, prinsipny...