_12_ kesenangan hati

11 0 0
                                    

Ketika sore hari, saat didalam bus Syahqila Hinaka dan Yordan tidak mengobrol dan hanya saling melirik.

“ Duh! Nggak enak banget nih jadi diam- diam gini, biasanyakan ngobrol” batin Syahqila Hinaka.

Cara Yordan meliriknya terlihat seperti orang ragu, dan kembali teringat dengan masa lalunya.

“ kakak kenapa?” Tanya Syahqila.

Seketika Yordan menjadi gugup dan salah tingkah, “ A… eng… nggak kenapa- kenapa kok”.

“oh..”.

Yordan langsung memalingkan pandangan dan tidak meliriknya lagi. Selama bus melaju, lama kelamaan Syahqila tertidur, karena merasa lelah. Kepalanya bersandar pada bahu Yordan. Yordan kaget dan menoleh kesamping, “ sepertinya ia lelah” ucapnya.

Yordan terus menatapnya sambil tersenyum. Entah karena apa, tiba- tiba bus ngerem mendadak hingga membuat Syahqila terbangun dari tidurnya. Mata Syahqila terbuka dan baru menyadari bahwa ia sedang bersandar di bahu Yordan. Syahqila pun buru- buru kembali duduk seperti biasanya.

“ kak maaf yah” ucap Syahqila yang jadi salah tingkah.

Yordan tertawa kecil, “ iya nggak apa- apa”.

“ih bodoh, kenapa pake acara ketiduran segala. Pasti kak Yordan lihat wajah konyolku saat sedang tidur” batin Syahqila, menyesal.

“oh.. iya kak, aku boleh nggak minta nomor HP kakak?” Tanya Syahqila Hinaka.

Yordan mengeluarkan HP dari saku seragamnya, kemudian menyondorkannya “ nih”.

Sambil menerima sondoran, ia lansung menyalin nomornya. Tanpa disadari Yordan, diam- diam Syahqila mengambil Foto Yordan dengan cara Bluetooth.

“iseng dikit nggak apa- apa ah, buat kenang- kenangan” batin Syahqila.
Tak lama kemudian, Syahqila mengembalikkan ponselnya.

“nih kak, makasih yah. Oh.. iya nanti malam sms san yuk?”.

“insya Allah, kalo sempat. Soalnya kakak paling malas balas pesan yang nggak penting” jawab Yordan.

“kak kalau misalkan aku ngirim sms ke kakak, yang isinya begini. Hy kakak atau kakak udah makan belum?. Itu termaksud sms penting kan ya?”.

“ nggak, kalau sms penting nggak kayak gitu. Misalnya kayak menanyakan pengumuman atau tugas sekolah” jawab Yordan.

“ lalu untuk apa aku menyimpan nomornya?, aku kan nggak sekelas. Masa iya aku menanyakan tugas, eh.. tapi bisa juga deh. Siapa tahu kalau aku sedang kesusahan ngerjain pr, kan aku tinggal sms kak Yordan” batin Syahqila.

Sementara itu...
Ketika malam hari, Rio dan Cherry sedang menonton film kesukaannya. Tiba- tiba Rio teringat kado yang pernah ia temukan. Ia menceritakan hal itu pada Cherry.

“ kak masa tadi aku nemu kado tahu”.

“Hah kado? coba sini kakak lihat de”.

Rio segera mengambilnya, tak lama ia kembali sambil menyondorkannya. Cherry menerimanya dan terus menatapnya, dalam hatinya ia berharap bahwa kado itu dari Gray.

“ de, kakak buka yah kadonya?” Tanya Cherry.

“ iya, eh.. ya udah deh kadonya buat kakak aja” jawab Rio.

Dengan perlahan Cherry membuka bungkus kado itu, hatinya sangat penasaran dengan isi di dalamnya. Setelah mengetahui isi dalam kado itu, ia sangat senang sekali. Ia juga sempat menemukan surat di balik kotak kecil. Ternyata isi dalam kado itu adalah jam tangan yang berbentuk love, jam tangan itu terlihat klasik. Kemudian suratnya mulai di buka dan dibaca dalam hati, di dalam surat tercantum nama Gray, ia sangat bahagia mengetahui hal itu.


