- bintang 52 -

57 3 0
                                    

Tidak terasa hari demi hari berlalu. Semakin lama dua manusia itu saling bertautan. Saling menarik satu sama lain. Ada banyak pengalaman yang mereka lewatkan sama-sama. Saling mengenal, hingga saling tau satu sama lain. Tidak ada yang perlu dicemaskan, saling mengerti satu sama lain. Saling mendukung, dan saling menghargai antar satu pihak ke pihak lainnya.

Hubungan Niko dan keluarganya juga semakin membaik. Ayahnya benar-benar memperbaiki hubungan yang sempat rusak itu.

Dimulai dari pengurangan waktu diluar. Faisal sekarang lebih senang bekerja dirumah. Menyambut anaknya yang baru pulang sekolah. Makan malam bersama dengan topik hobby anaknya, atau apa yang anaknya rasakan sekarang, atau malah apakan makanan buatan Karisa tambah enak atau tidak. Cindy juga sudah kenal dengan ayahnya Niko. Dimulai pada awalnya ketika hari libur puasa tiba, Niko mengajak pacarnya buka bersama dirumahnya bersama kedua orang tua. Diluar dugaan Niko, ayahnya benar-benar senang dengan Cindy. Bahkan ketika Cindy sudah diantar pulang oleh Niko, ayahnya menyuruh Niko lebih sering mengajak pacarnya untuk main kemari. Bundanya juga sudah lebih terbuka ke suaminya sendiri. Hubungan keluarga itu benar-benar berubah 180°. Niko senang, akhirnya yang dia impikan sudah tercapai.

Arga dan Abel juga sekarang sesering itu ikut main bersama Niko dan Cindy. Dua remaja itu juga bahkan ikut serta Cindy dan Niko ketika buka bersama. Bahkan waktu lebaran tiba, dua hari setelahnya mereka berempat mengadakan halal bihalal kecil-kecilan di rumah Abel sambil bermain. Kehidupan baik Niko, Cindy, Abel, dan Arga kini benar-benar sangat amat baik. Perjanjian tentang Abel dan Niko juga sudah batal, sekarang orang tua mereka hanya tetap menjalankan bisnis mereka tanpa berpikir tentang hal menyebalkan itu lagi.

Dua pria itu berpikiran apa gunanya bisnis unggul tapi tidak bahagia. Jadi permintaan anak mereka di setujui oleh dua pria paru baya itu.

Sekarang Niko, Abel dan Arga sudah naik ke kelas 12. Sementara Cindy kelas 11. Tidak terasa sama sekali waktu berjalan begitu cepat. Mereka saling menikmati.

"Yah. Bentar lagi lulus. Gak seru deh," kata Arga dari atas rumah pohon seraya memetik gitarnya.

Mereka berempat sedang berada di rumah pohon sekarang. Besok hari pertama masuk ditahun terakhir.

Cindy dan Abel senyum. Dua perempuan itu lagi membakar sosis dipinggir danau. Niko dan Arga dilarang membantu oleh Abel, hanya menggagu ucapnya.

"Gak kerasa ya. Cepet banget," timbrung Abel seraya mengipaskan sosis bakarnya.

Niko masih asik mengambil gambar dengan kameranya ikut bersuara, "lebay ah lo berdua. Masih setahun."

"Iya tapi cepet banget, man." kata Arga lagi dari atas.

Niko mencebik. Tangannya mengambil satu sosis yang baru matang.

"Itu masih panas Nik!" pekik Abel.

Niko kelabakan. Satu gigitan baru saja masuk ke dalam mulutnya, ia langsung mengeluarkan gigitan itu ke sisi lain.

Abel ketawa, Cindy juga, Arga paling keras suara tawanya.

"Makanya sabar! Tunggu mateng semuaa!" ucap Arga dari atas meledek sahabatnya.

Niko mendelik, segera meminum air dingin yang ada diatas meja. Hari ini mereka sengaja menyiapkan dekoran bakar-bakar dirumah pohon. Semuanya ide Abel, katanya dia kangen bakar-bakaran waktu dulu saat masih kecil.

"Alika gak di ajak, Ga?" tanya Abel sambil mengipas.

Arga menggeleng, memetik gitarnya. "Gak boleh sama Bunda. Perlengkapan sekolah dia belum lengkap, gak boleh main-main dulu."

"Alika kelas berapa kak sekarang?" Cindy yang tanya.

"Naik kelas delapan, Ndy." jawab Arga.

Niko memotret dua perempuan yang sedang mengipaskan sate sosis itu.

Cerita Niko [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang