***
"Ini untukmu," kata pria bertato itu sambil memberikan seputung rokok pada Justin. Sekarang ini Justin sudah berada di markas The Bloods Gang bersama Max dan yang lainnya, termasuk Jason dan Derek. Dalam keadaan mabuk begini Justin masih belum bisa berpikir lancar.
"Singkirkan ini dari wajahku, bodoh!" umpat Justin sambil menepis tangan Max. Tidak biasanya Justin mengatakan kata-kata kasar seperti itu.
"Baiklah kalau kamu nggak menginginkannya. Bagaimana kalau ini?" Max yang sudah mengepalkan tangannya karena marah akhirnya melayangkan tinjuannya pada pipi kiri Justin dan membuatnya sadar.
"Apa yang lagi kamu inginkan huh?!" tanya Justin sambil memegangi pipinya dan mengelap bibirnya yang berdarah.
"Perlu ku ulangi lagi? Belum mendengar apa yang Jason katakan di Paris huh?"
"Nggak segampang itu Max. Aku nggak akan melepaskan Alice begitu saja."
"Oh ya? Coba kita lihat nanti," ucap Max terlihat seperti ancaman besar bagi Justin. Disisi lain dia tidak mau gadisnya terluka.
"Tinggalkan kami berdua di sini," kata Max lagi. Yang lainnya segera pergi meninggalkan Justin dan Max di ruang yang remang-remang itu.
"Aku nggak ada waktu." Justin segera melangkah ingin keluar dari tempat yang kotor dan penuh dengan bau asap rokok itu.
"Justin, Justin," panggil Max, Justin menghentikan langkahnya. Ingin tahu apa lagi yang akan diperbuat pria agak botak dan bertato itu. "Masih ingat Luna kan?"
***
Justin langsung terbangun ketika alarm yang ia setel pada handphone-nya berbunyi dengan nyaring. Justin meraba-raba meja di sebelah kasurnya. Biasanya ia meletakkan ponselnya di sana tapi tidak ada. Alarm itu terus berbunyi sampai Justin membuka matanya dan menemukan Jason yang sudah berdiri di samping kasurnya sambil membawa ponselnya.
"Matikan benda itu," suruh Justin. Jason langsung mematikannya dan memberikannya pada Justin.
"Terlalu banyak minum huh?" tanya Jason.
"Apa? Aku mimpi buruk semalam."
"Itu nggak penting bagiku. Aku cuma ingin bilang, Mom datang tadi pagi dan sekarang dia menunggumu di ruang makan," kata Jason yang hendak melangkahkan kakinya keluar dari kamar Justin. Pria itu tidak terkejut atau apapun. Dia masih memikirkan hal yang terjadi semalam. Sebenarnya itu nyata atau tidak?
"Luna. Kamu ingat dia?" Pertanyaan Justin berhasil membuat Jason menghentikan langkahnya.
"Ada apa dengannya?" Jason membalikkan bandannya dan malah balik bertanya.
"Nothing. Ku rasa aku memimpikannya semalam. Aku tau ini ada hubungannya dengan Max," ujar Justin.
"Bukan urusanmu."
**
Alice berjalan gontai menyusuri lorong yang mengantarkannya pada loker para mahasiswa. Perasaannya masih terasa sakit gara-gara kemarin. Menunggu selama 3 jam bukan hal yang mudah dilakukan untuk orang yang tidak setia. Sekarang bisa dibuktikan kalau Justin adalah orang yang tidak bisa menepati janjinya.
Akhir-akhir ini mereka memang sering bertengkar dan semua salah Justin. Anehnya saat mereka berpacaran, mereka malah sering bertengkar. Sangat berbeda ketika dulu mereka belum saling memiliki. Justin bahkan mempertaruhkan nyawanya demi melindungi Alice yang bernotabene temannya dan Rachel masih menjadi pacarnya.