For : Gray yoseph
Hy….. aku berharap kamu suka dengan kado pemberianku.  Aku ingin kau menjaga jam tangan ini dengan sebaik- baiknya, jika kamu rindu padaku. Lihatlah jam tangan ini, lalu bayangkan aku berada disisimu. Aku sadar kau tidak akan pernah menyukaiku, tapi hargailah diriku ini sebagai teman.  Aku ingin kita berteman baik, saling menolong disaat kesusahan. Saling berbagi disaat membutuhkan.
Cherry hanya bisa tersenyum membaca surat itu, ia sangat bahagia karena ada seseorang yang perhatian dengannya. Namun dalam hati kecilnya ia sempat bingung, untuk memilih Yordan atau Gray. Seketikq pikiran licik terlintas di kepalanya, ia ingin rencananya berjalan dengan lancar.

“oh… iya de tadi di sekolah gimana? Kamu udah deketin Syahqila kan?” Tanya Cherry.

Rio menoleh sambil mengangguk, “ sudah sih kak, malahan kami sudah akrab”.

“ ya udah kalau gitu kamu terus kasih perhatian ke dia, setelah itu baru kamu tembak”.

“ iya deh kak, kapan- kapan nanti aku tembak dia”.

Sementara itu Gray yang berada didalam kamarnya sedang sibuk membuka kado yang dibuang oleh Cherry, ia berharap isi dalam kado itu sama seperti kado yang ingin dikasih ke Cherry. Dengan pelannya ia membuka, sedikit demi sedikit kotak kecil terlihat. Kotak kecil itu unik dan menarik, tapi bagaimana dengan isinya ya? Ternyata harapannya jadi kenyataan, isi dalam kado itu adalah jam tangan. Tersenyum sendiri, mengambil dan memandang jam tangan itu, jika menatap jam tangan itu ia menjadi teringat Cherry.

“Cherry, Cherry, kenapa sih gue nggak bisa berpaling dari eluh. Ingin rasanya gue mengubah sifat buruk luh, tapi apa gue bisa ya? Sifat dia kan keras kepala”.
                                                                            ***
Keesokkan harinya Cherry mulai memakai jam tangan dari Gray, sedangkan Gray juga sebaliknya. Ketika di lapangan sekolah, Cherry sempat berpapasan dengan Gray. Saat itu Gray masih berpura-pura acuh, memasang wajah cemberut dan tak ada senyum sedikitpun. Cherry terdiam sementara Gray terus berjalan.

“ perasaan jam tangan yang di pake Gray mirip seperti jam tangan yang gue ingin kasih ke dia” batin Cherry.

Kemudian Cherry mengejarnya sambil memanggil “ Gray… Gray…. Gray”.

Kali ini Gray menghiraukan Cherry, langkahnya terhenti dan membalikkan badan.

“ makasih yah Gray” ucap Cherry.

“ makasih untuk apa?” Tanya Gray.

“ karena luh mau pakai jam tangan pemberian dari gue” jawab Cherry sambil tersenyum.

“oh.. maksud luh jam tangan ini, ini jam oleh- oleh dari Ayah gue. Soalnya Ayah gue baru pulang dari Amerika” ucap Gray sambil memamerkan jamnya.

“ bohong! Itu jam kan boleh gue beli di Mall, mana mungkin dari amerika! Oh..iya makasih yah atas jamnya, gue suka kok”.

“ ya sudah kalau luh nggak percaya, lagipula siapa yang ngasih luh jam. Gue ngga ngerasa tuh” ucap Gray sambil kembali melangkah.

“ ngomong- ngomong ini jam tangan beli dimana?” Tanya Cherry.

“ toko matrial” Gray terus berjalan.

Cherry masih diam di tempat sambil berteriak, “ pokoknya makasih ya atas jamnya, gue suka kok”.

Padahal dalam hatinya Gray merasa sangat senang, Karena dia tidak salah pilih jam. Sambil berjalan, Gray tersenyum sendiri dan menoleh sebentar pada Cherry.

“ gue nggak nyangka kalau dia suka pemberian jam tangan dari gue” batin Gray.

🍫🍫🍫🍫 Love Chocolate 🍫🍫🍫🍫

Akankah Gray mampu meluluhkan hati Cherry?

Aku tunggu kritik dan sarannya teman-teman 😊😉 kritik dan saran kalian sangat membantu dalam mengembangkan cerita Love Chocolate ini 😊👍🏼👍🏼

Maaf jika ada salah kata dalam penulisan 🙏 maklum authornya masih amatiran 😁

Jangan lupa tekan ❤️

Salam kenal dari aku 😉

Love ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang