Is This a Dream?

354 61 8
                                    

Jae

Jae
Aku mau tanya

Ya

Kamu pernah mimpi?

Ya pernah lah

Nggak. Kamu tinggal disini, kamu udah mimpi?

Sudah. Kenapa?

Nggak ada

Aku bingung. Bagaimana bisa aku tidak bermimpi? Sejak kedatanganku 2,5 bulan yang lalu, aku sama sekali tak pernah bermimpi. Kenapa aku baru sadar?

Dan juga, bukannya mimpi, kepalaku sering sakit. Hanya sakit kepala ringan dan tidak membutuhkan obat. Namun, ini sering terjadi. Bahkan aku bisa 10 kali terkena sakit kepala setiap minggunya.

"Masa aku mati? Kembaranku juga mati dong?" Pikirku yang mulai berpikiran negatif.

Aku memang belum siap mati dan merasa beruntung seakan-akan aku 'lolos' dari kematian. Namun, bagaimana nasib keluargaku di sana?

"Ah, sial" Baru dibicarakan, sakit kepala kembali menyerang kepalaku.

Bagaimana jika... Dunia mimpi itu sebenarnya dunia paralel?

Aku hanya merasa mimpi itu aneh. Bagaimana bisa kita bertemu dengan orang yang sudah meninggal di mimpi ? Dulu, ketika sedang rindu dengan ayah, bisa-bisanya aku bertemu dengannya di mimpi dengan keadaan yang sehat wal-afiat, seperti sekarang. Bagaimana bisa aku melihat orang yang sudah meninggal di mimpi? Aku selalu beranggapan kalau itu aku saja yang terlalu berlebihan.

"Haha nggak lah. Mimpi kan alam bawah sadar. Atau jangan-jangan, aku ini mimpi bukan ada di dunia paralel. Kalau mimpi, kenapa nyata sekali?Jangan-jangan..."

Bagaimana jika aku mati beneran? Pupus sudah harapan ku kembali ke dunia asliku. Percuma mencari jalan kembalinya sampai botak jika ragaku saja sudah mati. Aku akan terjebak selamanya dan akan berakhir di dunia ini.

Senang? Sedikit.
Sedih? Pasti.

Tuhan seperti memberikanku kesempatan untuk memperbaiki hidup dan diriku. Aku juga dapat bertemu dengan orang yang sudah tiada, kenal orang baru, hidup dengan keluarga baru, dan merasakan lingkungan baru.

Di balik kesenangan itu, terdapat kesedihan yang lebih banyak.

Jika aku memang mati, bagaimana perasaan keluarga asliku? Bagaimana perasaan teman-teman yang aku tinggalkan? Bagaimana nasib ku? Kalaupun ragaku sudah mati, dan aku bisa pulang, apa aku akan tinggal di liang lahat?

"Sial sial sial"

Padahal aku baru saja senang dan perlahan mulai betah. Usaha keras dan 2,5 bulan hidup ku buang demi dirinya. Pikiran random yang tiba-tiba ini seperti membunuh perasaan senang itu.

Aku iseng menyakiti diriku mulai mencubit, menggigit, menampar pipiku hingga merah. Rasa sakitnya terasa. Sakit sekali. Ini membuktikan bahwa aku tidak di dunia mimpi.

"Wonpil?" Seungmin datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sudah kebiasannya datang tiba-tiba. "Kamu kok nangis?"

"Hah?" Pikiran random ini tak hanya membunuh ekspektasiku, namun ternyata dapat membuat aku menangis. Bahkan aku sendiri tidak sadar dan tidak akan tau jika Seungmin tidak masuk ke kamar.

Journey to Parallel World ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang