04•Roof Top

45 21 4
                                    

Sorai penonton menggema dilapangan, ya walaupun bukan pertandingan besar kalau menyangkut Defan Afit Zefano XI IPS 3 semua cewe akan histeris meneriakinya.

Ya namanya juga Most Wanted SMA Kebangsaan. Katanya sih, tapi lupain aja percuma ganteng kalo hobbynya mainin hati cewe.

Defan juga terkenal playboy. Suka mainin cewe, banyak cewe yang dia dekati tapi 1, 2 bulan ditinggalin. Defan ngga pernah serius sama cewe yang dia gebet.

Defan juga pernah mendekati Kaka kelas, kelas 12 tapi ya cuma di jadiin penghilang rasa bosannya.

Kecuali dengan Vania. Mereka memang hampir satu tahun pacaran. Ini bener2 rekor buat seorang Defan.

Tapi pada akhirnya Defan menduakan Vania, entah karena sekedar bosan dengan Vania atau sudah memalingkan perasaanya untuk Anya.

Tak sedikit pula yang meneriaki Rayan, banyak yang baru tau kalau Rayan cowok populer JB pindah ke SMA Kebangsaan.

Terlihat Defan dan Rayan sedang bertanding basket satu lawan satu.

"Hah kok Rayan bisa sama Defan". Gumam Vania.

Tiba-tiba Fera dan Sela menghampiri Vania.

"Woi Van itu doi lo sama mantan lo lagi duel." Kata Sela.

"Gara-gara apa si?". Tanya Vania.

"Gara-gara rebutan lo kali". Jawab Fera.

"Hah? Kok gue?" Vania terdiam dan merenungi kata-kata Fera.

Pertandingan semakin sengit dimana poin mereka sama-sama 4. Suara penonton menambah sengit pertandingan duel ini.

"Defan sayang semangat, kamu pasti menang sayang". Teriak Anya pacar Defan sekarang.

Sorai penonton semakin riuh menggema di lapangan.

"Pritttt...." Tiba-tiba suara pluit dibunyikanya, ya siapa lagi kalau bukan pak Bagyo.

"Ada apa ini rame-rame? Kalian ngga denger bel masuk? Masuk semuanya ke kelas masing-masing! Pritttt". Tegas pak Bagyo.

Semua siswa berlarian menuju kelas masing-masing, karena tidak mau terlalu lama kena omel pak Bagyo.

"Inget urusan kita belum selese." Kata Defan kepada Rayan.

Hanya dibalas senyuman sinis oleh Rayan.

***

Vania terduduk di bangku kelasnya. Vania masih memikirkan pertandingan basket tadi pagi.

Dia memikirkan dari mana Rayan kenal dengan Defan? Apa mereka sudah kenal sebelum Rayan pindah? Atau mereka berdua rival? Atauuu?????

Pikiran Vania riuh tidak fokus sama sekali dengan pelajaran Kimia yang sedang berlangsung.

Bel istirahat berbunyi, Vania menuju kantin bersama Sela dan Fera.

Saat berjalan di koridor kantin, tiba-tiba ada yang mencekal tangannya. Sontak Vania menangkisnya.

"Lepasin, apa2an si lo? Belum puas nyakitin gue?" Kata Vania sambil menarik tangannya dari cengkraman Defan.

"Van maafin gue, gue nyeses..." Belum Defan menyeleasikan pembicaraannya dengan Vania, tiba² ada yang memanggilnya.

Best Part [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang