Seperti yang sudah Darell rencanakan, pagi ini dia menjemput Vania untuk berangkat ke sekolah bersama.
Di kamarnya Vania tengah bersiap-siap untuk turnamen futsal hari ini. Vania kini sudah menggunakan jersey futsal tim Kebangsaan.
"Anjas, kapan ya terakhir ngerasain deg-degan mau tanding? Keren bgt si gue nih pake jersey haha," ucap Vania sambil bercermin di kamarnya.
Vania mengenakan jersey yang dominan berwarna hitam bercampur toska. Vania mengenakan sepatu futsalnya yang berwarna toska pula.
"Bismillah semoga lomba hari ini sukses," ucap Vania di depan cermin kamarnya sambil memejamkan matanya.
Vania meraih tasnya dan turun ke bawah menuju ruang makan. Vania sarapan bersama papah, mamah, dan adiknya Vero.
"Wih keren banget lo kak pake jersey," ucap Vero.
"Jelas dong haha," jawab Vania sambil tertawa.
"Kak beliin gue jersey dong yang warna itu," ucap Vero sambil menampakan giginya.
"Dasar giliran ada maunya aja lo muji gue," ucap Vania.
"Ngga sih kali ini lo keren kak," ucap Vero meyakinkan.
"I know, before you said," jawab Vania.
"Anzay," ucap Vero sambil memutar bola matanya.
"Udah2 kaka adik nih gaboleh ribut terus," ucap papah Vania menengahi.
"Vania semangat ya lombanya, jangan lupa berdoa, dan tetep hati-hati, semoga menang," ucap papah Vania tersenyum.
"Aamiin makasih pah," ucap Vania sambil tersenyum.
"Mau berangkat sama papah? bawa mobil sendiri apa dianter?" Tanya papah Vania.
"Ngga usah pah, Vania berangkat sama Darell," ucap Papah Vania.
"Darell sahabat sedari SD kamu?" Tanya papah Vania.
"Iyaa pah," jawab Vania tersenyum.
Mamah Vania akhirnya selesai menyiapkan sarapan. Mereka pun sarapan bersama-sama. Sangat menyenangkan bisa sarapan satu keluarga dengan penuh harmonis.
Vania pamit untuk berangkat ke sekolah. Vania berjalan keluar rumah dan menunggu Darell di teras rumah.
"Kak, nih minum lo ketinggalan," ucap Vero sambil memberikan botol minum.
"Makasih ya ade gue tergans," ucap Vania sambil tertawa.
"Jelas lah lo baru nyadar emang ka," ucap Vero.
"Ya kan emang lo satu2nya ade gue yang cowo jadi lo ganteng lah ya kali cantik," ucap Vania tertawa.
"Ah punya kaka ga pernah nyenengin adenya, awas aja lo ka," ucap Vero.
Vania mengacak rambut Vero "Hehe bercanda kok Ro. Doain gue menang ya, ntar kalo gue menang gue ajak lo main deh qtime ade kaka, kan udah lama ga main ya haha," ucap Vania.
"Males lah ngapain doain lo, lo aja jahat sama gue," ucap Vero malas.
Vania melotot mendengar perkataan adiknya itu.
"Ngga bercanda, pasti lah lo ga minta juga gue doain kali kak, btw menang ga menang lo harus ajak gue hangout ga mau tau," ucap Vero sambil memperlihatkan giginya.
"Iya Verooo. Belajar yang bener ya di sekolah," ucap Vania sambil tersenyum.
"Ya dong gue kan mau masuk SMA lo ka," ucap Vero sambil tersenyum.
OMG!!! Akhirnya mereka ngomong ga pake ribut. Masih setengah sadar mungkin mereka, makannya gapake ribut, hehehe. Lanjut!!
Motor ninja merah memasuki pekarangan rumah Vania. Cowok dengan helm full facenya hitam dan baju jersey yang sama dengan yang Vania kenakan. Ya, itu adalah Darell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part [On Going]
Teen FictionApa yang dipikirkan Vania ternyata salah. Tentang hubungan yang selama ini dia bangun bersama Defan. Vania kira Defan akan menjadi Best Part nya sampai kapan pun, nyatanya itu semua salah. Defan terlanjur merobohkan tembok kepercayaan yang Vania ber...