CHAPTER 1O

618 113 36
                                        

"ada apa aja?" tanya yohan.

eunwoo sedikit menghela napas, agak terkejut membaca dokumen yang tersimpan di komputer ini.

"prometheus itu lembaga ilegal, sejatinya mereka itu adalah rumah sakit jiwa, bukan sekolah. dan lembaga ini berada di bawah naungan perusahaan keluarga eunbi. semua data tentang pasien lengkap di sini, termasuk para korban yang masih hidup sampai sekarang." jelas eunwoo.

"kita harus cari eunbi," ucap eunwoo sebelum yohan mencegahnya.

"enggak woo," yohan menggeleng. "eunbi ada sangkut pautnya sama semua ini." lanjutnya.

"maksud lo?"

"gue kira dia sengaja ngejebak kita supaya dateng ke sini. dia gak mungkin gak tau karena sandi dari komputer ini aja adalah sandi yang selama ini selalu dia pake." jelas yohan.

"sialan! bisa-bisanya dia." geram eunwoo.

yohan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, hendak menghubungi sejeong.

namun, raut wajah yohan mendadak berubah.

"kenapa?" tanya eunwoo.

"gak ada sinyal woo. gue gak bisa nelfon sejeong."

eunwoo mengusap wajahnya kasar.

"terus gimana?"

"kita berpencar."

"kim yohan! lo gila?!"

"enggak! kita harus nemuin tiffany, seulgi dan jaebum."

"han, dari awal kan eunbi bohongin kita!"

"kali ini enggak. waktu eunbi ngehubungin gue, gue denger suara rintihan orang. gue yakin itu mereka."

"lo yakin?"

"gue yakin, woo. suaranya bergema. mungkin mereka disekap di ruangan kecil yang kosong."

eunwoo mengangguk mengerti. dia mengeluarkan walkie talkie nya.

"kalo ada apa-apa, kita komunikasi dari sini." ucap eunwoo sebelum berpisah dengan yohan.

eunwoo menyusuri setiap inci dari rumah itu. interior tua yang dipasang malah menambah kesan menyeramkan bagi eunwoo, ditambah pencahayaan yang minim dari lampu-lampu temaram.

eunwoo memasuki sebuah ruangan kosong. ruangan yang benar-benar kosong. ruangan itu hanya diisi oleh tungku api yang masih menyala.

eunwoo meraba-raba dinding ruangan itu. memeriksa seluruh bagiannya. eunwoo kira mungkin ada sebuah jalan rahasia di sana. tapi nyatanya eunwoo tidak berhasil menemukan apapun.

dia berjalan mendekati tungku api itu. menatap nanar ke arah api yang membakar kayu-kayu disana.

tapi eunwoo mengerutkan keningnya. dia mendekatkan wajahnya ke kayu-kayu tersebut. dan dalam sekejap eunwoo langsung berbalik. menodongkan pistolnya ke arah depan.

kayu-kayu itu belum sepenuhnya terbakar. kayu-kayu itu baru dibakar beberapa saat yang lalu.

itu artinya, ada orang lain di rumah ini selain eunwoo dan yohan.

eunwoo berjalan perlahan menuju pintu. dia berpikir mungkin orang yang menyalakan tungku api itu adalah eunbi.

ya mungkin saja.

bugh

mata eunwoo membelakak terkejut saat mendengar ada suara dari luar sana. lama kelamaan suara itu semakin jelas. dan eunwoo bisa langsung menebak bahwa itu adalah suara langkah kaki.

langkah kaki itu semakin mendekat. eunwoo menelan ludahnya. keringat dingin mulai membanjiri bajunya.

tinggal beberapa langkah lagi orang di luar sana sampai ke depan pintu. tapi suara langkah itu tiba-tiba menghilang. eunwoo sedikit heran.

setelah beberapa lama, eunwoo memberanikan diri untuk melihat ke luar pintu.

kosong.

tidak ada siapapun di sana.

tapi eunwoo tidak langsung bernapas lega. dia langsung berjalan menjauh dari sana. langkah eunwoo semakin cepat sampai pada akhirnya dia memutuskan untuk berlari.

dan pada saat yang sama, langkah kaki asing itu kembali muncul. dia ikut berlari mengejar eunwoo.

pada saat itu pula, eunwoo yakin. kalau orang yang menyalakan tungku dan orang yang mengikutinya bukanlah eunbi.

eunwoo tidak berani menatap ke belakang. dia masuk ke dalam kamar yang sebelumnya dia masuki. kamar yang terletak tepat di sebelah kamar eunbi.

dia langsung mengunci kamar itu lalu terduduk sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok.

suara itu kembali hilang. eunwoo segera mengatur napasnya. dia bukan seseorang yang pandai berkelahi seperti yohan, fisiknya juga tak sekuat itu. nyalinya tak sebesar yeeun. dia hanya seorang peretas di dalam tim.

tok! tok! tok!

eunwoo terperanjat kaget. tiba-tiba ada suara ketukan yang datang dari kamar eunbi. eunwoo lalu mendekatkan telinganya ke tembok.

tok! tok! tok!

suara itu kembali terdengar. eunwoo menghela napasnya lega.

"huh si yohan masih di kamar eunbi ternyata," pikir eunwoo dalam hati. mungkin yohan mendengar suara kaki eunwoo saat berlari dan mengunci ruangan ini.

eunwoo meraih walkie talkie nya, berniat menghubungi yohan.

"han, lo bisa denger gue? halo?" ujar eunwoo di depan walkie talkie itu.

tak berselang lama yohan menjawab. "iya halo woo, bisa kok gue bisa denger lo. gimana disana?"

eunwoo sedikit terkekeh, dia sangat lega setidaknya yohan ada di dekatnya.

"gila capek banget gue abis lari. lo keren banget bisa langsung nebak ini gue."

hening, yohan terdiam beberapa saat.

"lari? lo kenapa lari? dan gue gak ngerti maksud lo gimana, nebak? nebak apaan?"

entah kenapa eunwoo kembali tegang. keringat kembali keluar dari tubuhnya.

"lo masih di kamar eunbi kan? lo barusan yang ngetuk tembok kan?"

"hah? woo sumpah gue gak ngerti."

"han gak lucu, gak usah bercanda!"

"gue gak bercanda! gue lagi di lorong bawah tanah rumah ini."

"hah?"

"gue udah gak di kamar eunbi sejak kita pisah."

eunwoo terdiam, membuat yohan sedikit panik.

"woo! itu bukan gue! yang di dalem kamar eunbi bukan gue!"

tok! tok! tok!

tepat setelah yohan mengatakan kalimat terakhir, ketukan itu kembali terdengar. tapi bukan dari balik tembok, melainkan dari balik pintu.






***




sori ya kalo ada typo karena gak di revisi ulang soalnya GUE NULISNYA DEG²AN SENDIRI WOY SEREM BANGET wkwkwkwkwk jadi gamau baca lagi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#JOEY - PrometheusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang