Keluarga Xavier dan Dimitri telah tiba di pelataran aula pusat kota di Crimson Pack.
Drake membuka pintu sisi lain tempat Sam duduk. "Nona, manis." Drake membungkuk, mengulurkan tangannya untuk Sam.
Gwen memberikan kunci mobilnya pada petugas parkir itu, begitu pula Adrian.
Sam meraih tangan Drake, "tentu tuan muda." Dua sepupu itu berjalan berdampingan dengan Sam melingkarkan tangannya pada lengan Drake. "Kau harus mendapatkan kekasihmu, Drake." Bisik Sam menuntut.
"Aku sedang tidak ingin berpacaran dengan siapa pun, kalau di dekatku saja sudah ada wanita cantik." Mendengar Drake yang menggodanya, Sam mencubit kecil perut pemuda itu.
Drake memekik pelan, "lihatlah, honey. Kau pusat perhatian." Sam mengikuti manik mata Drake, hampir semua tamu undangan memerhatikan keduanya.
"Berhenti menggodaku!" Sam mengatakannya datar diikuti dengan tatapan angkuhnya memanfaatkan kesempatan dengan Drake. Pasangan sempurna yang dieluh-eluhkan sepanjang tahun di Uni.
Drake tertawa geli.
Begitu memasuki gedung itu, mereka berpisah. Gwen naik ke atas balkon lantai dua untuk mengamati penjagaan dan tentu Samantha Xavier. Adrian dan Aurel menyapa teman-teman dan seluruh tetua. Drake dan Sam? Tentu bertemu teman-teman uninya yang memprotes lenyapnya kedua pasangan itu.
"Sam!" Panggilan itu membuat Sam melepas pegangannya pada Drake.
Drake menjawabnya dengan memejamkan matanya. Pemuda itu juga bergabung dengan kelompoknya, gang masa sekolahnya.
"Oh, Penny!" Keduanya saling berpelukan. Rambut ikal Penelope dikepang sederhana dengan beberapa ornamen jepit yang menahan bentuknya. Menambah kesan anggun dari dress berwarna coklat tua.
"Wanda!" Bergantian dengan Wanda. Rambut cepak Pink nya disisir ke belakang nampak seksi dengan gaun tanpa lengan selutut berwarna hitam.
"Kau nampak menakjubkan, Sam." Kedua sahabatnya terperangah dengan penampilan aristokrat Samantha.
"Kurasa aku tahu kenapa sepupumu tidak repot mencari pacar." Penny menggoda Sam.
"Kali ini, ia harus mencari pacar, Sam. Dia tidak bisa selamanya memanfaatkanmu." Kalimat Wanda berhasil menarik perhatian dua sahabatnya. Ia benar, Drake harus mencari pasangannya seperti Adrian.
"Baiklah para hadirin!" Seruan itu membuat seluruh tamu undangan memaku pada panggung utama. Brandon memang selalu menarik perhatian, dan ya dia biasa membawakan acara-acara besar. "Sambutlah bintang malam ini, Alpha Crimson Pack, Alpha Michael."
Riuh tepuk tangan penonton mengiringi lagu selamat ulang tahun yang telah di aransemen begitu anggun dan meriah. Si empunya nama masuk ke aula utama, berjalan ke arah panggung.
Mine. Suara itu terdengar di telinga Sam. Gadis itu mencari sumber suara.
Mine. Jelas terdengar di antara riuh tepuk tangan dan musik itu.
Safir itu bergerak ke arah panggung, memaku karamel yang menatapnya sendu. "Mike," desisnya.
Seseorang berlari meraih tubuh Sam. Ia mengguncang tubuh gadis itu. "Sam!"
"Drake," Sam memegangi pelipisnya.
"Kendalikan dirimu, kau tidak bisa menggunakannya di sini." Nada kesal terdengar dari bisikan sepupunya. Ia membawa Sam menepi dari kerumunan tamu.
"Maafkan aku, Drake. Itu datang begitu saja." Sam frustasi akan kemampuan yang ia miliki.
"Kau, lagi-lagi menyalahkan kemampuanmu." Drake meremas lengan gadis itu.
"Sam! Kemari." Kali ini Wanda yang menarik tangan Sam. Melepaskannya dari cengkraman Drake.
"Apa yang terjadi?" Bisik gadis itu bingung.
Wanda mendorongnya dan berbisik, "Alpha memanggilmu."
"Hah? Apa?" Wanda dan Penny memberi isyarat untuk melihat panggung.
