"cengengesan aja lo kayak orang gila." ejek yeeun saat melihat yohan yang tidak berhenti tersenyum.
"abis dapet cewek baru tuh pasti." timpal eunbi yang langsung di acungi jempol oleh yohan.
"mantap banget lah cewek-cewek bali, nih gue dapet satu, hyewon namanya." ujar yohan.
"cewek mulu lo kadal!"
"yeuuuu biarin! sirik aja jomblo!"
sejeong menghela napasnya melihat pertikaian yeeun, eunbi dan yohan. tidak aneh, pemandangan seperti ini hampir jadi santapannya setiap hari.
"sejeong."
sejeong menoleh saat eunwoo memanggil namanya dari balik pintu.
"kenapa woo?" tanya sejeong.
"dipanggil ketua, di suruh ke ruangannya sekarang." jawab eunwoo.
yeeun, eunbi dan yohan langsung bertukar pandang. jika ketua sudah memanggil sejeong, berarti ada kasus penting yang harus mereka selesaikan.
"lah anjir baru juga kemarin liburan." gerutu yohan.
"heh kadal kita udah di kasih jatah liburan 2 minggu masih gak cukup?!!" seru eunbi, yohan cuma cengengesan.
sejeong menghela napasnya berat di depan pintu. dia tidak tau akan seperti apa lagi kasus kali ini. mungkin saja kasus ini segila kasus pemerkosaan yang di lakukan di kamar jenazah atau justru wanita umur 23 tahun yang berpura-pura menjadi anak umur 7 tahun dan membunuh kedua orangtua angkatnya. atau mungkin lebih gila dari itu.
"permisi, ketua. memanggil saya?"
"oh iya sejeong silahkan duduk."
sejeong duduk di sofa, diikuti oleh ketua kim yang duduk di sampingnya sambil membawa berkas-berkas yang cukup banyak.
"ketua ini--"
"ayah." potong ketua kim. sejeong tersenyum tipis. sejeong adalah putri sulung ketua kim, ada kalanya ketua kim memanggil sejeong bukan sebagai detektif tapi sebagai ayah dan anak.
"bulan depan kamu ulangtahun, ayah gak bisa ngasih apa-apa lagi karena pada dasarnya kamu udah cukup mampu buat beli apa yang kamu mau. tapi mungkin hadiah ulangtahun tahun ini bakal jadi yang paling berkesan buat kamu." ketua kim menyodorkan tumpukan berkas itu pada sejeong.
sejeong membelalak begitu membaca berkas-berkas itu. ayahnya tidak salah, ini adalah hadiah yang paling ia inginkan sedari dulu. bahkan sejak sejeong masih sekolah.
"ayah gak salah kan ngasih aku kasus ini?" tanya sejeong, masih tak percaya.
ketua kim menggeleng, "ayah tau kamu udah lama pengen megang kasus ini. kasus ini emang udah lama di tutup dan cukup susah buat ngebuka lagi kasus ini karena dinilai cukup mustahil buat di pecahkan. tapi ayah tau kamu bisa. ayah kenal betul putri ayah, ayah tau kemampuan kamu, ayah yakin kasus ini bisa selesai di tangan kamu."
***
"kak ini beneran?!"
"ketua kim gak lagi ngantuk kan waktu ngasih ini?!"
"woy buset yang bener ajaaa!!"
kira-kira seperti itu reaksi yang diberikan yeeun, eunbi dan yohan saat sejeong memberi mereka softfile berkas-berkas kasus ini.
bruk!
sejeong menggebrak meja, membuat suasana yang semula ricuh menjadi hening.
"oke, ini kasus besar. ketua udah ngasih kepercayaan sama kita, setidaknya kita harus bisa ngasih hasil yang baik juga. kita juga di bebas tugaskan dari kasus yang lain, selama ngungkap kasus ini kita gak boleh terlibat sedikitpun sama kasus lain. kalo ada yang minta bantuan tolak aja, jangan sampe kita kena skors lagi kayak tahun lalu." sejeong memperingatkan.
"ini kasus besar, penyelidikannya bersifat tertutup karena terlalu beresiko kalo kasusnya dibuka ke publik. kalian baca baik-baik dulu berkas yang udah gue kasih, analisis juga berkasnya, nanti sore kita rapat."
semuanya mengangguk setelah mendengar arahan sejeong. semua bergerak ke mejanya masing-masing, menganalisis berkas yang baru di berikan sejeong.
sejeong menghela napas berat. "the day."
eunwoo mengerutkan keningnya membaca berkas di depannya. "prometheus, menarik." gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#JOEY - Prometheus
Fiksi Penggemar#BOOKO2 | Prometheus series Kali ini Sejeong harus di hadapkan dengan kasus yang masih menjadi teka-teki selama 10 tahun. Kasus yang masih menyimpan banyak kejanggalan di dalamnya. Potongan puzzle dari kasus ini berhamburan, terlalu sulit untuk men...