"Lo ga sadar umur ya ? Masa iya gue suka sama laki-laki yang tua kayak lu--"
Gadis yang dingin. Jutek. Cuek. Dan yang paling penting 'Bodo Amat'.
"Terlalu banyak cara untuk saya lakukan buat dapetin kamu Vanka."
Fvck ! Masalah di mulai--
~
Ttd.
Maul...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tidak hanya dengan orang baru saja. Dengan kekasih, teman, guru, bahkan saudara sekalipun, Gue emang judes !"
- Jovanka -
• • •
Hidup tanpa masalah ? Bukan kehidupan nama nya. Tak ada hidup yang selalu enak. Tak ada hidup yang mudah. Semua susah, sulit, rumit, tak menentu. Namun semua masalah itu bisa di selesaikan dengan kepala yang dingin, bukan ?
Seorang Arka. Ya, dia berada di hadapan Jovanka sekarang. Mata hitam kedua nya saling bertemu. Jovanka yang menatap bingung, berbeda dengan Arka yang menatap teduh. Duduk di seberang gadis itu. Menumpuk kan kedua tangan nya. Tak ada senyum yang mengembang. Sangat dingin.
Pantas saja Jovanka terkejut. Orang yang belum sama sekali ia kenali, kini seakan ingin mengajak berbincang dengan nya.
Kaya pernah liat nih cowok !
Oh Ya. Jovanka ingat sekarang. Ia adalah lelaki yang di lihat nya tadi saat di depan ruangan Tata Usaha. Lelaki dengan raut wajah yang dingin.
Sebagai tanda pertanyaan, Jovanka mengangkat alis kanan nya.
Arka mengerti.
"Jangan terlalu emosi, ga nemuin jalan keluar kalau begitu." Arka menjelaskan, memberi tahu sedikit saran. Berharap gadis itu pun mendengar perkataan nya.
Namun dugaan nya salah. Jovanka lebih asik memainkan jus nya dengan sedotan. Membuat Arka menggeram dengan tingkah gadis ini. Namun ia sabar, dan menghempaskan nafas nya gusar.
Arka menarik gelas yang berisi jus alpukat milik Jovanka itu ke samping. Jovanka sedikit melongo, bola mata hitam nya membesar. Ia kesal dengan lelaki di hadapannya ini.
Arka tersenyum penuh kemenangan. Melipat kan lagi kedua tangannya sebagai tumpuan. Jovanka nampak sangat kesal dengan nya.
Sok asik. Gadis itu memutar bola mata nya malas.
"Kamu terlalu dingin." Arka melontarkan lagi ucapan nya. Namun Jovanka acuh. Ia lebih memilih untuk memalingkan pandangan nya ke arah lain.
"Maaf kehadiran saya membuat kamu jadi ga nyaman." Arka berdiri. Menegakkan tubuh nya yang jangkung. Sedikit tersenyum. Lalu pergi berlalu meninggalkan Jovanka di kantin.
10 langkah yang telah di tempuh Arka. Lelaki itu berbalik badan.
"Ah ya, pelajaran udah di mulai. Lebih baik masuk kelas." Setelah selesai dengan ucapannya, Arka melanjutkan arah menuju parkiran mungkin untuk mengemudi mobil sport hitam nya yang mewah lalu menuju ke rumah. Ya seperti itu.
Jovanka hanya melirik nya dengan sekilas. Memutar bola mata nya malas untuk yang kedua kali nya. Lalu mengalihkan pandangan nya ke arah lain dari lelaki tak jelas itu, kenal saja tidak, sudah merasa sok mengatur. Begitu kira nya yang ada di fikiran Jovanka.