***
Matahari telah bekerja kembali dan mulai memancarkan sinarnya. Masuk ke dalam kamar gadis berambut brunette itu melalu celah-celah jendelanya. Alice mengerang ketika ia merasa sinar matahari mengganggu pengelihatannya saat ia membuka matanya. Tidak tahu kenapa ia sangat lelah dan masih merasa sangat mengantuk.
Saat ia membalikkan badannya, terlihat pria yang dicintainya masih tertidur lelap. Wajahnya sangat tenang. Rambutnya yang berantakan selalu membuat Justin terlihat lebih seksi. Alice terus memperhatikannya sampai detik selanjutnya ia tersadar kenapa tubuhnya terasa sakit dan dingin. Gadis itu melihat ke dalam selimutnya, ia tidak memakai apapun. Dia ingat kalau semalam...
"JUSTIN WAKE UP!" seru Alice tepat di depan mukanya. Justin malah menggeliat dan sama sekali tidak membuka matanya. "JUSTIN!!"
"What happened?" tanyanya sambil mengucek matanya. Alice mencoba untuk bangun dan duduk di kasur tapi terasa sangat sakit.
"Apa kita melakukannya semalam?"
"Apa aku harus mengingatkanmu lagi?" Justin malah balik bertanya. Alice hanya menunduk karena masih merasa malu.
"Kamu sangat lucu semalam hahaha." Justin malah menertawainya. Jujur saja Alice memang belum siap saat itu dan terpaksa melakukannya sehingga ia merasa kesakitan bercampur malu.
"Justin hentikan," kata Alice sambil menutupi wajahnya.
"Tapi kamu juga terlihat seksi," goda Justin sambil menarik selimut yang menutupi tubuh gadisnya itu.
"Jangan menggodaku!" bentak Alice sambil menarik selimutnya lagi lalu Justin tertawa, bukan terbahak-bahak tapi terlihat sangat senang.
"Baiklah, sebaiknya kamu mandi lalu bersiap-siap," ucap Justin.
"Kita mau ke mana?"
"Kamu akan tau nanti."
**
Sekarang Justin dan Alice sudah berada di dalam mobil Justin yang bermerk Mustang tersebut. Alex, Caroline, Ryan, dan Chaz mengendarai mobil sendiri dengan mobil Alex karena tentu saja tidak akan cukup bila menaiki Mustang Justin. Di mobil, mereka -Justin dan Alice- menyetel lagu sekeras mungkin dengan atap mobil yang terbuka. Menyebalkan memang, tapi sangat menyenangkan.
Anyway, rencananya pagi itu mereka akan pergi ke pantai untuk liburan yang terakhir kalinya karena mereka sudah akan pergi kuliah atau sekolah lagi besok. Dan untungnya salju juga sudah tidak turun lagi di akhir Januari. Ryan dan Chaz juga akan pulang ke Kanada besok lusa karena mereka juga akan memulai kuliahnya.
Sesampainya di pantai, Alice langsung berlari ke pinggir pantai yang memiliki pasir putih tersebut. Laut biru yang jernih membuat pantai itu semakin indah. Ia tidak pernah merasa sebebas ini. Udaranya memang masih sangat sejuk pada pagi hari begini. Air laut pun juga masih terasa dingin. Banyak orang yang berjemur dan bermain di sekitar sana.
Justin dan yang lainnya segera menghampiri Alice. Lalu mereka memutuskan untuk bermain voli, diving, dan bermain pasir seperti membuat istana atau mengubur dirinya di sana. Rasanya seperti menjadi anak kecil lagi.
"Aku dan Ryan akan membeli minuman dulu, okay?" kata Caroline pada Alex dan Chaz. Mereka sedang tiduran sambil bermain ponsel di atas kursi panjang yang biasa ditiduri saat orang berjemur.
Sedangkan Alice dan Justin masih ada di pinggir pantai menikmati ombak yang menggelitik kaki mereka setiap beberapa menit. Tiba-tiba tangan kekar Justin mengangkat tubuh gadisnya lalu berputar-putar.
"Justin turunkan aku!" pinta Alice diiringi dengan tawaan. Bukan karena lucu tapi bahagia. Mungkin dia tidak akan merasakan kebahagiaan ini lagi jika Justin bukan jodohnya.
"Ahahahaha." Justin tertawa lepas membuat Alice yang mendengarnya ikut tertawa lebih kencang. Mungkin orang-orang akan mengira mereka gila atau semacamnya.
"Hey. Sedang bersenang-senang, huh?" sapa seseorang yang terdengar seperti suara perempuan.
Justin segera menurunkan Alice begitu melihat gadis berambut coklat panjang dengan bikini biru muda. Tubuhnya benar-benar terlihat seperti model dan sangat terawat. Bahkan bisa membuat Justin tidak berkedip. Sedangkan Alice hanya memakai hot pants dan kaos jaring-jaring berwarna krem yang di dalamnya dilapisi bikini pink tua. Dan Justin hanya shirtless dan memperlihatkan perutnya yang six-pack.
Alice langsung merengut dan membuang mukanya. Gadis itu lagi, pikirnya.
"Eh, hai," balas Justin. Gadis itu tersenyum. Senyumannya memang terlihat ikhlas tapi tidak ada yang tahu apa maksud dibalik itu.
"Oh iya, kita belum berkenalan. Kenalkan, aku Kathlyn Rodriguez. Kamu bisa memanggilku Kath atau Kathlyn," ucap Kathlyn sambil mengulurkan tangannya. Wajahnya yang sok polos malah membuat Alice memandangnya sebagai wanita sok baik bermuka dua.
"Alice, Alice Parker."
"Senang berkenalan denganmu Alice." Kathlyn tersenyum lagi tapi Alice tidak membalasnya. Saat Alice ingin pergi, Justin malah menahan tangannya. Dia seperti mengisyaratkan sesuatu saat seseorang yang lain datang membawa minuman.
"Oh, ini kakakku, namanya Max," kata Kathlyn lalu Max berjabat tangan dengan Justin dan Alice.
Saat melihat pria dengan tato di seluruh tubuhnya itu, Alice langsung memasang wajah sepertinya-aku-pernah-melihatnya-tapi-di-mana-? dan mengerutkan dahinya.
"Apa kami bisa bergabung?" tanya Kathlyn. Alice hanya mendengus keras, tentu saja ia sangat tidak menginginkan keberadaannya, tapi Justin memberinya isyarat lagi untuk bersikap lebih sopan. Tentu saja tidak enak jika tidak memperbolehkannya.
-To Be Continued-
---------------------
Maaf guys late post. Sebenernya tugas masih banyak bgt & dikumpul minggu depan tapi demi kalian aku nulis part ini dalam 2 hari. Maka dari itu maaf bgt kalo kurang memuaskan, pendek, aneh, dll. Insyaallah, nanti kalo udah ada waktu luaaang pasti bakal fast update :)
Vote & komen kalo kalian suka & mau next ya loves, jgn jadi silent readers biar aku semangat lanjutin ;)Much love, alifa <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers 2 (Justin Bieber Fanfiction)
Fanfiction(Book 2 of Lovers: Justin Bieber Love Story) Justin dan Alice resmi bertunangan kali ini. Tapi ancaman The Bloods Gang yang datang terus menerus menghantui hubungan mereka, membuat keduanya harus berpisah. Untunglah Jason selalu ada disisi Alice saa...