Mike dan Brandon mengulurkan tangannya pada Sam yang ada di bawah tangga. Brandon menyusul gadis yang kebingungan itu. Ia menarik telapak tangan Lunanya.
Drake menatap ngeri saat Sam berjalan menaiki tangga itu. Ia tidak ingin memulai keributan. Hingga satu guncangan pada perisai seraph itu menarik perhatiannya. Gwen sudah tidak ada di tempat. Drake segera berlari ke balkon itu memastikan keadaan.
Sam, kendalikan dirimu! Sam mendengar Drake dalam pikirannya.
Apa? Aku tidak melakukan apa-apa Drake. Protes gadis itu yang kini sudah meraih tangan Mike.
Sekerumunan burung meny- Sam melihat yang dilihat Drake. Kerumunan burung-burung terbang ke arah aula itu.
"Ada yang datang." Bisiknya pada Mike.
Mike, sesuatu yang jahat sedang mendekat. Sam mencari sumber suara yang berbicara pada pemuda itu.
Di sini, Luna. Safir itu menatap karamel yang sekelebat nampak onix.
"Lucas." Desis gadis itu. Ia kembali menyambung Drake, tahan sebentar bersama Gwen.
Sam akan membalik keadaan kali ini, "Alpha Mike." Ia menatap lekat karamel dan onix yang bergantian. Pemuda kekar itu mengerti panggilan Sam itu.
"Karena kau yang meminta, Luna." Mike menatap ke tamu undangannya. "Aku, Alpha Crimson Pack, Michael Xerxes, melamarmu sebagai pasanganku -mate-, jadilah Lunaku, Samantha Xavier."
Hadirin pesta itu nampak tegang menunggu jawaban Sam. "Tentu, Alpha Mike. Aku menerimamu."
Riuh hadirin itu mengiringi suka cita Crimson Pack, kini Alpha mereka tidak lagi kesepian.
"Sekarang." Mike dan Lucas berganti shift. Tetap dalam wujud manusianya.
Sam dan Mike berjalan beriringan menuruni tangganya. Brandon mengambil perhatian hadirin pesta itu. Sudah tugasnya untuk mengalihkan perhatian.
Sam dan Mike bergegas ke tempat Drake dan Gwen. Mereka ada di pelataran pintu masuk.
"Pergilah!" Teriak Sam dari arah pintu masuk yang setengah berlari.
Lucas akan berganti dalam wujud srigalanya, Sam menahan dengan memegangi lengan pemuda itu.
Suara menggelegar dan parau itu seakan mengutuk gadis mungil di sisi Drake dan Mike. "Kau gadis yang bernaung dalam gerhana," mata merah menyala dari monster di hadapannya membuat Sam semakin menantang.
"Katakan apa maumu!" Serunya tanpa takut.
"Kematian pembawa bencana dan darahmu!" Suara itu menggelegar diikuti dengan petir dan serangan burung yang menubruk perisai transparan itu.
Sam marah dengan ancaman itu, makhluk buas setinggi gedung aula itu mengusik kedamaiannya. Tapi, Mike -Lucas- memegangi Sam agar tidak kehilangan dirinya.
Gwen menembakkan peluru perak dengan air suci pada siluman itu. Seketika makhluk sebesar gunung itu tumbang. Tubuhnya lenyap menjadi asap.
"Sam! Sam!" Mike menopang tubuh gadis itu yang ambruk. Lucas menggeram, cepat Mike mengambil alih tubuhnya.
Darah merembes di gaunnya. Drake mengetahui senjata itu, peluru panah kecil itu melukai lengan gadis itu. Peluru itu telah diguna-guna. Drake akan mencabutnya, hingga Gwen berseru.
"Jangan menyentuhnya!" Archangel itu tahu, ada yang tidak beres. Sam seketika limbung kehilangan kesadarannya.
Sam meringis, memegang peluru itu, mencabutnya sendiri. "Oh, sialan!" Ia menatap telapak tangannya yang membiru setelah memegang peluru itu.
"Sam!" Ketiganya berseru menghantar gadis itu dalam alam bawah sadarnya.
☆☆☆
Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ya
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMI [The Half and Separated Soul]
VampirosLolongan keras terdengar sendu dalam purnama. Angin bertiup lebih kencang malam ini. Seekor srigala muda menatap rembulan berbinar dalam gerhana. Lolongan pertamanya terdengar sumbang di malam yang sunyi. Di sisi lain, suara tangis bayi memecah kehe...