Keputusan telah aku ambil, hari ini kaki sudah menapak di tanah Kota Solo. Sebuah kota yang memiliki kenangan indah sekaligus buruk. Cukup banyak perubahan yang terjadi disini, sepertinya sudah memasuki era modern dan mulai meninggalkan kultur tradisional.
Sebelum kembali ke rumah, aku ingin menghabiskan waktu siang sampai sore hari untuk jalan-jalan di pusat perbelanjaan tradisional seperti Pasar Klewer. Siapa tahu, dapat pakaian yang murah dan berkualitas.
"Bukan orang Solo ya mas ?" tanya Supir Taxi yang aku sewa dari Terminal Tirtonadi sampai ke Pasar Klewer.
"Saya asli Solo, tapi kemarin sudah empat tahun lebih kuliah di ITB Bandung" jawabku sambil melihat kaca spion diatas supir yang terlihat mata dari bapak tersebut.
"Hebat dong mas ? bisa kuliah di kampus favorit seperti ITB".
"Tidak kok pak, semua orang juga bisa. Saya Cuma beruntung saja".
Tidak terasa obrolanku dengan supir Taxi yang bernama Pak Galuh membuat perjalan seakan lebih cepat. Target pertama adalah mendapatkan baju kantor dan juga beberapa baju untuk harian, karena mungkin pakaian di rumah sudah tidak ada yang muat di tubuh.
From : Kirana
Kamu sudah sampai Solo ?
Dering ponsel menggetarkan saku celana, ternyata ada satu pesan dari Kirana
Sudah, ini baru mau cari baju di Klewer
Setelah mengembalikan ponsel ke saku celana, aku melanjutkan perjalanan untuk mencari perburuan barang-barang yang dibutuhkan selama di Solo. Para penjual menyambut kedatangan setiap pembeli dengan vocalnya yang lumayan keras.
"Monggo mas, mau cari apa ? baju batik disini murah-murah"
"Meriki mawon mas, ada baju dengan bahan sutra. Dijamin dingin kalau dipakai".
"Monggo mas, baju koko-nya bagus-bagus dan murah meriah, ambil selusin saya berikan separuh harga".
Kalau di pasar tradisional seperti ini, memang pembeli haruslah cermat dan tidak terburu-buru memilih barang. Karena semua pedagang pasti akan menawarkan dengan penawaran yang menarik. Jangan sampai, menyesal karena terlalu cepat berhenti disalah satu toko tanpa mengelilingi seluruh toko di pasar.
Setelah berputar-putar selama dua jam lebih, akhirnya seluruh barang yang sudah aku list saat masih di Bandung sudah ada ditangan semua. Kini saatnya untuk pulang ke rumah, yang entah sudah seperti apa bentuk dan rupanya karena sudah lama tidak dihuni.
Perjalanan dari Pasar Klewer ke rumah sekitar dua puluh menit menggunakan ojek online, maklum rumah pinggiran jadi jauh darimana-mana. Namun tetap saja disyukuri karena rumah tersebut menjadi bukti kehebatan bapak dan ibu bisa hidup mapan ditengah persaingan sengiti di Solo.
"Terima kasih mas" ujarku kepada Mas-Mas Ojol.
"Sama-sama mas".
Pohon Mangga besar menyambut kedatanganku dengan sayup-sayup angin yang lumayan membuat bulu kudukku berdiri. Meskipun ragu-ragu tapi tetap kaki ini aku paksa untuk terus melangkah maju. Apapun yang terjadi, tetap aku harus berani.
Suara tangisan tiba-tiba menyambutku setelah membuka pintu pagar, kembali lagi langkah ini secara otomatis berhenti sejenak. Rasanya ingin balik badan dan mengurungkan niat untuk menempati rumah ini kembali. Namun sosok Kirana kembali membangkitkan niat awalku.
Langkah ini dengan berani atau tepatnya sok diberanikan mulai mendekati daun pintu rumah, baru saja beberapa langkah. Suara tangisan perempuan kembali terdengar, kali ini badanku tidak berani untuk berbalik. Semakin lama, suara tangisan semakin kencang saja.
Sebuah keputusan cepat pun aku ambil, yakni segera masuk ke rumah dan menguncinya dari dalam. Meskipun sebenarnya makhluk tetap saja bisa menebus pintu, setidaknya tidak ada angin malam yang lumayan kencang karena Pohon Mangga di halaman rumah.
Memang salahku juga, kenapa tiba di rumah dengan kondisi yang masih mencekam malam hari. Dan menghabiskan waktu untuk berbelanja. Karena tenaga juga sudah dihabiskan dijalan, mungkin malam ini aku memilih untuk membersihkan kamar dulu saja buat tempat istirahat malam ini.
****
Temen-temen bisa mendukung saya melalui :
https://trakteer.id/bimo-kuskusLink Aktif ada di kolom komentar, saya berterima kasih untuk teman-teman yang mau mendukung penulis dengan materi. terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
(Misteri) Rumah Peninggalan Bapak
Mystery / ThrillerBurhan adalah sosok laki-laki yang baru saja menyelesaikan kuliahnya, dan kini dia sudah mendapatkan pekerjaan di Kota Solo. namun siapa sangka, hal ini malah membuatnya terjebak dalam dunia yang tidak dia inginkan. Apalagi semuanya juga berhubung...