Cinta Subuh pt 27

4.4K 173 132
                                    


Assalamualaikum, sahabat online!!!

Apa kabar? semoga berlimpah rahmat dan syafaat selalu, semoga meski sedang dirundung awan kelabu, segera terbit cahaya harapan baru, semoga yang sedang alami kesulitan dipertemukan dengan sebaik-baik jalan.

Cinta Subuh sedang menjalani transformasi untuk masuk ke layar lebar, mohon do'a dan dukungannya, ya.

Insya Allah, karya-karya saya berikutnya segera meluncur, semoga berkenan menjadi pembaca, amin!!!

Selamat Membaca!!!

RATIH

Waktu yang dibutuhkan lelaki muslim biasa untuk wudhu salat dan berdo'a adalah sekitar lima sampai sepuluh menit, waktu yang cukup untukku mengembalikan keadaan hati menjadi normal, yang setelah sejak obrolan kami dimulai entah apa sebabnya, menjadi berdebar luar biasa. Tentu saja bukan jatuh cinta, aku menolak habis-habisan dalam hati, mana mungkin jatuh cinta begitu saja pada laki-laki yang mendadak muncul, belum kukenal jelas bibit, bebet, dan bobotnya.

Sambil menunggu Angga, aku mengeluarkan komik hasil adaptasi Astroboy karya Osamu Tezuka, Pluto, buatan Urasawa Naoki. Pluto mengisahkan masa depan yang tidak terlalu jauh di waktu manusia dan robot hidup berdampingan. Tokoh utamanya seorang robot polisi bernama Gesicth, yang walaupun robot, tapi memiliki emosi dan perasaan seperti manusia, malah kalau boleh kubilang, lebih manusia dibanding manusia.

"Wah," kata Angga yang kelihatan baru saja menyelesaikan pertemuan dengan Tuhan, "itu serius kamu baca gituan?"

"ini?" kataku sambil menunjukkan sampul komik Pluto jilid tujuh yang sudah kubaca lebih dari setengahnya, "kenapa emangnya?"

Angga tidak menjawab, membuatku bertanya-tanya, dia langsung mengambil posisi duduk tegak yang agak aneh di hadapanku, menghabiskan Caramel latte miliknya dan hanya menyisakan sedikit foam, dan menepuk kedua pipinya dengan kedua tangannya, "ini pasti mimpi,"

"apa sih, Ngga?" tanyaku penasaran

"aku tuh kayak gak percaya gitu, Ra," katanya, "ini kayak mimpi, kamu udah macam paket lengkap yang Tuhan kirim sesuai do'a-do'aku, gak tau amalan apa yang kubuat sampai kamu juga baca Pluto," jelasnya.

"berlebihan," kataku, "normal kok baca Pluto, orang bagus"

"normal itu baca Naruto, Bleach, One Piece, itu baru normal!" katanya menjelaskan, manga mainstream yang disukai banyak orang, "yakin deh, Ra, kita ini jodoh!"

"karena aku baca Pluto?"

"karena kita cocok satu sama lain!"

"kata siapa?"

Angga memperbaiki posisi duduknya, memajukan kursinya dan membuatku harus sedikit mundur agar wajah kami tak bertatapan terlalu dekat.

"aku ada permainan, namanya 'Kenal Lebih Baik' peraturannya begini, kita akan gantian bertanya dua pilihan terus kita jawab bareng-bareng, maksudku gini, contoh aja ya! Misalkan aku duluan mulai tanya ke kamu kopi atau I? Terus dalam hitungan tiga, kita jawab bersamaan pilihan kita, gitu!"

"dan itu akan membuktikan kita bukan jodoh?" jawabku.

"akan membuktikan kita jodoh," jawabnya penuh percaya diri.

Nggak buruk, pikirku, "oke, ayo!"

"Gorilla atau orang utan?" katanya tiba-tiba, membuatku tertawa membayangkan dua primata yang sering disiksa manusia tersebut.

"kok gitu..," jawabku, sedikit tertawa.

"jawab aja, satu, dua tiga!"

"Orang utan!" kami menjawab hampir bersamaan, "giliranmu," kata Angga

"naga atau Lamborghini?" tanyaku.

"naga, dong!" Angga menjawab cepat tanpa menunggu hitunganku.

"kok jawab duluan, gimana.., yang bikin permainan malah gak paham..." kataku protes.

"maap-maap, refleks, naga sih...haha," jawabnya, "emang kamu pilih apa?"

"naga juga, sih.." jawabku agak malu-malu.

"see?" kelihatan betul dia sedang senang dan bangga.

Aku tertawa.

"giliranku," kata Angga, "unicorn atau pegasus?"

"pegasus, lah!" kali ini giliranku menjawab tanpa menunggu hitungan dari Angga, "pegasus punya sayap, bisa terbang, unicorn kelebihannya apa? punya tanduk satu, kalau ada beneran pasti nasibnya sama kayak badak bercula satu, punah diburu manusia!" aku menjelaskan panjang lebar, Unicorn dan Pegasus adalah kuda mitologi yang tidak benar-benar nyata, walau aku berharap mereka nyata, berbeda dengan Pegasus yang gagah, bersayap, dan sering muncul menjadi kendaraan para jagoan mitologi seperti Hercules dan Perseus, Unicorn adalah hewan yang hanya cantik dan bertanduk, hampir tidak ada beda dengan kuda biasa, dan disukai anak kecil perempuan pada umumnya.

"iya,iya," Angga mengamini sambil tertawa, sepertinya senang sekali, "aku juga Pegasus, siapa yang milih unicorn coba? Kuda bertanduk, apa bedanya sama badak?" katanya berseloroh

"unicorn itu badak yang diet!" aku menimpali.

Kami tertawa bersama.

"tuh, kan, cocok lho kita, Ra," kata Angga setelah kami berhenti tertawa, "kalau kita berdua ikut aplikasi atau situs perjodohan pasti kita match 100%" katanya.

Aku hanya tersenyum, kemudian melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah enam. Hampir maghrib.

"udah jam segini," kataku

"pulang?" katanya mengerti

"tunggu maghrib, kamu salat dulu, nanti habis salat maghrib baru antar pulangnya," jawabku

Angga mengangguk setuju.

Kemudian kami melanjutkan obrolan kami sampai Adzan Maghrib berkumandang. Saat itu, tanpa komando dariku, Angga izin berpamitan untuk bercengrama dengan Tuhan. Kebetulan warung kopi kekinian tempat kami mengobrol jaraknya hanya tiga sampai lima menit jalan kaki dari mushalla terdekat.

Sambil menunggu Angga, aku melanjutkan membaca Pluto. Tidak fokus, karena sambi mencoba menjawab pertanyaan yang tercecer di kepala, tentang kedekatanku yang mendadak dengan Angga, tentang sebab dibalik kenyamanan dalam hati, tentang debaran tanpa henti yang sebelumnya tidak pernah kurasakan.

Dan tidak ada jawaban yang lebih masuk akal kecuali dua kata: Jatuh. Cinta.

Cinta SubuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang