Vania berlari di depan gerbang sekolah, 2 menit lagi dia belum masuk ke sekolah, pasti Vania kena hukuman.
"Cepetan mas mba, lari-lari ayo udah siang ini!" Celetuk pak Bagyo selaku kesiswaan SMA Kebangsaan.
Vania kemudian berjalan ketika sudah sampai koridor sekolah.
"Anjay cape banget gue, pagi-pagi gini udah harus lari-lari aja." Celetuk Vania sambil terengah-engah nafasnya.
"Vania..." Tiba-tiba seseorang memanggil Vania, sontak Vania menoleh ke sumber suara.
"Eh Rayan."
"Lk baru berangkat juga?" Tanya Rayan.
"Iya nih, biasa kesiangan. Ehh lo juga baru berangkat? Tanya Vania.
"Iya nih, sama tadi ban motor gue bocor, jadi gue harus nambal ban dulu.
Vania dan Rayan berjalan menyusuri koridor sekolah.
"Ehh Van lo mau kemana? Bukannya arah kelas kita naik?"
"Gue mau ke kantin dulu, males banget gue ikut literasi. Lagian gua juga laper." Jawab Vania.
"Gue boleh ikut? Kebetulan gue laper." Sebenarnya Rayan tidak lapar, karena tadi dia sudah sarapan. Dia hanya ngeles supaya bisa terus bersama Vania.
"Boleh lah sans aja, lagian kantin tempat umum juga."
Sesampainya di kantin Vania membeli Bakpao dan segelas kopi hangat. Dan Rayan hanya membeli kopi.
"Lo suka kopi Van?"
"Iya gue suka banget ngopi. Kadang kalo mood gue lagi down biasanya gue ke caffe buat nenangin diri sambil minum kopi."
"Emm... boleh kapan-kapan gue ajak lo ke cafe buat ngopi bareng?"
Belum Vania menjawab, Vania langsung bangun dari tempat duduk dan menarik tangan Rayan untuk segera pergi meninggalkan kantin.
"Rayan ayo cepet pergi!" Sontak Vania sekaligus refleks menarik tangan Rayan.
"Ada apa Van?" Tanya Rayan yang kebingungan dan mengikuti Vania.
"Udah ayo lari dulu."
Vania dan Rayan berlari ke arah koridor kelas XI.
"Heh..heh..heh." Nafas Vania yang terengah-engah sangat jelas terdengar.
"Lo gapapa Van?" Tanya Rayan.
"Gapapa kok."
"Oh iya, tadi emang ada apa lo sampe narik tangan gua."
"Tadi tuh ada pak Bagyo, makannya gua langsung narik lu. Males banget kalo harus di hukum."
"Ohh gitu. Thanks btw udah narik gua." Kata Rayan.
"Iya sans aja Ray. Oh iya gue ke kelas dulu ya." Ucap Vania.
"Oke Van."
Setelah Vania pergi, Rayan baru ingat dia belum mendapatkan jawaban Vania tentang pergi ke cafe.
"Aduh gue lupa nanyain lagi ke Vania."
Vania memasuki kelas, terlihat dua sahabatnya sedang gelisah menunggu ke hadiran Vania.
"Woi lo dari mana aja cuy? Gue kira lo mau bolos ahaha." Celetuk Fera.
"Ngga tadi gue ngantin dulu." Jawab Vania dengan santainya.
"Wah parah2 ngantin ngga ngajak2." Jawab Sela.
"Males banget gue ngajakin lo. Eh btw mana sini oleh² dari Jogja?" Minta Vania.
"Sorry girl, tadi gue bawa Bakpia, tapi udah habis gue makanin sama Fera trus sama yang lain. Lo sih kelamaan."
"Yaelah anjir, gue ngga di sisain. Temen laknat lo." Jawab Vania yang disambar gelak tawa dari kedua sahabatnya.
Pelajaranpun di mulai. Sekarang waktunya pelajaran Biologi. Semua siswa memperhatikan pak Agus yang sedang menerangkan.
Tingggg... Bel istirahat pun berbunyi. Vania, Fera, dan Sela pergi ke kantin.
"Eh Van, kemarin lo nonton futsal sama siapa?" Tanya Fera.
"Gue berangkat sendiri, terus pas di GOR gua ketemu Rayan." Jawab Vania.
"Hah Rayan yang anak pindahan JB itu? Yang anak basket kan? Tanya Fera.
"Iya itu anak JB. Sebelum guae berangkat ke GOR, ada yang WA gue, dan itu Rayan, eh pas di GOR gue juga ketemu sama Rayan."
"Wah asik jangan2 jodoh." Jawab Fera dan Sela bersamaan.
"Apaan si." Tepis Vania dengan wajah memalas.
"Kalo kata gue mending lo sama Rayan aja, dari pada lo mikirin mantan lo yang udah nyakitin lo, mungkin Rayan jawabannya." Celetuk Sela.
Flashback On
"Makasih sayang udah dateng." Ucap Defan kepada Anya.
"Iya sayang sama-sama." Jawab Anya.
Kemudian Defan memeluk Anya.
Brakkk...
Sontak Vania menjatuhkan kotak nasi yang dia bawa untuk Defan.
Sengaja dia membawa kotak nasi untuk Defan yang sedang mengikuti pertandingan basket.
Vania pun berlari, berusaha menahan air mata yang sudah akan menetes.
"Sayang...sayang tunggu aku bisa jelasin." Ucap Defan sambil mengejar Vania.
Vania terus berlari sambil menyeka air mata yang lolos ke pipinya.
Defan berhasil meraih tangan Vania, membuat Vania terhenti.
"Sayang aku bisa jelasin." Kata Denfan.
"Apa? Apa yang mau lo jelasin Def? Apa salah gua? Kenapa lu tega selingkuh dari gua? Puas lu nyakitin gua?" Kata Vania sambil menangis.
"Engga sayang ini ngga seperti ap..." Belum selesai bicara, Vania sudah memotong perkataan Defan.
"Udah jelas lo bilang sayang ke cewe itu." Ucap Vania sambil berusaha menahan tangisnya.
Tangan Defan berusaha menyeka air mata Vania, yang langsung di tangkis oleh Vania.
"Mulai sekarang gue mau kita putus, puas lo Def nyakitin gue? Gue kira lo udah berubah nyatanya gue salah". Ucap Vania lalu pergi meninggalkan Defan.
"Vann... Vaniaaa." Ucap Defan yang tidak di balas oleh Vania.
Flashback Off
---
Terimakasih udah nyempetin baca. Maaf kalo masih banyak typo. Smoga suka❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part [On Going]
Teen FictionApa yang dipikirkan Vania ternyata salah. Tentang hubungan yang selama ini dia bangun bersama Defan. Vania kira Defan akan menjadi Best Part nya sampai kapan pun, nyatanya itu semua salah. Defan terlanjur merobohkan tembok kepercayaan yang Vania ber...