05•Latihan

38 19 3
                                    

Sore ini Vania ada latihan Futsal bersama tim futsal sekolahnya. Sekitar 2 Minggu lagi tim SMA Kebangsaan akan menghadapi turnamen Futsal Putra dan Putri.

Jadwal latihan futsal dan basket memang bersamaan. Terlihat Defan sedang berlatih basket bersama timnya. Rayan juga ada di sana.

Mata Defan selalu memperhatikan setiap gerak-gerik Vania. Tak dapat di bohongi dari sorot matanya Defan masih menginginkan Vania menjadi miliknya.

"Gue akan bikin lo balik lagi ke gue Van." Batin Defan.

Rayan ternyata memperhatikan Defan yang sedari tadi memandangi Vania.

"Kali ini lu ngga akan bisa rebut apa yang bikin gue bahagia Def." Batin Rayan.

Vania dan timnya masih berlatih futsal. Kali ini mereka sedang bertanding. Tiba-tiba Vania terpleset karena licin.

Sontak Defan dan Rayan berlari menuju Vania dan mengulurkan tangan mereka untuk membantu Vania bangun.

"Van lu nggapapa?" Tanya Defan dan Rayan bersamaan.

"Engga ko, makasih." Kata Vania sambil bangkit sendiri.

Vania beristirahat sejenak di pinggir lapangan, Ia memijit kakinya yang tampaknya lebam dan sedikit lecet karena jatuhnya cukup keras, pada saat itu Vania sedang berlari kencang.

Vania izin menuju UKS untuk mengobati kakinya. Vania berjalan pelan karena ia merasakan perih di kakinya.

Vania membersihkan luka kakinya lalu mengobati kakinya yang lecet menggunakan obat merah.

"Ah sial bentar lagi turnamen malah gue jatuh." Gerutu Vania kesal.

Vania keluar dari UKS dan meminta izin kepada pelatih untuk pulang lebih awal.

Vania mengambil tasnya dan berjalan menuju ke parkiran.

Hari ini Vania sengaja diantar karena dia latihan futsal dan mamahnya tidak mengizinkan Vania membawa mobil sendiri karena tau Vania pasti capek setelah latihan futsal.

Vania ingin menelfon sopir pribadinya, tapi ternyata hpnya lowbat.

"Aduh lowbat lagi sial banget". Gerutu Vania kesal.

Tiba-tiba ada yang menghampiri Vania.

"Van lo mau pulang?" Tanya Defan

"Iya". Jawab Vania datar.

"Ya udah gue anter ya Van, kaki lo pasti sakit juga kan?". Bujuk Defan.

"Ga usah". Jawab Vania.

"Ayolah Van lu masih benci sama gua?". Tanya Defan.

Tiba-tiba Rayan menghampiri Vania dengan motor Ninjanya.

"Ayo Van pulang, maaf ya harus nunggu lama tadi gue ke toilet dulu". Kata Rayan seakan mereka sudah janjian akan pulang bersama.

Dalam hati Vania bingung kenapa Rayan mengucapkan itu, tapi ini kesempatan buat Vania memanas-manasi Defan.

"Iya Rayan nggapapa kok". Kata Vania sambil menaiki motor Rayan.

Rayan dan Vania berlalu meninggalkan Defan di parkiran.

"Sial Rayan lagi!" Gumam Defan.

Diperjalanan Vania bertanya kepada Rayan.

"Kok lo bisa sih ngomong kaya gitu tadi di depan Defan? Padahal ngga janjian pulang bareng."Tanya Vania

"Gua tau lo tadi ngga nyaman banget, sorry kalo perkataan gua tadi bikin lu gimana-gimana." Jelas Rayan.

Best Part [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang