"Bibbidi-bobbidi-boo"
Setiap insan di dunia pasti mengenal kata itu. Satu kata ajaib tentang asa dan rasa. Tak sedikit orang yang bermimpi mendapatkan kata ajaib itu dari seorang ibu peri. Bermimpi menjadi seorang Cinderella: membayangkan indahnya gaun pesta, sepatu kaca, istana, juga sang tokoh utama, pangeran; mengharapkan keajaiban, keberuntungan, bahkan ibu peri nyata; melamukan hal-hal yang dapat terjadi kala melewati hari bersama pujaan hati. Ah, bahagianya!
Namun di lain sisi, tak banyak orang yang mengingat kisah hidup Cinderella sebelum bertemu dengan impiannya. Lupa, begitu panjang alur kehidupan yang harus dilewati serta lika liku yang menyayat hati. Terlena dalam buaian angan, mimpi, serta harapan. Bahkan semua itu hanyalah dongeng belaka. Bibbidi-bobbidi-boo tidaklah nyata. Hanya pengantar tidur katanya. Lantas, di luar dunia fana, apakah keajaiban, ibu peri, dan sang pangeran ada?
Mungkin kalian percaya, tapi aku tidak. Setidaknya, setelah semua keajaiban di hidupku pergi. Sesudah pesta, gaun, beserta sepatu kaca menghilang. Sepeninggalan sang ibu peri. Pun selepas kepergiannya.
Mantraku dimusnahkan sang malam. Hitam, gelap, temaram. Keajaibanku dicuri sang waktu. Termakan bujuk rayu. Impianku direnggut. Bintangku dijatuhkan. Bibbidi-bobbidi-boo seketika tak manjur untukku.
Bukan! Bukan karena telah lewat pukul dua belas malam. Bukan karena waktuku telah usai. Bukan karena lonceng telah menari-nari sebanyak tiga kali. Melainkan karenanya. Dia. Penyelamat sekaligus pembunuh keajaibanku. Dia, ibu periku...
•••
"Rasaku, inginku, dirimu."
(Nothing Without You)___________________________________________
♥
- Ha. K -
KAMU SEDANG MEMBACA
Éros: The Magical Blue
Fanfiction"Bbibbidi Bbobbidi Boo" Kau percaya kesaktian mantra itu? Karena aku iya. Sebelum pemantra meracuni keajaibanku...