"Mike," desis gadis yang malas membuka matanya. Ia masih terbaring di atas kasurnya yang empuk.
"Sam!" Pintu ruangan itu dibuka dengan kasar. Sosok perempuan di seperempat hidupnya masuk dengan kesal.
"Ya, Gwen. Aku berangkat." Katanya malas. Hari ini adalah hari kelulusannya dari pendidikan sarjana tentunya.
"Pelayan, bantu gadis ini bersiap!" Pintanya pada lima orang yang mengekor di belakangnya. Gwen membuka tirai tebal itu, kaca tebal dengan kain tipis itu membuat fajar menerobos ruangan gelap itu.
Manik safir Gwen menatap ruby yang berganti safir. "Kau berburu lagi, Sam?" Tanyanya menyelidik.
"Tidak, Gwen." Gadis itu bangkit, berjalan ke arah kamar mandi dengan dua pelayannya. "Mimpi itu datang lagi." Sosoknya telah hilang di balik pintu yang tertutup.
Gwen menghela napas, menengadah meyakinkan dirinya. Ia segera meninggalkan kamar dengan dominasi hitam merah itu.
☆☆☆
"Aurel!" Seru gadis bersurai nila pada perempuan bersurai pirang.
"Samantha!" Balasnya pada ipar kesayangannya.
Ruang makan dengan lampu gantung itu tertutup tirai tebal. Dua perempuan itu segera duduk di meja makan. Masing-masing di sisi kanan dan kiri setelah kursi utama.
"Kerja bagus, Sam!" Seorang pria berkulit pucat, sama pucatnya dengan Aurel mengusap rambut pucat Samantha. "Kau mendapat nilai tertinggi. Aku ragu kau tidak menggunakan kekuatanmu." Sindiran sarkas itu datang dari mulut kakak sepupunya, Adrian Dimitri.
"Kau meragukanku, Adrian?" Manik biru itu menatap manik hazel si rambut pirang.
"Ya, ya. Kau kan berada di sekolah umum."
"Meskipun itu sekolah elit?"
Adrian memejamkan matanya mengangguk, "meskipun itu sekolah elit. Universitas ternama atau apalah."
"Padahal pendidikan di sini mengadopsi sistem dan kurikulum mereka." Balas Sam dengan menghela napas.
"Kau makin pintar saja gadis kecil." Tangan Adrian mengacak gemas rambut Sam.
Aurel tertawa geli melihat dua sepupu itu. "Kau kan yang mengirim Sam sekolah di sana."
"Iya, ya. Karena dia lebih baik beraktifitas di bawah matahari." Adrian menatap nanar safir di sisi kanannya.
"Tenanglah, Gwen bersamaku." Samantha tahu, ada rasa menyesal tidak bisa mengantarnya menghadiri upacara perpisahan kelulusannya.
☆☆☆
Universitas Internasional itu menjadi tempat belajarnya, sekolah dengan reputasi terbaik di seluruh jagad raya. Apa jagad raya? Ya benar itu tidak dilebih-lebihkan. Manusia, werewolf, centaur, vampire, dan monster lain berada di sekolah ini. Tentu dalam wujud manusianya.
Samantha Xavier peraih nilai tertinggi dengan gelar cum laude mendapatkan penghormatan dari para pendidiknya pada upacara kelulusan kali ini. Gadis bersurai nila dalam usia belianya telah meraih gelar itu. Upacara itu berlangsung meriah dilanjutkan dengan gala dinner sekaligus perpisahan malam harinya.
"Sam!" Panggil seseorang setelah pembubaran acara. Pemuda dengan aroma khas cendana dan kerumunannya menghampiri gadis yang masih bercengkrama dengan teman-teman lainnya.
"Drake!" Sapanya pada vampire berdarah murni itu. Dia dengan kawanan manusia dan beberapa makhluk ajaib lainnya. Satu Centaur, satu Shapeshifter, dan satu Siren.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMI [The Half and Separated Soul]
VampireLolongan keras terdengar sendu dalam purnama. Angin bertiup lebih kencang malam ini. Seekor srigala muda menatap rembulan berbinar dalam gerhana. Lolongan pertamanya terdengar sumbang di malam yang sunyi. Di sisi lain, suara tangis bayi memecah kehe...