Pernah merasakan rasanya sakit perut menahan p**p, setelah makan bakso mercon, di saat ujian dosen ter-killer sepanjang masa, yang kalau kita menengok sedikit saja seperti dilempar bom molotov dengan dua bola mata tajamnya? Panas dingin tak karuan, lemas tak terhankan, serba salah entah harus apa. Ya! Mungkin itu yang sedang kurasakan saat ini. Tepatnya sejak beberapa jam yang lalu. 7 jam di udara kuhabiskan dengan mondar-mandir seat-wc sebanyak 27 kali. Kuulang, DUA PULUH TUJUH KALI! Bayangkanlah malunya aku. Terutama saat gadis berpakaian serba hitam, yang duduk tepat di sebelahku, menyeletuk begitu saja"Cest fou ! Elle est très ennuyé. Pourquoi elle ne peut pas rester calmement ? Euh ! Elle est comme repassent !"
(Ini gila! Dia sangat mengganggu. Mengapa dia tidak bisa tenang? Euh! Dia seperti gosokan!)
Sungguh ingin kucubit ginjal gadis itu. Dia tidak tahu campur aduk rasa perutku yang benar-benar membuatku muak. Kalau saja bukan karena panggilan alam, mana mungkin aku rela bolak-balik seperti itu.
Ya, memang salahku yang terlalu banyak makan sambal terasi buatan bundaku. Tapi tolong maklumi. Selama beratus-ratus hari ke depan, aku akan berada jauh dari rumah. Jauh dari keluarga, teman, dan makanan wajib bagiku: sambal terasi.
Oh iya, ingin kuceritakan sedikit mengenai aku dan rencanaku untuk beberapa tahun kedepan. Aku hanya gadis biasa, namun lahir dari ayah dan bunda luar biasa yang selalu mendukung dan memantau setiap keputusan yang kuambil. Termasuk yang satu ini. Melalang buana beratus-ratus kilometer di negeri antah berantah sana.
Setelah mengikuti keinginan orang-tuaku untuk menempuh pendidikan di Pendidikan Bahasa Prancis, yang menjadi penghubung kisah cinta mereka, aku memutuskan untuk mengikuti kata hatiku. Berpindah haluan ke budaya serta bahasa yang jauh berbeda dari apa yang kulahap selama ini. Budaya dan bahasa serta seluruh hal tentang negaranya yang membuatku jatuh cinta. Korea.
"Ladies and gentlemen, now were approaching Seoul where the local time is 09.00. Thank you for flying Magical Business Express. We hope you enjoyed the flight. See you next time. Bye!"
Jantungku berdegup kencang, sedangkan hatiku tak mau kalah, ia berdebar lebih kencang. Bertahun-tahun yang kunanti, berjuta langkah yang kutempuh. Akhirnya!
Kulangkahkan kakiku menuruni tangga. Berjalan hati-hati menuju terminal kedatangan yang begitu indahnya. Mataku berkaca, kakiku terpaku. Semua gambaran ini kutangkap langsung tanpa perantara dunia maya. Lamunanku menghilang kala tiba-tiba tubuhku terdorong.
"Ouch!"
Gadis tadi menabrakku yang tengah melamun.
"Please stand aside if you dont wanna take a step. Dont block my way!"
Kasar sekali! Umpatku dalam hati. Dia yang menabrakku, namun dia yang memarahiku. Lagi-lagi dia tidak mengerti apa yang sedang kurasakan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Éros: The Magical Blue
Fanfiction"Bbibbidi Bbobbidi Boo" Kau percaya kesaktian mantra itu? Karena aku iya. Sebelum pemantra meracuni keajaibanku...