Melamun sambil berjalan bukan cara yang bagus. Bahkan mungkin sekarang Alice berdiri di depan lokernya dan mengambil buku yang salah untuk kelas pertamanya. Wajahnya terlihat sangat lesu seperti belum makan. Memang dia tidak makan sejak tadi malam.
"Hai Alice!" Alice berbalik dan hendak berjalan menuju kelas Biologi. Tapi tiba-tiba saja Jason datang dan menyapanya dari arah seberang.
"Mau ke kelas bersama?" Alice hanya mengangguk. "What happened? Are you okay Al?" Lagi-lagi Alice hanya mengangguk lalu berjalan.
Tapi belum sempat ia mendongakkan kepalanya supaya bisa melihat jalan, Jason tiba-tiba saja langsung membalikkan tubuh gadis itu dan menciumnya. Alice yang masih kaget tidak bisa berkata apa-apa bahkan melepaskan ciumannya. Rupanya Jason berniat untuk--tidak ingin Alice melihat pemandangan di depannya. Justin dan Kathlyn sedang berpelukan dan sangat mesra. Mungkin Justin terlihat terpaksa, tapi Kathlyn tidak melepaskannya.
Tak lama kemudian seseorang memisahkan Alice dan Jason dan langsung memukul Jason. Justin tentu saja. Hal itu menarik perhatian banyak orang. Jason yang masih tersungkur di lantai memegangi pipinya. Sedangkan tubuh Alice masih gemetar karena terkejut. Ia tahu jika Justin benar-benar marah sekarang. Tapi Alice bahkan tidak bermaksud untuk mencium sahabatnya.
"Jangan sentuh gadisku!" seru Justin. Jason bangkit dari tempatnya.
"Aku nggak boleh menyentuhnya tapi kamu menyentuh jalang itu? Cih," balas Jason sambil menunjuk Kathlyn yang ada di dekat Alice, di belakang Justin.
"Apa maksudnya?" tanya Alice dengan suara yang mungkin tidak bisa didengar Justin ataupun Jason tapi bisa didengar Kathlyn.
"Kami berpelukan tadi. Aku juga melihat kalian berciuman." Mata Alice melebar mendengar perkataan Kathlyn.
"Oh ya, apa Justin belum memberitahumu kenapa dia nggak menjemputmu kemarin?" tanya Kathlyn dengan wajah sombongnya. Dia tetap melipat tangannya didada. "Kami bersenang-senang dan melakukan'nya'," lanjut Kathlyn sambil menyeringai. Alice tahu apa maksudnya tapi tidak menghiraukannya. Walau sebenarnya di dalam hatinya terasa sangat menyakitkan. Ia bisa percaya begitu saja dengan Kathlyn.
"Justin, stop it!" seru Alice yang ingin menahan pukulan Justin dari depan. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Pukulan Justin mengenainya dan membuat Alice terjatuh.
"Al-Alice?" Justin berjongkok dan ingin membantu Alice berdiri. Tapi gadis itu menepisnya. Bukan hanya di dalam tapi di luar, ia -Alice- juga merasakan sakit yang sama sekarang. Gadis itu segera bangun lalu pergi dari sana.
"Aku nggak akan tinggal diam," ucap Jason sambil menatap Justin tajam lalu mengejar Alice.
-To Be Continued-
----------------------
Part ini spesial buat readers yang udah setia vote dan komen ily guys <3
Aku nulis ini pas masih UAS tbh. Ga tau kenapa ide lancar banget pas malem sebelum ujian biologi :')
Ini kurang panjang? Insyaallah part selanjtnya dipanjangin :) Bisa kasih kritik saran juga loh
Vote atau komen buat next atau kalo kalian suka yaa ;)p.s: sinopsis udah diperbarui :)
Much love, alifa <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers 2 (Justin Bieber Fanfiction)
Fanfiction(Book 2 of Lovers: Justin Bieber Love Story) Justin dan Alice resmi bertunangan kali ini. Tapi ancaman The Bloods Gang yang datang terus menerus menghantui hubungan mereka, membuat keduanya harus berpisah. Untunglah Jason selalu ada disisi Alice saa...