"Han Hyoora..."
"Will you marry me?" tanya yoongi dengan mata berbinar
Ternyata yoongi sengaja memasukkan tangan mereka berdua ke dalam saku jaketnya untuk menyematkan sebuah cincin ke jari hyoora. Entah bagaimana cara yoongi memasangkan cincin itu sehingga hyoora tidak tau dan baru sadar saat yoongi mengecup punggung tangannya.
Hyoora diam mematung seribu bahasa. Tidak senang? Tentu saja senang, siapa yang tidak senang jika dilamar dengan sang pujaan hati. Tapi apa yang harus hyoora jawab atas lamaran mendadaknya ini. Di tengah sepinya malam di antara beberapa pasang pejalan kaki yang tertangkap oleh indra penglihatan. Serta beberapa pasang mata yang melihat adegan mereka. Haruskah iya atau tidak jawaban yang diberikan oleh hyoora untuk yoongi. Bukankah hyoora harus menjawab tidak? Pasangan macam apa yang meninggalkan pihak lainnya setelah menerima lamaran dan setelah menyatakan cinta.
"Yoon..."
"Anni hyoora, cukup jawab iya atau tidak. Kita bisa melakukan long distance relationship. Aku sama sekali tak keberatan dengan itu. Tapi tolong hyoora, jang----"
"Aku mencintaimu yoongi, aku tidak mau kau tersakiti karena ketidakpastianku atas hubungan ini. Aku tidak mau hubungan ini terus bergelantung. Aku juga ingin kau hidup bahagia yoongi."
"Kau bahagiaku hyoora. Kau segalanya di hidupku, aku sama sekali tidak akan tersakiti. Tapi tolong terima aku hyoora-yaa. Biarkan aku mewujudkan semua janjiku yang pernah kuucapkan maupun yang tidak kuucapkan padamu. Aku juga ingin membahagiakanmu hyoora."
Hyoora menghela napas panjang dan menghembuskannya pelan sambil mengalihkan pandangan ke arah lain. Berusaha menahan air mata yang sedari tadi sudah mati-matian ia perjuangkan agar tak melesat turun membasahi wajahnya.
"Aku menerimamu yoon, tapi bukan berarti aku tidak akan pergi darimu. Aku tetap harus pergi agar kelak nanti kita bisa kembali bersama dalam keadaan normal."
"Aku tidak mau reputasimu hancur karena orang-orang tau kau menghamiliku di luar nikah yoongi"
Yoongi mematung. Yoongi diam. Terlalu terkejut atas jawaban yang diberikan oleh kekasihnya. Terkejut karena bahagia, sama sekali tidak ada rasa kecewa dalam dirinya atas pernyataan hyoora. Justru yoongi terlampau senang sampai rela beralibi ia tidak mendengar jawaban yang hyoora berikan untuknya.
"Maaf sayang, tadi kau bilang apa? Aku sedang tidak fokus." tanya yoongi dengan senyum jahilnya
"Ck, aku tidak menerima lamarannya dan aku tidak akan pernah mau bertemu denganmu lagi" cibir hyoora yang membuat yoongi tersenyum
"Ayolah sayang, sekali lagi. Ditambah kata-kata cinta bagaimana? Aku akan sangat senang hyoora" mohon yoongi sambil mengusap-usap kedua tangan hyoora dengan kedua ibu jarinya
"Aku menerima lamaranmu yoongi oppa dan aku sangat mencintaimu." meskipun dengan nada sedikit dipaksakan sudah cukup membuat yoongi bahagia
Dengan cepat yoongi berdiri menarik kedua tangan hyoora dan dikalungkannya ke leher putih mulus miliknya, sedangkan kedua tangan yoongi melingkar sempurna di pinggang hyoora. Hal itu sontak membuat hyoora menabrak dada bidang yoongi dan menahan sakit pada perutnya. Benturan tadi cukup keras, belum lagi yoongi sedang mengenakan ikat pinggang. Tapi rasa sakit itu hilang saat yoongi mulai melumat lembut bibir cherry milik hyoora. Melumat lembut menyalurkan perasaan bahagia dan perasaan penuh cinta mereka berdua, ditambah hyoora yang membalas perlakuan yoongi. Membuat perasaan yoongi membuncah semakin senang.
"Aku sangat mencintaimu Min Hyoora, jeongmal saranghae. Cepat sembuh sayang, aku akan menunggu kepulanganmu dengan senang hati dan menyambutmu dengan pelukan hangat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lunatic Love ✔
FanfictionApa jadinya ketika dosen jatuh cinta dengan muridnya sendiri ? Apa jadinya ketika seorang murid menyukai dosennya sendiri? Tapi siapa sangka jika cinta yang berawal dari perjanjian dan ancaman berubah menjadi cinta yang tulus. Mereka merasakan cin...