- bintang 18 -

69 6 0
                                    

"Makasih untuk malam ini, ini lebih dari kata luar biasa."

Ucapan Niko terus terngiang di kepala gadis itu.

Cindy menggulingkan tubuhnya menjadi tengkurap di atas kasur. Seraya memeluk boneka coklat kesayangannya. Tarikan di kedua sudut bibir gadis itu sama sekali tak luput dari wajahnya.

Mengingat Niko yang hari ini jauh lebih banyak senyum dibanding biasanya, Niko yang tertawa lepas tak seperti biasanya, juga Niko yang banyak bicara.

Meski belum mengenal Niko lama, tapi setidaknya gadis itu sudah tau bagaimana Niko sebelum acara makan malam ini.

Apa lagi mengingat bagaimana Niko memberi jawaban alasannya kenapa Cindy memiliki panggilan lain dengan orang yang memanggilnya pada umumnya.

"Nyaman," itu kata Niko yang terus membuat Cindy tak bisa menahan senyumnya.

Tapi sepertinya saat ini, kata tidur lebih ia butuhkan. Tubuhnya sudah mulai lelah, tapi Cindy yakin besok ia akan melakukan hal yang sama.

Cindy mengembalikan tubuhnya seperti posisi awal--terlentang.

"Selamat tidur, tuang Bintang." Ucap Cindy kemudian menutup rapat kelopak mata miliknya.

Untuk sekarang, Niko terbaik untuknya.

-CeritaNiko-

"Nikoo! Nikoo! Main yuk!"

Suara menggelegar dari arah pintu kelas 11 Unggulan 1 terdengar sampai ke telinganya Niko.

Cowok itu berusaha tak memperdulikan nya sama sekali. Apa lagi saat si empu dari teriakan itu datang dan duduk di bangku depannya.

"Atuh lah, Nik. Makan atuh, laper pisan ini dedek." Rengek Dafka benar-benar seperti anak kecil.

Niko memutar bola matanya. Berusaha acuh tak acuh pada temannya yang satu ini. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya, pura-pura tak memperdulikan sama sekali.

Dafka memajukan bibir atas juga bawahnya. Seolah-olah sedang mengambek karena permintaannya tidak dituruti.

"Ayo lah babang Niko. Ini dedek Dapka udah laper banget,"

Niko hanya mendengus sebal lalu sedetik kemudian menatap mata coklat Dafka.

"Yaudah ayo," Kata Niko kemudian berdiri dan meninggalkan cowok itu lebih dulu.

Disusul oleh teriakan senang oleh Dafka. "Yeay! Akhirnya babang Niko ngerti perasaan dedek Dafka juga! Yeay!"

Ya, sekali lagi permirsa. Kenapa orang seperti Niko bisa berteman dengan mahluk macam Dafka?

-CeritaNiko-

Setelah sampai di kantin, seperti biasa Dafka yang memesan makanan. Sedangkan Niko akan duduk manis di iringi mata siswi-siswi yang terpusat ke arahnya.

Niko pura-pura tidak tahu. Ia hanya terus mengedarkan pandangannya pada sekitar.

Sementara di ujung pintu utama kantin Khajayz, tiga orang siswi dengan proporsi tubuh yang berbeda-beda baru saja datang.

Manda mengusap peluh keringatnya yang menempel di jidat. Sementara Shafira mengipas tangannya ke arah leher. Olah raga di hari Senin membuat ketiganya merasa lebih lelah dibanding hari biasa.

Upacara, plus olahraga.

Mereka mencoba mencari tempat duduk kosong. Kantin sedang ramai-ramainya saat itu.

Cerita Niko [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang