3

211 41 0
                                    

Tok tok tok

"Mbak Ital, udah selesai belom dandannya? Itu ada pacarnya di bawah"

Suara Mbak Siti terdengar dari dalam kamar gue, gue segera membukakan pintu kalo engga, bisa-bisa Mbak Siti bakal bikin pintunya terlepas dengan sendirinya.

"Mbak Ital sejak kapan punya pacar gantengnya kaya gitu, toh?" tuhkan bener, Mbak Siti ini sifat keingin tahuannya sangat tinggi, istilahnya kepo. Buktinya, pintu baru terbuka udah nyerocos aja dia.

"Pacar siapa sih, Mbak?" gue menanggapi omongan Mbak Siti dengan rada ga minat.

"Itu, di bawah mbak. Ganteng cowoknya" mungkin Cahyo, batin gue.

"Mbak Siti, Ital cantik gak?" gue alihkan topik pembicaraan. Biar nih orang keponya udahan, puyeng gue kalo di kepoin mulu sama Mbak Siti.

"Cuwantikkk mbakk, pol-polan cantiknya" dengan mengacungkan kedua jempolnya Mbak Siti memuji gue.

"Ah, bisa aja Mbak Siti. Ital jadi malu"

"Yaudah Mbak, buruan. nanti mamasnya kelamaan nunggu di bawah"

"Iya, ini mau turun Mbak"

Gue segera mengambil tas tenteng gue yang ada di kasur dan meraih gelang yang ada di meja rias. Kemudian gue jalan keluar kamar dan turun ke bawah.

Benar saja, sampainya di bawah gue melihat seonggok manusia dengan wajah ganteng yang kelewatan. Memakai jas dan kacamata yang membuat auranya semakin terpancar.

"Yo?" gue coba nyapa Cahyo

Yang merasa disebut namanya, mendongakkan wajah dan sepersekian detik mematung sampai dia sadar setelah mendengar suara gue

"Kenapa? Gue cantik ya?" gue kerlingin mata ke Cahyo

"Eh? Ya namanya juga cewek, ya pasti cantik lah" Cahyo berdiri dari sofa dan menghampiri gue yang sedang memakai gelang.

"Kok lo tau rumah gue sih?" tanya gue basa-basi

"Gunanya Biyan buat apaan?" yang ditanya malah balik nanya

"Oh, iya ya. Ada Abang" gue nyengir

"Udah?" Cahyo berdiri di samping gue.

"Udah, yuk" gue kira, gue bakal di gandeng sampe nyampe luar rumah gitu. Eh, ini malah nyelonong jalan duluan.

Gue jalan di belakang Cahyo.

"Yo? Jangan bilang kita bakal naik motor?" sampai di luar rumah yang gue lihat adalah motornya dia yang terparkir. Gue mulai resah

"Emang mau naik apaan lagi, neng? Naik becak!" Cahyo menaiki motornya dan ngasih satu helm ke gue.

"Naik mobil gue aja kalo gitu!" gue udah mau jalan masuk ke rumah lagi buat ambil kunci mobil.

"Ya lo berangkat sendiri aja, gausa sama gue" jawab Cahyo enteng

"Kok gitu sih? Kalo gitu gue mau ganti baju dulu"

"Ital, tolong dong. Ini kita waktunya udah mepet banget dan gue gamau cuma karna lo dandan kita telat!" sarkatis Cahyo

Gue mengerucutkan bibir, dan bilang

"Tapi gue make dress Yo? Gimana bisa gue naik motor dengan baju kaya gini?"

Cahyo lalu melepas jasnya dan ngasih ke gue.

"Nih, pake ini buat tutupin paha lo! Sekarang naik" antara seneng dan bingung gue nerima jasnya Cahyo, ga langsung naik ke motor gue masih bengong ini, sumpah.

Kisah Kasih Di Kampus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang