006 • i

630 124 8
                                    

Hei hei hei,  aku baaaaaliiikk🙆🙆

Jadi aku baru beli kuota dan aku gatel banget mau publish next chapter cerita ini.  Yaudah intinya itu doang, happy reading owkay~❤

Catatan :  disini kita seperti biasa memakai Keana side

—My Amazing Bad Boy ; 006 • i Start!—

   "Kekey... Bangun, sayang,  nanti kamu telat sekolahnya..."

   Aku merasakan tubuhku digoyangkan perlahan sembari sesekali dicubit dengan pelan.  Dan pastinya ini dilakukan oleh Bunda. Tapi entah kenapa mataku begitu berat untuk dibuka.  Sampai akhirnya aku mendengar mamah mengoceh kembali,  "Keana ayo ah, ini udah jam setengah 7, kamu mah kebiasaan kalau lagi halangan tidurnya ngebo banget,  ayo bangun!"

   "Iya,  Bun,  iya... Ini Kekey bangun kok..." Dengan malas aku bangun dari tidur nyenyakku dan mulai membuka mata pelan,  mengucek-ucek pelan mataku lalu menatap Bunda yang sudah tersenyum, "Bunda tunggu di meja makan ya,  ada yang mau Bunda titipin ke kamu juga soalnya,"

   Aku hanya menggumam pelan,  entahlah  Bunda menatapku begitu jahil, tapi aku tak peduli,  memangnya ada apa? Perasaan aku tidak melakukan apa-apa dari semalam. Ah sudahlah aku tidak mau mengambil pusing hal tersebut. Aku akhirnya bergegas mengambil handukku dan masuk ke kamar mandi tanpa memperdulikan pusing yang masih aku rasakan sampai sekarang.

| amazed bad boy |

   Aku mendengus sebal mendengar penuturan Bunda tadi. Apa benar semua yang Bunda ucapkan tadi? Sumpah demi apapun,  aku tidak mengingat jika Rafka yang membawaku pulang ke rumah dan bahkan menggendongku masuk ke kamar. Apalagi mendengar Bunda menjelaskan kalau aku sempat muntah di baju Rafka membuatku bergeridik ngeri membayangkannya.

   Aku menghela napas panjang lalu menatap paper bag yang aku bawa.  Iya,  ini titipan Bunda.  Kalian tahu Bunda menitipkan ini untuk siapa?

   Untuk Rafka:)

   Bunda bilang aku harus berterima kasih kepada Rafka,  karena telah menolongku,  membawaku pulang,  menggendongku,  rela bajunya menjadi kotor karena muntahanku, bahkan rela pengertian kepadaku -karena ia yang meminta kepada Bunda untuk memasakkanku sup untuk sarapanku sekarang-

   Hmmm.... Curiga ini kutil satu sok manis didepan Bunda:(

   Tapi ucapan Bunda ada benarnya juga,  ya sedikit mengucapkan terima kasih tak ada salahnya. Aku juga harusnya cukup bersyukur yang menemukanku si demit satu itu, tapi banyak yang menjadi pertanyaan besar.  Kenapa dia bisa tahu rumahku? Darimana dia tahu itu aku saat berada di pesta? Dan paling parahnya kenapa harus dia yang Bunda kira pacarku?!?!?!? 😭

   "KEANAAAAAAA!!!!!" Aku langsung melongos menghampiri Adera dan Renata yang sudah menyapaku saat aku baru masuk ke ruang kelas. Tapi yang membuatku bingung adalah tatapan mereka semua yang mengintimidasi kepadaku. A-... Ada apa ini?

   "Kenapa deh? Jangan bikin aku panik kalian tuh..." Gerutuku sembari menatap kesal kearah dua teman dekatku ini.

   "Kamu sama Rafka beneran pacaran? Nggak kan? Post-an itu cuma dare doang kan?"

My Amazing Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang