Part 4: What's The Plan?

2.9K 193 0
                                    

***

Sedari tadi Justin hanya mondar mandir seperti setrika yang kebingungan. Tidak ada yang dikerjakannya selain memikirkan apa yang harus dilakukannya supaya Alice memaafkannya. Gadis ini berbeda. Ia tak semudah itu membuang apa yang telah dirasakannya jauh-jauh. Bahkan Jason mengatakan padanya bahwa ia harus minta maaf langsung di depan Alice. Tapi bukan dengan cara biasa. Atau mungkin dinner berdua menjadi pilihan yang tepat.

Justin segera mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor Alex -kakak laki-laki Alice-.

"Hallo?" ucap pria itu dari seberang.

"Alex, aku butuh bantuanmu," kata Justin to the point.

"Baiklah, apa yang kamu butuhkan? Sepertinya sangat penting?"

"Ya, ini sangat penting. Tolong bantu aku untuk merencanakan dinner berdua dengan Alice," kata Justin tapi Alex tak mengeluarkan sepatah kata pun. Apa itu tandanya ia menolak?

"Tunggu, kamu bisa aja langsung menelponnya kan?" tanya Alex bingung. Mungkin karena otaknya tidak lama digunakan selama liburan ini. Haha.

"Enggak, ini kejutan. Ayolah tolong aku," pinta Justin dengan sangat memohon.

**

Sekarang ini Justin sedang bercermin dan merapikan jasnya. Well, dia memang terlihat semakin tampan dengan jas. Untuk yang kesekian kalinya Justin merapikan jambulnya. Dia memang suka membuat rambutnya seperti itu, menurutnya keren. Setelah itu ia segera mengendarai mobil kesayangannya, Ferrari putihnya.

Akhirnya pria itu sampai di sebuah taman yang dikatakan Alex kemarin. Ternyata dia telah mempersiapkan semuanya dengan baik dan ini sangat indah. Mungkin dengan bantuan dari Caroline juga. Hanya ada satu meja dan dua kursi berhadapan yang sudah dihias. Di sekitarnya terdapat bunga mawar dan lampu-lampu taman yang indah. Ayolah, ini mungkin akan membuat Alice memaafkan Justin?

Jadi nanti Alex dan Caroline akan menuntun Alice yang sudah ditutup matanya dengan kain menuju taman. Setelah itu Alice akan terkejut dan melihat Justin di depannya. Mereka makan dengan romantis, Justin meminta maaf, dan Alice pasti akan memaafkannya. Selesailah masalah mereka. Justin telah membayangkan semua itu sejak kemarin dan berharap semuanya berjalan lancar.

"Justin?!" kata Alice kaget setelah melihat pacar atau tunangan atau calon suaminya di depannya. "A-apa yang--"

"Sshhh." Justin segeta memotong perkataan Alice karena dia yakin gadis itu akan menanyainya terus.

"Justin," panggil Alice saat mereka sedang menyantap makanannya. Gadis itu sedari tadi memperhatikan sekelilingnya. Memang sangat indah. "Kamu yang membuat semua ini?"

"Dengan bantuan kakakmu dan sepupumu," jawab Justin lalu meminum jusnya.

"Kamu masih marah?" tanya Justin. Alice hanya mengangkat bahunya. Detik berikutnya, Justin memegang tangan Alice yang ada di depannya sambil tersenyum.

"I love you so much. Cuma kamu yang ada dihatiku sekarang ini Al. Percayalah padaku. Soal yang kemarin, aku minta maaf, i'm so sorry. Gadis itu cuma teman dan aku nggak menyukainya. Aku janji, aku nggak akan mengulanginya. Kamu mau memaafkanku kan?" jelas Justin yang lagi-lagi berhasil membuat hati Alice meleleh.

Gadis itu selalu menjadi lemah saat Justin memberikan sisi romantisnya. Akhirnya Alice menangguk dan memaafkan Justin. Ia harus segera menghilangkan rasa cemburunya dan tidak menjadi pacar yang posesif.

"Aku percaya padamu."

Tiba-tiba saja seseorang yang tidak Justin kenal datang dari belakang Alice dan memegangi kedua tangan gadis itu sambil menodongkan pistol dikepalanya -Alice-. Justin langsung berdiri dan hendak melangkah ke arah gadisnya.

"Hey, lepaskan dia! Apa maumu?!" seru Justin. Lagi-lagi ia melihat bandana merah itu disetiap anggotanya. Ada sekitar empat orang yang keluar dari balik semak-semak lagi dan salah satunya adalah Derek. Ia tidak menyangka adiknya bergabung dengan geng mengerikan itu.

"Justin, tolong aku!" ucap Alice ketakutan melihat pistol yang mengenai pelipis kanannya.

"Kami akan melepaskannya asalkan kamu melakukannya!" seru seseorang yang dikenal Alice bernama Lil Twist itu.

"Melakukan apa?!" tanya Alice bingung dan tetap mencoba lepas dari genggaman kencang mereka -anggota The Bloods Gang-.

"Kalian harus--"

"Jangan!" Justin memotong perkataan Lil Twist lalu diam sejenak. "Aku akan melakukannya."

"Good," kata Lil Twist lalu melepaskan Alice dan menaruh pistolnya kembali ke dalam celananya -tempat pistol pada celananya-. Setelah itu mereka -The Bloods Gang- langsung melesat pergi dengan mobilnya.



-To Be Continued-
----------------------
Kali ini bener2 ga tau mau kasih judul part ini apa wkwk. Maaf kalo aneh dan absurd ceritanya
Kasih pendapat kalian tentang cerita ini dong, masih butuh kritik, saran nih :)
Jangan lupa vote atau komen kalo mau lanjut dan kalo kalian suka :3 Jangan jadi silent readers okay? okay (?)
Mulai part2 selanjutnya aku bakal dedikasiin ke kalian yg suka vote dan komen :) thank u

Much love, alifa <3

Lovers 2 (Justin Bieber Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang