005 • bag ii

582 115 16
                                    

I'm sorry i'm too late ngepostnya😭 rencananya tadi malem mau next,  tapi wattpadku dari tadi malem error dan bahkan aku sampe ketiduran,  makanya baruu post sekarang. Soo happy reading and don't forget to vote and comment!

Catatan : Ah iya,  untuk part ini aku pake author pov ya bukan keana pov atau rafka pov

My Amazing Bad Boy;005•bag ii Start

   Masih dengan posisi yang sama,  Rafka menggenggam erat pergelangan tangan Keana dan menatapnya sedikit emosi. Iya,  Rafka marah kepada Keana. Bisa-bisanya ia datang ke tempat seperti ini dan bahkan meminum minuman yang bahkan belum diperbolehkan diminum di usianya yang sekarang.

   Tapi emosinya sedikit hilang ketika melihat raut wajah Keana yang sangat pucat dan begitu lemas.  Pemikirannya tentang Keana yang telah tidak waras pun berubah seketika.

   Wah,  bocah pasti dijebak ini. Gabisa gua biarin. Batin Rafka menatap sekeliling seakan mencari mangsa yang akan ia terkam detik itu juga.

   Namun tatapannya teralih ke perempuan mungil di hadapannya lagi ketika ia merasa tubuh perempuan itu semakin lemas dan hampir tumbang. Tanpa pikir panjang ia menarik tangan Keana dan mengajaknya untuk pergi dari sana sekarang, "Ayo pulang,  Ken.  Lu kagak seharusnya ada di tempat ginian."

   "Raf..."

   Selang beberapa langkah ia berjalan, Rafka merasa lengannya ditahan oleh sesuatu dan terdengar rintihan pelan dari arah belakangnya. Dengan cekatan ia menatap ke belakang dan mendapati Keana yang menatapnya dengan tatapan yang lemah dan sayu,  detik selanjutnya ia langsung menggelengkan kepalanya.  Menandakan ia bahkan sudah tak kuat untuk berjalan.

   Rafka menaik napas sembari mengusap kasar wajahnya.  Sumpah demi apapun Rafka tak tahan ingin menghabisi orang yang telah menjebak Keana untuk datang kesini.

   Entahlah,  Rafka tak mengerti dengan dirinya sendiri kenapa ia bisa begitu peduli dengan perempuan ini.  Mungkin karena ia berbeda dari semua perempuan yang dulu pernah ia dekati. Dia langka,  galak namun menggemaskan. Tatapannya berkata seakan ia memang ditakdirkan untuknya.  Oke,  Rafka sekarang sangat amatlah halu mari kita lanjut ke keadaan semula.

   Tanpa pikir panjang,  Rafka langsung berjongkok di hadapan Keana,  "Ayo naik."

   "H-... Hah?"

   "Kenapa malah hah, ya allah?! Buruan naik kekeeett,  gua kagak mau lu kenapa-kenapa bego.  Kesel ya allah lemotnya nambah abis kobam dia," Cerocos Rafka sembari menarik perlahan kaki bagian bawah Keana agar tubuhnya maju mendekati punggungnya. Tak lama,  Keana langsung menurutinya dan memposisikan tubuhnya dengan nyaman digendongan Rafka.

   Ketika Rafka sudah merasa posisi Keana benar,  ia lansung berdiri dan memeluk kedua kaki Keana yang bertengger di sisi kanan dan kiri pinggangnya. Ia menatap ke arah samping kanan bahunya,  tepat terdapat wajah Keana yang semakin pucat sedang bersandar di bahunya, "Sebentar lagi kita pulang, Ken.  Tunggu sebentar ye,"

   Berjalan keluar sembari menggendong Keana cukup menjadikan Rafka sebagai pusat perhatian beberapa orang. Tapi bahkan ia tak peduli,  ia tak mau emosinya semakin meluap mengingat orang yang menjebak Keana disini.

   Sesampainya di luar gedung tersebut,  rencana selanjutnya Rafka ingin langsung mengantar Keana ke rumahnya.  Jadi ia putuskan untuk berhenti sebentar lalu menoleh ke bahu smping kanannya dan menatap Keana, "Alamat rumah lu,  Ket,"

   "Di handphone...."

