Vania terbangun dari tidurnya karena mendengar notif di hp nya.
Pesan Whats App
RayanVan, tadi lo belum jawab pertanyaan gue
Soal ngafe bareng
Gimana lo mau ngga?Oiya.
Iya gue mau.Mau kapan nih?
Nanti malem lo bisa?
Iya bisa, jam 7 ya.
Oke siap, shareloc ya Van, biar gue jemput.
Ga usah lah ngerepotin.
Ngga lah, gue yang ngajak masa ngga gue jemput.
Oke deh.
Jam menunjukan pukul 18:45. Vania tengah bersiap-siap untuk pergi ke caffe bersama Rayan. Vania mengenakan kemeja hitam dipadukan jeans biru dan juga sepatu sneaker.
Rambut Vania terurai, manis sekali ditambah liptint merah menghiasi bibir Vania.
Vania meraih hpnya kemudian memasukan ke Sling bag abu-abunya.
Baru Vania akan keluar kamar, mamahnya memanggil Vania.
"Vania ini ada temennya, turun nak." Kata mamah Vania.
Vania pun keluar dari kamarnya.
"Kamu rapi banget, mau kemana si? Itu pacar kamu ya Van?" Ledek mamah Vania pada Vania.
"Apaan si mah, itu temen Vania kok". Jawab Vania sambil tersenyum malu.
"Temen apa temen nih?" Tanya mamah Vania sambil berjalan menuju ruang tamu.
"Ih mamah temen". Jawab Vania.
Vania dan Ayu sudah berada di ruang tamu, terlihat Rayan duduk di sofa ruang tamu.
Rayan langsung berdiri dan tersenyum.
"Cantik banget gila". Gumam Rayan dalam hatinya.
"Udah kenalan belum mah sama Rayan?" Tanya Vania.
"Udah dong tadi Rayan salaman langsung memperkenalkan diri." Jawab Ayu sambil tersenyum.
"Ya udah mah Vania pamit keluar dulu ya mah, bye". Pamit Vania.
"Iya hati-hati ya Van, Rayan." Jawab Ayu.
"Iya mah". "Iya tante". Jawab Vania dan Rayan bersamaan.
Rayan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sambil diiringi musik yang memecah keheningan diantara mereka berdua.
Akhirnya mereka sampai di Caffe. Rayan membukakan pintu mobilnya, kemudian Vania turun.
Mereka berdua memasuki Caffe. Dan duduk di bagian pojok.
"Lo mau pesen yang mana Van?" Tanya Rayan.
"Emm yang ini aja Vanilla Latte." Jawab Vania.
"Oke bentar ya gue pesen dulu." Kata Rayan.
Rayan menuju meja pemesanan untuk memesan kopi.
Tiba-tiba muka Vania berubah seketika menjadi sendu ketika dia melihat masa lalunya tengah bermesraan bersama cewe perebut kebahagiaanya.
Rayan kembali kemejanya membawa 2 cup Vanilla Latte.
"Ini Van kopinya. Eh lo kenapa Van? Kok lo kaya sedih gitu? ". Tanya Rayan.
"Makasih ya Ray. Ngga papa ko." Jawab Vania kemudian melihat kearah Defan kembali.
Rayan ikut melihat arah yang ditatap Vania. Dan Defan melihat Vania dan Rayan.
Hampir Defan menghampiri Vania, Vania bangun dari duduknya.
"Ray kita pindah tempat aja yuk". Ajak Vania kesal.
"Loh kenapa Van?" Tanya Rayan, padahal dia tau pasti karena Defan.
"Nggapapa." Jawab Vania sambil berdiri kemudian mulai berjalan keluar dari caffe.
Mereka berdua kini berada di mobil, terlihat sekali tatapan kosong Vania.
"Van lo baik-baik aja?" Tanya Rayan.
Seketika air mata lolos di pipi Vania. Rayan langsung menyeka air mata Vania.
"Sorry Van." Kata Rayan saat akan menyeka air mata Vania.
"Lo kenapa nangis? Gua salah ya pesen kopinya? Apa kelamaan?" Tanya Rayan pura-pura gatau.
"Gue cuma keinget rasanya di khianatin sama orang yang gue cinta, gue percaya, sakit banget." Kata Vania sambil menitihkan air matanya.
Sontak Rayan memeluk Vania menenangkan Vania.
"Udah Van lo jangan nangis lagi ya, berarti dia emang ngga pantes buat lo." Kata Rayan menenangkan Vania.
"Gue ngga nyangka aja dia bisa giniin gue, gue kira dia tulus sayang sama gue, gue selalu jaga hati gue buat dia, dia malah bagi hati dia buat orang lain." Kata Vania sambil menahan tangis.
"Lo masih belum bisa move on dari mantan lo itu? Tanya Rayan."
"Engga si, cuma gue ngga nyangka aja dia begitu sama gue". Jawab Vania.
"Dasar cowo bego, udah dapet permata malah milih batu akik". Kata Rayan.
Sontak Vania tertawa mendengar perkataan Rayan barusan.
"Eh kok ketawa si?" Tanya Rayan.
"Abisnya lucu." Kata Vania.
Kemudian mereka meminum kopi yang mereka beli tadi dan bergegas pulang.
***
Vania berjalan masuk kedalam sekolahan. Terlihat kerumunan siswa siswi di tengah lapangan basket.
"Ada apaan nih? Perasaan gua ngga telat." Vania bergegas menuju lapangan.
Terlihat 2 orang tengah bertanding basket satu lawan satu.
"Kok bisa mereka?" Gumam Vania terkejut.
---
Semoga suka ya, jangan lupa vote🖤🖤🖤
Makasih udah sempetin baca ceritaku, ditunggu masukannya📩
Semoga menghibur juga✨

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part [On Going]
Teen FictionApa yang dipikirkan Vania ternyata salah. Tentang hubungan yang selama ini dia bangun bersama Defan. Vania kira Defan akan menjadi Best Part nya sampai kapan pun, nyatanya itu semua salah. Defan terlanjur merobohkan tembok kepercayaan yang Vania ber...