Part 8

2.6K 126 0
                                    

Malam harinya...

Saat Riani dan Zhafran masuk ke dalam kamar pengantin mereka berdua, tiba-tiba Riani berkata...

" Kung, awas loe ya tidur dekat-dekat gue. Gue nggak mau tidur satu ranjang sama loe. "

" Terus gue harus tidur di mana, Pendek...!!!  Masa iya gue tidur di atas lantai. Badan gue bisa sakit semua dan masuk angin. Kalau kasur loe bukan kasur spring bed dan hanya kasur busa sih enak, kita berdua kan bisa pakai kasur busanya satu-satu. "

" Ya udah loe tidur di lantai pakai alas bed cover aja, kan lumayan empuk jadi badan loe nggak nggak sakit-sakit banget dan nggak masuk angin. "

" Loe tega banget sih Dek sama gue. Kita berdua berbagi kasur aja ya? "

" Nggak mau gue, nanti kejadian seperti dulu terulang lagi. "

" Nggak apa-apa juga kali, orang kita berdua udah resmi menikah. "

" Pokoknya gue nggak mau...!!! "

" Iya deh. "

Ucap Zhafran pasrah. Riani pun memasangkan bed cover ke atas lantai lengkap dengan sebuah bantal. Setelah itu Zhafran langsung berbaring di atas bed cover dan Riani berbaring di atas ranjang pengantin. Tiba-tiba Zhafran berkata...

" Dek, kalau tiba-tiba ayah dan ibu gedor-gedor pintu kamar kita buat ngecek keadaan kita berdua gimana? Kan gawat kalau mereka berdua lihat kita berdua tidak tidur satu ranjang. "

" Iya juga ya Kung. Kalau gitu, nanti loe langsung naik aja ke atas ranjang gue. Sekalian jangan lupa bawa bed cover dan bantal loe. "

" Benar juga Dek, tapi ya Dek sampai kapan kita bersandiwara seperti itu? Masa iya kita berdua terus-terusan bohong. Apa kita berdua tinggal terpisah aja dari kedua orang tua kita? Kita ngontrak rumah aja, jadinya kan kita nggak perlu khawatir takut ketahuan lagi. Lagi pula masa iya tiap hari gue harus tidur di atas bed cover terus. "

" Benar juga sih Kung, tapi apa ayah ibu, abi dan umi ngizinin kita berdua tinggal terpisah dari mereka? Kita berdua kan pasti di suruh milih mau tinggal di rumah ayah ibu atau abi umi. "

" Iya juga sih Dek, lagi pula kita berdua nggak punya alasan yang tepat buat tinggal di rumah kontrakkan. "

" Benar banget, lagi pula ya Kung, uang buat bayar kontrak rumahnya gimana? Kita berdua kan nggak punya uang, kita berdua kan sama-sama nggak kerja. Apa kita berdua harus minta subsidi dari ayah, ibu, abi dan umi buat bayar sewa kontrakkan rumah? Kalau nggak di kasih gimana? "

" Benar juga Dek, pasti mereka berempat nggak akan ngasih. Apalagi mereka berempat kan harus bayarin kuliah kita berdua. Belum lagi biaya sekolah buat adik-adik kita. Kita berdua kan bukan anak tunggal dan anak pengusaha kaya raya. Kita berdua masing-masing punya adik 2. Kedua orang tua kita sama-sama cuma PNS. "

Tiba-tiba dari balik pintu kamar mereka ada yang mengetuk. Zhafran cepat-cepat bangun dan langsung melempar bed cover dan bantal begitu saja. Riani yang kaget langsung teriak...

" Zhafran...!!! Loe apa-apaan sih main lempar-lempar aja? Kena mata gue nih. "

" Sorry banget Dek, nggak sengaja. "

Ucap Zhafran sambil meniup-niup mata kiri Riani. Tiba-tiba adik Riani berkata...

" Ups sorry udah ganggu acara pengantin baru yang sedang ciuman bibir. "

" What? "


Tall Husband & Short Wife (1-19 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang