01. The beginning we met

2.2K 159 26
                                    

"Heh!! Kamu". Panggil seseorang yang sedang duduk di pinggir lapangan carfreeday.

"Lo manggil gue?" tanya seorang gadis yang asik memainkan bola basketnya.

"Nggak. Saya manggil itu ring basket"

"Owh"





"Gak usah kayak orang bego gitu deh. Sini!!"

Cewek yang dipanggil itu pun menghampiri orang yang tak ia kenal, tapi familiar itu.

"Apa?" tanyanya dengan raut wajah datar.

"Kamu suka main basket?" tanya cowok tadi agak ragu.

"Suka. Emang kenapa?"

"Main bareng yuk!! Saya udah lama gak main basket" ajak cowok tersebut.

"Oh iya. Kenalin, saya hyunjin" unjar cowok tadi sambil menjulurkan tangannya.

"Gue ryujin" dibalas uluran hyunjin.

"Kalau yang menang dapet apa nih?" tanya ryujin menantangi orang yang baru ia kenal itu.

"Yang menang, harus di traktir sama yang kalah. Gimana?" usul hyunjin.

"Oke"

Permainan pun di mulai, skor awal mereka selalu imbang, bahkan saling menyusul jika lawannya memiliki point lebih.
Hingga akhirnya,













Skor 12-13

"Inget ya, yang kalah traktir!!" kata ryujin bersemangat.

"Iya tau. Rumah kamu sebelah rumah saya kan?"

Ryujin hanya menganggukan kepala dua kali.

"Kamu lain kali jangan dirumah doang dong. Ikut remaja masjid gitu, setidaknya dateng pas acara 17an. Udah homeschoolling, anak rumahan. Gak ada teman kan pasti?"

"Ada. Temen tk" balas ryujin sekadarnya.

"Hhhh. Nanti gak mau nyoba SMA gitu? Selagi masih kelas 11" tanya hyunjin sembari mengelap keringat dengan tangan kirinya.

"Nanti deh gue pikirin dulu"
"Btw nih, pake dulu handuk gue. Balikinnya lewat jendela aja ya. Tinggal lempar"
"Duluan byeeee" ryujin pun pergi keluar lapangan dan pulang ke rumah.

***

Sesampainya di rumah, ryujin menghampiri ayahnya yang nampak sibuk dengan laptop dan berkas berkas pentingnya.

"Ayah, aku mau masuk SMA" perkataan ryujin sukses membuat ayahnya itu berhenti mengerjakan pekerjaannya. Lalu menatap anak gadis satu-satunya itu.

"Kamu yakin, trauma kamu gak akan kambuh?" tanya ayahnya, suho.

"Yakin kok. Tadi aku ketemu sama tetangga kita, yah. Yang rada memble itu loh. Nah aku juga main basket bareng dia. Tapi gak kenapa kenapa"
"Boleh ya, yah?" sungut ryujin.

"Iya boleh. Nanti ayah daftarin di SMA pasti sukses"

"Makasih ya, yah". Ryujin pun tersenyum bahagia mendengar keputusan ayahnya.

Skip

"Ryujin mau sekolah, yah? Beneran?" tanya daniel, kakaknya ryujin.

"Iya dia udah punya seragam, buku sama peralatan lainnya. Setiap pagi kamu yang anter ya? Kalau ayah yang anter kepagian nanti" ucap suho ke anak sulungnya itu.

𝐊𝐞𝐤𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐓𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang