***
"Sekarang kamu bisa memberitahuku, siapa gadis itu?" tanya Brittany yang sudah duduk manis di depan Alice saat di kantin.
"Aku cuma nggak suka dengannya."
"Bisakah kamu memberiku detailnya? Kenapa kamu nggak suka dengannya? Apa yang dia lakukan padamu?" tanya Brittany berturut-turut karena sangat penasaran dan itu malah membuat Alice pusing. Dia bahkan belum menyentuh makanannya.
"Dia membuatku cemburu," ucap Alice sambil mengaduk-aduk makanannya.
"Jadi, Justin juga mengenalnya?"
"Begitulah."
Setelah pembicaraan singkat itu, mereka segera memakan makan siangnya sebelum kelas selanjutnya dimulai. Walaupun Alice masih memikirkan soal Kathlyn yang berkuliah di sini, tapi ia tetap menuntun jalan pikirannya untuk berpikir positif. Dia tidak seharusnya juga menjadi pacar yang posesif. Apalagi Justin sudah menjadi tunangannya.
**
"Hey baby," sapa Justin yang tiba-tiba muncul di samping lokernya. Loker mereka memang bersebelahan tapi kali ini Justin sudah tidak ada kelas dan dia tinggal menunggu gadisnya selesai kurang lebih dua jam lagi.
"Udah berani bicara denganku, itu berarti kamu udah dapet jawabannya?"
"Yah. Aku tau kenapa kamu marah," ucap Justin sambil mendengus. Alice mengangkat kedua alisnya. "Kathlyn," lanjut Justin yang tidak dibalas sama sekali oleh Alice.
"Jadi, benar kan? Kamu cemburu dengannya?"
"You're annoying Justin," balas Alice setelah memasukkan bukunya ke dalam tas dan berlari ke kelas Matematika.
"Jadi, aku salah lagi?" tanya Justin pada dirinya sendiri seperti orang bodoh.
Justin membalikkan badannya bermaksud ingin berjalan menuju kafetaria. Tapi dia malah menabrak seorang gadis dengan rok di atas lutut dan high heels. Bukunya berserakan di mana-mana. Justin segera meminta maaf dan membantu gadis itu mengambil buku-bukunya.
"Justin?"
"Kamu kuliah di sini? Sejak kapan?"
"Tadi pagi. Aku pindah ke sini karena keinginan kakakku. Katanya kampus ini memang bagus," ujarnya. Justin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kamu mau ke mana?" tanya Justin.
"Ke loker lalu pulang. Kamu?"
"Aku akan menunggu Alice sampai dia pulang."
"Bagaimana kalau kita cari makan dulu, lalu kembali lagi ke kampus?" usul Kathlyn. Justin berpikir sejenak dan akhirnya menyetujuinya.
Justin masuk ke dalam Ferarri putihnya dan Kathlyn segera duduk di sampingnya, dijok yang biasanya ditempati oleh Alice. Dia -Kathlyn- menunjukkan arah tujuan mereka akan pergi. Sekarang masih sekitar jam 2 siang. Berarti Alice akan pulang jam 4 sore nanti. Justin segera memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah makan mewah yang belum pernah ia kunjungi. Rumah makan Perancis.
**
Akhirnya jam kuliah Alice selesai juga hari ini. Setelah menaruh bukunya di loker, dia menuju ke loby untuk mencari Justin, tapi tidak ada juga. Sebelumnya dia sudah menuju kantin juga tapi tidak ada tanda-tanda di mana pria itu berada.
Alice mengeluarkan ponselnya dan hendak menelpon Justin, tapi dia sedikit ragu-ragu karena Justin masih membuatnya kesal dan dia masih belum mau bicara dengan Justin. Tapi ada sebuah pesan singkat dari Justin yang belum dibacanya.
From: Justin ♥
Aku akan menjemputmu jam 4 nanti. Jangan ke mana-mana sebelum aku datang, oke? Love uAkhirnya dia memutuskan untuk menelpon Justin dengan berat hati. Dan mungkin dia akan berbicara dengan nada sekesal mungkin agar Justin menyadari betapa sakitnya saat melihatnya membela gadis lain, apalagi gadis yang sama sekali belum dikenalnya, maksudnya mereka baru bertemu sekitar 3 kali bukan?
"Argh, udah 5 kali kenapa nggak diangkat juga sih?!" Alice berbicara sendirian di sana. Pada hari senin, jam 4 adalah jam terakhir. Artinya sudah tidak ada lagi kelas setelah pukul 4. "Baiklah, aku akan menunggunya di sini sampai dia menjemputku. Seperti apa katanya."
Satu jam.
Dua jam.
Tiga jam.Hari sudah mulai gelap. Gerbangpun juga sudah akan ditutup oleh satpam. Ini sudah pukul 7 dan Justin juga belum datang. Tadinya Alice memang ingin pulang menaiki taksi tapi ia ingat kata-kata Justin pada pesan singkatnya. Dia hanya tidak mau mengecewakannya. Tapi kali ini malah Justin yang mengecewakannya. Alice hampir saja menangis, tapi ia menahan air matanya yang nyatanya jatuh juga.
Tetapi tak lama kemudian, mobil bermerk Audi warna hitam datang dan berhenti di depan Alice yang sedang duduk ditangga masuk menuju loby sendirian, menangis sambil memegangi ponselnya. Mungkin seseorang akhirnya kasihan melihat gadis malang itu.
"Alice, apa yang kamu lakukan di situ? Ayo masuk!" suruhnya. Gadis itu segera bangkit dan masuk ke dalam mobil mewah itu.
"Kamu lagi," ucap Alice sambil mengusap air matanya. Kenapa dia yang selalu ada dan menyelamatkan Alice saat ia membutuhkannya bukannya Justin, pria yang dicintainya?
"Kamu menangis?" tanya pria dengan tato penuh ditangan kirinya itu. Ia mengambil dua lembar tisu di dalam laci yang ada di dekat Alice.
"It's okay. Thank you so much. Aku nggak tahu bagaimana kalau kamu nggak datang tadi." Alice tersenyum padanya.
-To Be Continued-
----------------------
Kira kira siapa sih guardian angel itu?
Walaupun ga banyak yg vote di last part tapi tetep aku lanjutin demi active readers ily thank u so much yaa ♥ Makasih udah mau baca cerita abalku ini wkwk
Vote please atau komen aja dibawah buat next ;)Much love, alifa <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers 2 (Justin Bieber Fanfiction)
Fanfiction(Book 2 of Lovers: Justin Bieber Love Story) Justin dan Alice resmi bertunangan kali ini. Tapi ancaman The Bloods Gang yang datang terus menerus menghantui hubungan mereka, membuat keduanya harus berpisah. Untunglah Jason selalu ada disisi Alice saa...