   "Dimananya?"

   "Di memo hp,  raf..." Jawab Keana semakin lemah. Rafka tak tega tapi ia harus mencari jawaban dari pertanyaannya agar Keana bisa diantar pulang secepatnya.  Tapi ucapannya yang sudah diujung bibir harus ia paksa telan kembali ketika Keana tak sengaja memuntahkan isi perutnya di baju yang ia gunakan.

   Ya Allah baru gua cuci kemarin ini hoodie gua:( -Rafka

   Cukup lama Rafka terdiam sampai akhirnya cicitan pelan dari Keana berhasil meluluhkan emosinya yang sudah menyulut keluar tadi,  "Maaf,  Ka..."

   "Iya kagak papa,  tunggu bentar," Rafka langsung berjalan ke arah bangku di dekat sana lalu menurunkan Keana pelan ke bangku tadi. Lalu ia membalikkan badannya yang berarti posisinya berjongkok menghadap Keana.  Ia tersenyum begitu manis lalu tanpa sadar menggenggam tangan Keana, "Tunggu sini dulu ye? Gua beli air minum dulu di sono,"

   Setelah mendapatkan persetujuan dari Keana,  ia berlari menuju minimarket yang tidak jauh disana.  Membeli beberapa kebutuhan Keana sembari menelpon seseorang temannya, Rean. Usut punya usut, jika kalian ingin tahu,  tanpa disengaja,  kedua teman Rafka,  Rean dan juga Rama sedang mendekati kedua teman Keana,  yaitu Adera dan Renata. Setelah meminta Rean mencari tahu alamat rumah Keana, ia langsung berjalan ke kasir untuk membayar belanjaannya.

   Dan sepertinya dewi keberuntungan berpihak kepada Rafka.  Tepat setelah keluar dari minimarket tersebut,  Rean mengirim alamat rumah Keana.  Setelah mengucapkan terima kasih dan memasangnya dengan GPS,  ia menghampiri Keana -yang masih terduduk dengan sangat lemah-

   "Ket,  ini diminum dulu biar badan lu enakan,  nah abis itu gua langsung anter lu pulang dah."

   Tanpa pikir panjang,  Keana menerima plastik di genggaman Rafka dan meminumnya sesuai dengan apa yang Rafka suruh kepadanya.

   Rafka sedikit menyunggingkan senyumnya ketika melihat betapa cepatnya perempuan ini menghabiskan minuman penghilang rasa mabuk hanya dalam beberapa tegukan. Gemes ya allah :( pen gua milikin aja rasanya ni bocah atu:(

   "Udah..." Lamunannya terhenti ketika mendengar cicitan Keana.  Setelahnya,  Rafka kembali memposisikan tubuh Keana di gendongannya.  Membawa perempuan mungil ini menuju motornya yang Ia parkirkan tak jauh dari tempat mereka.

   Setelah memposisikan Keana dengan benar di jok belakang motornya,  ia mengambil jaket bomber miliknya yang ia cantolkan di stang motor. Memakaikannya ke tubuh Keana dengan begitu manis -bahkan sampai meresletingkannya- dan setelahnya ia menaiki motor,  dan tak lama menyalakan motornya. Kalau kalian fikir motor Rafka seperti layaknya motor ninja,  kalian salah. Motor Rafka sedikit berbeda,  motor yang ia gunakan adalah jenis motor gunung KLX.  Pasti tau kan?:)

   Sebelum menancapkan gas, Rafka sempat menarik pelan kedua tangan Keana agar memeluk pinggangnya erat lalu berucap sembari menatap dengan dalam ke arah mata Keana, "Pegangan yang kenceng ya? Gua bakal ngebut biar lu cepet nyampenya,  Ken."

—My Amazing Bad Boy;005•bag ii Done—

Hohohoho aku nepatin janji kan? Aku post pagi nich hehehhe,  btw kayaknya masih ada satu part lagi buat chapter 005 ini yang bertemakan Keana kobam😂😂

My Amazing Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang