10. Untitled

453 68 6
                                    

Bila cinta kita tak kan tercipta
Ku hanya sekedar ingin tuk mengerti
Adakah diriku singgah di hatimu
Dan bilakah kau tau kau yang ada di hatiku

🌻🌻🌻🌻🌻

Raka mengusak matanya kasar. Segera menjauhkan tubuhnya dari tempat tidur, sambil sesekali menguap. Ya, lelaki itu baru saja bangun tidur. Di jam 8 minggu pagi ini, Raka sudah terbangun dan akan segera bergegas. Bersiap-siap.

Hari ini, minggunya akan terisi oleh Kelana dan seminar kesehatan mental yang di selenggarakan oleh Holduthight. Akan menjadi hari yang sangat panjang dan melelahkan. Tapi juga hari yang mendebarkan.

Hari ini, Raka akan melihat sosok Kelana dengan dimensi baru.

Raka menuruni satu persatu anak tangga. Matanya ia edarkan ke seluruh penjuru rumah yang bisa di jangkaunya.

"Bunda... Bunda...."

Beberapa kali ia memanggil sang bunda, namun tak juga ada jawaban. Rumah juga rasanya sangat sepi. Kemana semua orang?

"She's not here.. tadi bilangnya mau ke Yogya. Sama Om."

Sahut seorang gadis dari arah dapur yang dengan santainya meniup-niup cairan di cangkir yang ia bawa dari sana. Gadis itu langsung melengos meninggalkan Raka yang masih mematung di anak tangga terakhirnya.

Ah, iya, Yogyakarta. Raka lupa jika tadi malam Bundanya bilang akan pergi ke Yogyakarta selama dua hari untuk menemai Ayah dengan urusan bisnisnya. Bagaimana bisa Raka bangun siang dan melewatkan saat-saat keberangkatan orang tuanya?

"Teh, Ka?" Tawar gadis itu.

Raka menggeleng sebagai jawaban. Tubuhnya akhirnya memutuskan untuk mengikuti gadis itu yang duduk di ruang tengah rumahnya. Kembali menonton TV. Doraemon.

"Tumben Mine, pagi-pagi. Ada apa?"

"Mau pergi sama Gamma."

Jawaban Jasmine membuat Raka yang tadinya duduk dengan sangat santai langsung menengakkan posisinya. Lelaki itu memandang Jasmine serius, menelisik. Ada apa, nih? Apakah sudah waktunya perseteruan panjang antara Jasmine dan Gamma berakhir?

Sekarang bahkan mereka akan pergi bersama?

Yang benar saja!

"Eh, tapi seinget saya Gamma belom pulang ke Bandung. Belom ada dia."

"Iya, emang masih di jalan dia. Ini sengaja lebih awal kesini biar bisa langsung pergi."

Raka mengangguk paham.

"Tapi Mine, seriusan, nih? Kalian keluar berdua gak akan ada apa-apa, gitu?"

Alis Jasmine menukik tajam. "Ada apaan, emang?"

"Petir, mungkin? Angin puting beliung? Atau tsun-AW!" Kalimat Raka terpotong oleh ringisannya sendiri. Pundaknya di pukul Jasmine keras. Saking kerasnya sampai menimbulkan suara yang cukup keras.

"Ngaco banget abisan!"

"Lagian tumben banget."

Mata Jasmine menyipit. Tersenyum lebar hingga menampakkan deretan giginya. "Hehehe aku sama Gamma kayanya mau coba buat lebih akur deh, Ka. Capek."

Tangan Raka terangkat untuk meraih puncak kepala Jasmine. "It's a great choice. Saya juga capek, lah, ngeliat adik sama temen saya sendiri bener-bener gak bisa di satuin."

Kelana (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang