Rasa ketakuttan kemarin benar-benar membuat badan ini pegal-pegal, tidur selalu saja terganggu karena samar kalau saja ada jumpscare yang tiba-tiba menyapaku dipagi hari. Kan tidak lucu juga, kalau ada berita seorang laki-laki muda ditemukan tewas karena di jumpscare oleh hantu dirumahnya saat masih enak-enak tidur.
Untuk menghilangkan rasa takut, aku mencoba menelpon Kirana. Siapa tahu dia bisa menjadi tempat yang tepat untuk berbagi pengalamanku kemarin.
"Hallo Han, ada apa ?" ujar Kirana disambungan sebrang, seperti biasa perempuan satu ini selalu saja nerocos sebelum orang lain berkata satu patah katapun.
"Kamu percaya hantu Ran ?".
"Percaya tidak percaya sih, memang ada apa Han ?".
"Kemarin, aku sudah membersihkan segala bercak darah di tembok rumah ini. Dan pagi tadi, aku melihatnya lagi. Bercak darah itu kembali lagi ada ditembok Ran".
Suara Kirana tiba-tiba tidak terdengar di sambungan, "Ran..kamu masih tersambungkan ?". Belum juga ada respon dari Kirana di sambungan, jari ini sudah gatal untuk mematikan sambungan telpon.
"Kalau menurutku, mending kamu coba ikutti kemana ujung bercak darah itu. Kali aja ada pesan yang ingin disampaikan oleh keluargamu" ujar Kirana yang tiba-tiba kembali bersuara setelah hening beberapa saat.
"Benar juga katamu Ran, yaudah aku tutup telponnya dulu ya. Kamu jaga hati disana, jangan lupa juga harus segera lulus".
"Iyaya bawel, kamu hati-hati ya disana. Aku enggak mau kamu kenapa-napa".
Setelah mematikan sambungan telepon, hal pertama yang ingin aku lakukan saat ini adalah mandi. Rumah ini masih banyak debu, dari kemarin tidak sempat membersihkannya karena jantung sudah dibuat senam jantung terus. Ketimbang terkena penyakit kulit karena efek debu, mending membiasakan diri untuk mandi lebih dari dua kali dalam sehari.
Air keran menemani heningnya pagi ini, kamar mandi yang dulu terlihat begitu biasa kini sudah berubah aura setelah kejadian dua tahun lalu. Entah kenapa, segala yang ada di kamar mandi ini seakan memiliki aura mistis.
Dan benar saja, baru saja dapat beberapa kali gayungan air. Tiba-tiba lampu kamar mandi mati dengan sendirinya, secara otomatis tangan ini bergerak cepat untuk menyelesaikan prosesi mandi. Dan dengan segera langsung keluar dari kamar mandi.
Baru saja keluar, lampu kamar mandi malah kembali menyala. Momen ini benar-benar membuat bulu kuduk berdiri dengan otomatis tanpa perintah, aku terus berpikiran positif. Mungkin saja ini hanyalah sebuah kebetulan semata.
Namun anggapanku sepertinya tidak seratus persen benar juga, setelah menengok kembali kondisi kamar mandi. Aku melihat ada sebilah pisau dengan darah terletak di atas closet, kejadian ini sama seperti saat aku menemukan boneka dengan kertas yang ternyata berisi sebuah pesan tersembunyi.
Ada apa ini ? apakah pisau ini yang sudah membunuh semua keluargaku ? tanpa sadar air mataku menetes, bayangan pembunuhan yang keji dan bengis menghinggapi pikiranku. Rasanya tidak rela, jika pembunuh itu kini masih bebas diluar sana.
Dengan hati-hati, aku membungkus pisau berlumuran darah tersebut di plastik. Setelah meletakannya di tempat yang aman, rasanya raga dan pikiran ini sudah begitu lelah. Jalan-jalan dekat rumah sekalian mencari perlengkapan kebersihan rumah sepertinya bisa menenangkan pikiran ini.
Aku akan segera menemukan pembunuh itu, aku janji kepadamu bapak, ibu dan Mbak Lestari.
Temen-temen bisa mentraktir saya sebuah kopi hangat dengan donasi di link dibawah ini, makasih :
https://saweria.co/donate/BimoKuskus
KAMU SEDANG MEMBACA
(Misteri) Rumah Peninggalan Bapak
Mystery / ThrillerBurhan adalah sosok laki-laki yang baru saja menyelesaikan kuliahnya, dan kini dia sudah mendapatkan pekerjaan di Kota Solo. namun siapa sangka, hal ini malah membuatnya terjebak dalam dunia yang tidak dia inginkan. Apalagi semuanya juga berhubung...