II

11 3 0
                                    

"Gweeeennnnnnnn!" Teriakan Sam mengundang gelak tawa seisi kastil itu.

Archangle itu meninggalkan hibrid muda di kamarnya. Dia memprotes pada Gwen yang menerima permintaan Drake untuk memberikan gaun pada Sam.

"Drake, yang benar saja!" Protesnya melalui telepon ekstensi ke kamar sepupunya.

"Sudahlah, sayang. Kau memang memikat, terima saja." Drake menahan tawa melihat reaksi Sam.

"Kau juga mengunci walk in closet ku, kan? Kau meretasnya!" Benar saja, akses kunci digital di kamar Sam diretas Drake.

"Sekali saja, honey! Kumohon." Drake terdengar memelas dari seberang telepon.

"Carilah kekasih, Drake!" Ditutupnya dengan kesal telepon itu.

Jam 7 malam, satu jam sebelum perjamuan pesta itu dimulai. Sam terpaksa memakai gaun berwarna merah darah itu. Gaun tanpa lengan dengan potongan rendah menunjukkan belahan dadanya. Panjang gaun itu hanya sebatas pangkal paha, dengan potongan mengikuti lekuk tubuhnya, mekar di sisi bawah membentuk rok.

"Aku akan mencincangmu, Drake!" Makinya dari dalam kamar.

Sam memakai kalung bertahtakan ruby, dengan stilleto setinggi 10cm. Keduanya juga pemberian Drake. "Sialan kau!" Sam tahu bahwa tinggi mereka terpaut jauh. Sam dengan 159cm dan Drake dengan 175cm.

Rambutnya digelung dengan jepit mawar merah dari rangkaian ruby. Warna itu terlihat kontras dengan rambut nilanya. Seputih susu dengan tetesan darah.

Gadis itu segera meraih clutch manis yang senada dengan desain sederhana. Ia segera keluar ruangannya dan ingin memukul wajah sepupunya.

Siulan nakal terdengar dari pemuda dengan tuksedo hitam potongan futuristik dan pin mawar merah disakunya.

"Adrian, suruh adikmu mencari kekasihnya!" Protesnya pada vampire itu.

Respon berbeda diterima Sam dari kedua kakeknya, dan pasangan vampire itu. Semuanya menatap tajam dengan hawa membunuh pada Drake.

"Adrian, suruh pengawalmu menemani mereka." Victor menekan nadanya.

"Baik, kek." Adrian menelepon panglima terbaiknya. Memerintahkan ia mengawal dua adiknya.

"Kau pakailah ini," Aurel menyemprotkan parfum untuk menetralkan aromanya pada Sam, kemudian memberikan gelang dengan rangkaian rempah-rempah yang nampak indah dalam resin.

Gwen terkejut mendapati penampilan Sam, lalu aroma manis dan mawar yang menyeruak itu membuat Gwen nampak ngeri. "Aku ikut dengan kalian." Archangel itu menghadang Drake yang menggandeng Sam keluar dari kastil.

"Oh, ayolah kau akan merusak kesenangan pesta ini, huh?" Tatapnya pada safir di sisinya.

Tatapan itu dibalas penuh amarah. "Kalau Gwen tidak ikut, aku akan berganti pakaian Drake." Ancamnya.

Dan itu berhasil, Gwen mengikuti keduanya dengan mobil pengawal. Drake menyetir mobilnya sendiri, bersama Sam.

☆☆☆

Setiap kali Drake memandang dada yang menyembul milik Sam atau paha mulusnya. Jingga itu berubah menjadi merah, diikuti dengan gairah haus di tenggorokkannya.

Sam masih diselimuti amarah, "kendalikan dirimu atau kau tidak akan bertemu denganku lagi, huh?" Ancamnya pada sepupu jahil di sampingnya.

"Kau menggemaskan, honey." Ia tertawa kecil sambil melaju mobil itu.

Keduanya telah sampai di depan gedung aula. Mobil pengawal itu mengawal ketat dua pemuda pemudi klan Xavier dan Dimitri. Drake membuka pintunya, ia lalu membukakan pintu sisi Sam. Pemuda itu melingkarkan lengan di pinggang sepupunya. "Aku bisa mencium wangimu."

"Tentu saja, brengsek! Kau menempel padaku." Keduanya masuk kedalam ballroom itu dengan wajah angkuhnya.

Ruangan itu seketika hening akan kehadiran dua pasangan vampire itu. Hanya alunan musik DJ yang menyambut keduanya. Semuanya terpaku pada sosok Sam yang begitu memikat.

"Mawar," desisnya. Drake seketika panik melihat manik gadis itu berkelebat keemasan.

"Sialan!" Drake menarik lengan Sam, segera meninggalkan gerbang itu. Lalu kembali merangsek masuk dalam mobil.

"Sam! Sadarlah! Sam!" Drake mengguncang tubuh gadis itu. Panik ia segera menelepon mobil para pengawalnya untuk pergi dari universitas itu, segera.

Gwen melaju mobil itu dengan cepat. "Sam, sadarlah!"

Kelebatan emas itu terjadi lebih lama dari biasanya. Drake tidak mendapati tanda Sam akan sadar dalam waktu dekat. "Maafkan aku, Sam," Drake menancapkan taringnya, menghisap darah dari pergelangan tangan Sam.

Satu tamparan keras diterima Drake. "Kau!" Sepupunya mencuri kesempatan itu lagi dan lagi.

"Kau membuatku panik, honey!" Protesnya melepaskan gigitan dan mengelus pipi merahnya.

"Nona, kali ini apa?" Tanya Gwen memarkir mobil itu di depan kastil.

"Hanya mimpi yang sama, Gwen." Kali ini safir telah berubah menjadi ruby. Sam mendapat penglihatan baru, dan itu sangat berbeda dengan mimpinya. Setangkai mawar yang tumbuh di atas tumpukan mayat.

"Aku harus memberitahu para seraphim dan meminta mengatur kepulangan kita." Gwen segera menekan beberapa tombol.

Sam tahu itu akan menjadi upacara menakutkan baginya. Penyucian darah satan yang mengalir di tubuh gadis itu. Ia menepuk pundak Gwen, "tidak."

Drake menyeka luka gigitan Sam, "kau apa yang kau lakukan tadi di aula?"

"Harusnya aku yang marah padamu, Drake!" Bentak Sam. "Ini malam, dan kau memaksaku memakai gaun ini lalu permata ruby yang jelas-jelas memancarkan auraku lebih dari apa pun." Sam melepas kalung dan jepit itu.

Apa Drake tidak terpengaruh? Dia sangat terpengaruh daya pikat sepupunya. Itu sudah berjalan seumur hidupnya sejak usia 6 tahun, kepindahannya ke kastil Xavier. "Jangan marah, honey."

Sam membuka pintu mobil, lalu membantingnya. Sam berlari memasuki kastil itu sembari memegangi luka sobek di tangannya.

☆☆☆

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar

Regards,

Alidra ^^

DEMI [The Half and Separated Soul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang