- bintang 54 -

46 2 0
                                    

"Dafka! Oper bolanya lah malah main sendiri!" kata pak Mustar, guru olahraga kelas 12. Sedari tadi guru bidang atletik membunyikan pluit nya ke arah anak laki-laki yang ikut main tapi tidak mengerti cara bermain basket sebagaimana seharusnya. Contohnya macam Dafka yang asal ikut.

Dafka melempat bola asal. Yang kena sasaran malah tim lawan, hal itu sukses membuat para kawan satu timnya berteriak kesal ke arah Dafka. Sekarang pemuda itu malah seenaknya bilang ke guru bidang kalau dia sudah terlalu capek berlari merebut bola. Sekali main, malah dapat teriakan. Kini Dafka malah jalan melengos ke tempat duduk atrium lapangan indoor Khajayz ini. Dengan santainya dia malah meminum minuman Riska, teman sekelasnya.

"Ah tai kali kau!" kata Riska berkata kasar dengan logat medannya.

Dafka menaik turunkan alis. Sok ganteng.

"Udah ah pergi aja!" Riska lekas mencari tempat lain untuk duduk bersama satu temannya yang juga sama jijik pada Dafka.

Pintu lapangan indoor terbuka. Seorang cowok berseragam putih abu-abu masuk dengan legasnya ke dalam dan duduk disebelah Dafka.

"Lo ngapain njir?" kata Dafka ke Niko yang dengan cueknya duduk disebelah tanpa takut kena marah pak Mustar.

"Males dikelas. Jam kosong. Berisik." jawab Niko menghadap depan.

Dafka tepok jidat. "Plis lah, yang jadi orang gak ada otak gue aja. Lo jangan."

"Jadi sadar kalau kepala lo gak ada isinya?"

"Bajingan kakanda ini." kata Dafka buat Niko menahan senyumnya.

Dafka memperhatikan ke arah bola. "Lo gak main?" tanya Niko.

"Udah kelar."

"Itu yang lain belom. Cabut lo?" tanya Niko lagi, maksudnya apa Dafka curang dari permainan?

Dafka menggeleng. "Lelah adinda."

"Jadi cowok lebay banget anjir lo."

"Lo ngapain? Ketauan sama Mustar gimana coba? Mampus lo."

"Bodo amat. Orang guru bidang gue gak ngasih tugas apa-apa. Pada berisik ngegosip juga. Dikelas bosen banget, gue lupa bawa kamera sama earphone."

"Tumben." kata Dafka dengan maksud tumben sekali Niko bosen dikelas.

Niko mengangguk biar cepat.

"Lo sama si cantik udah jalan kemana aja? Gue pengen ajak cewek gue jalan lah." kata Dafka. Yang dimaksud Dafka itu Cindy.

"Cewek? Lo punya cewek?"

"Punya lah ganteng gini."

"Kok ada yang mau sama lo?" hal itu sukses mendapat injakan kaki dari sahabatnya.

Niko masih memajang wajah datar.

"Serius nyet lo udah kemana aja."

Niko menengok. "Kenapa sih emang? Mau ngikutin ke tempat itu?"

"Iya. Biar sama awetnya kayak lo sama nona cantik."

"Gak kreatif." kata Niko cuek.

"Biarin aja sih. Yang penting romantis."

Niko ketawa renyah. "Lo itu bisa romantis kalo lo ajak dia ke tempat yang bener-bener sesuai yang lo mau ajakin. Bukan ngikutin orang. Romantis kagak, dramatis iya."

"Jadi gue harus ajak kemana?"

Niko menaikan kedua bahunya.

"Masa gue ajak ke hotel?"

Cerita Niko [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang