Coffee Break With Jae

447 73 5
                                    

Wanda

Jadi ambil ? Aku bentar lagi sampai di lokasi

Aku udah sampai

Kamu mana?

Jadi nggak?

Aku mau pergi nanti

Ya sudah lah kapan-kapan aja deh

Satu hal yang tak kusukai dari game, bisa bikin lupa waktu. Saking serunya aku main, aku sampai lupa kalau ada janji dengan orang. Pesan dari Wanda juga sudah dingin. Dia mengirim pesan itu 1 jam yang lalu.

"Yah..." Aku kecewa dengan diriku yang teledor. Ini bukan salah Jae, Brian, atau Wanda. Tapi salahku yang pelupa.

"Kamu sih"

"Kamu ya langsung bawa aku kesini"

"Kamu juga ga ingetin aku ya tadi"

"Sudah sudah. Pc aja lagi tu orangnya"

Hampir saja terjadi adu cek-cok antara aku dan Jae karena saling menyalahkan satu sama lain. Kalau tidak dilerai Brian, mungkin adu mulut ini tak akan usai.

Tak ada yang bisa kulakukan lagi selain mengeluh dan kecewa. Ini juga merupakan alasanku malas untuk janjian dengan orang. Ada saja yang mengulur waktu. Paling parah sampai membatalkan. Namun, kini giliranku yang melakukan hal yang tak kusukai.

"Pulang aja yuk Jae"

"Ya sudah lah. Makasih Brian"

———

"Nongkrong mau gak? Masih siang nih masa langsung pulang"

"Terserah mu"

Jae memutar haluannya dan pergi ke sebuah cafe. Cafe yang dikunjungi Jae juga merupakan cafe tempat biasa aku menikmati me time.

"Aku pesen latte aja Jae"

"Oke. Cari tempat duduk sana. Aku yang antri"

Cafenya terletak di lantai 2. Ada bangku kosong di dekat jendela.

Hiruk-pikuk kota mulai memancing random thought ku. Yang terpikirkan begitu melihat mereka, apa mereka tak pernah terpikirkan jika mempunyai kembaran di dunia lain? Jangankan dari dunia lain, doppleganger mereka saja mungkin ada di suatu tempat yang sangat jauh namun masih berada di dunia sama.

Apa mungkin yang mereka lakukan saat ini sama dengan yang kembarannya lakukan sekarang? Mereka terlihat sangat sibuk dengan urusannya. Aku saja yang menganggur terus di rumah. Menonton anime sambil rebahan merupakan rutinitasku jika bosan.

"Woy. Kan mulai ngelamunnya" Suara Jae memecah fokusku dan fokusku beralih ke wajahnya.

"Mana punyaku?"

"Nih"

Jae menaruh segelas latte sesuai pesananku.

Latte yang di depanku juga persis dengan latte yang biasa kupesan. Mengapa bisa persis, padahal ini ada di dunia lain? Apa sebenarnya, aku ini hanya bertukar badan dengan dopplegangerku? Rumit sekali.

"Kamu mungkin memang masih kaget, tapi jalani aja dulu. Nanti kamu terbiasa kaya aku. Aku di sini udah 4 bulan, kamu baru sekitar 3 minggu"

"Aku tuh masih mikir kenapa bisa gini. Masuk akal ga sih kalo kamu cuma pengen selamatin anak kecil, terus tabrakan, kok sadar di sini?"

Journey to Parallel World ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang