Crossing the Limit

396 57 10
                                    

BA(N)DUT6

SJ
Woyyyy
Ga jawab DPR

Brian
Kampret

DW
Kenapa

SJ
Kita latihan lagi mulai Jumat besok kita ada live show. 3 lagu aja jadi ga usah capek-capek latihannya nanti

Jae
Oke

SJ
WONPIL MANA? NONGOL LO @ Wonpil

Iya iya aku tau kok

---

Semangatku sangat tinggi untuk latihan kali ini. Sangat berbeda dengan 2 bulan yang lalu, dimana itu adalah pertama kalinya aku latihan begini.

Semua yang awalnya nampak rumit, menyusahkan, membingungkan, melelahkan, perlahan terasa mudah untuk aku lakukan. Beberapa fakta tentang dirinya juga sudah aku pahami.

Dan lagi, yang awalnya aku sangat ingin kembali sampai over thinking, perlahan hasrat untuk kembali itu hilang. Selain menyerah, ada beberapa hal juga yang belum aku tuntaskan. Dan lagi, ada seseorang yang membuatku betah di sini.

..

TING TONG

"Hai"

"Jae? Ngapain?"

"Berangkat samaan lah~"

"Kamu kalo kesini kasih tau dulu kenapa"

Semakin lama, Jae juga semakin sering berkunjung meskipun tak aku undang. Kadang dia membuatku jengkel karena dirinya yang tiba-tiba bertamu. Cara itu memang sering digunakan agar yang dikunjungi mau tak mau membukakan pintu. Seperti dipaksa.

..

..

Sungjin memberitahu lagu apa saja yang akan kami bawakan. Dan lagunya pun terdengar agak asing ditelingaku. Aku memang lebih suka lagu instrument atau yang tidak ada vocalnya.

Sejujurnya, aku tidak begitu suka lagu-lagu seperti ini. Aku seperti dipaksakan untuk menikmati lagu yang seperti ini. Karena, mau tidak mau, aku ikut menyanyi di lagu ini. Aneh memang membenci grup sendiri.

"Errr lagu-lagunya banyak yang gak ku tau" Gumamku ketika membalikkan kertas-kertas yang berisikan kunci lagu tersebut.

"Yaa gimana-gimana? Lupa lagi kamu hah?" Sungjin nampaknya hampir naik darah mendengar gumamku.

"Iya iya maaf"

"Sudah woy ayo kalo mau cepet selesai" Ucap Jae untuk melerai aku yang hampir adu mulut dengan Sungjin.

SETENGAH JAM YANG MELELAHKAN KEMUDIAN

"Selesai" Aku merenggangkan badanku yang kaku akibat duduk terlalu lama. Bunyi nya sangat mengenakkan di telingaku. Badan pun langsung lemas dan luwes untuk digerakkan.

"Ngobrol lah dulu ayo. Kamu kemaren kalah lo Pil. Kita taruhan kan yang kalah traktir" Pantat ini belum mengenai lantai, tapi aku sudah ditagih yang begituan.

"Ga ada uang..."

"Dih. Patungan aja lah. Order pizza atau apa gitu"

Journey to Parallel World ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang