Banua Zacharis Salem

2K 41 0
                                    

Risa masuk ke dalam taxi online yang dipesannya setelah mengantarkan Kiki ke gereja. Mereka berjalan bertautan tangan seperti sepasang kekasih. Meski menolak menikmati senja di tempat yang Risa telah janjikan, Kiki berjanji akan menghubungi Risa jika ia tak sedang terburu-buru seperti ini. Seminar sialnya selesai lebih lama dari jadwal.

Risa sampai di taman tempat ia bertemu dengan Rere pertama kalinya. Dipandanginya bangku dimana dia melihat Rere menunduk sebelum digangu oleh preman  yang kini bekerja dengannya. Pandangannya sendu mengingat gadis yang dulu pernah mengisi hari harinya. Gadis yang selalu ia goda dengan kecupan kecupan kecil di bibirnya. Biasanya Rere akan memukul pelan bahunya karena malu.

*******

Rere sedang membangunkan Risa untuk minum obatnya. Risa demam 2 hari terakhir dan Rere menemaninya untuk memastikan Risa makan atau minum obat sesuai resep dokter.
"Kak.....," Rere menepuk lembut pipi Risa namun sang empu tak bergeming. "Kak Risa...." Rere menggoyang pundak Risa lebih kuat sehingga mengganggu tidurnya.
"Ngghhh..," Risa membuka mata akhirnya. perlahan dia bangkit saat Rere mengangsurkan segelas air putih dan obat. "Kamu koq masih disini," Risa mengernyit saat mengembalikan gelas kepada Rere.
"Ibu jangan ditinggal," imbuhnya.
Rere hanya terdiam. Bahkan disaat sakit seperti ini Risa masih memikirkan ibunya.

Rere memajukan diri. Disentuhnya kening Risa. Tadi dia sudah mengukur suhu tubuh Risa. Demamnya sudah turun. Ia hanya memastikan saja, dan benar. Rere tersenyum lega lalu mengalihkan pandanganya ke mata Risa yang juga memandangnya. Dekat. Mata itu sangat dekat. Hidung mancung Rere dekat dengan hidungnya. Bibir Rere.....pandangan Risa turun menuju bibir Rere. Bahkan nafasnyapun terasa terhembus di hidung Risa. Entah. Mungkin Risa masih linglung karena bangun tidur. Karena saat ia sadar Rere menarik wajahnya menjauh dengan terkejut. Lalu disentuhnya bibirnya sendiri dengan tatapan tak percaya.

Risa tersadar ia melakukan kesalahan. Namun kepalang tanggung. Diraihnya tengkuk Rere yang akan beranjak pergi. Risa mengulangnya. Mengulang ciuman pertamanya dengan Rere yang semakin terkejut. Tak ada gerakan. Bibir Risa hanya menempel pada bibir Rere. Lalu bibir Rere terbuka tiba tiba, refleks Risa mengecup bibir bawah Rere sekilas lalu melepaskan ciuman mereka.

*******

Risa kembali berada di dalam taxi online. Kali ini dia menuju tempat tinggalnya. Dia sendirian malam ini. Caca sedang bersama Edo dan Kiki sedang ibadah. Ia menginginkan teman malam ini. Dia sudah berencana untuk pergi ke club. Tadi, dia menemui kedua preman yang dulu mengganggu Rere di tempat Babe. Mereka tak heran ketika Risa menyuruh mencari tau tentang Kiki. Risa tak suka dibohongi. Seperti dulu ia mencari tau tentang kejujuran Rere. Seperti ia menyuruh orang "mendampingi" Caca. Risa tau cara membuat orang yang bekerja dengannya loyal. Uang. Dan itu bukan masalah bagi Risa.

Risa sudah siap hang out di club eksklusif dimana ia dulu bertemu Caca. Dia mengenakan backless dress warna maroon selutut. Rambut lurusnya kini ditata ikal menyamping. Sepatu dan clutch senada membuat Risa tampak seksi namun tak norak. Risa tau berdandan dan menampilkan tubuhnya tanpa terkesan murahan. Ia membuka pintu, menunduk memastikan ponselnya telah ditangan ketika tubuhnya menabrak sesuatu.
"Zach!!!" serunya terkejut namun senang. Pria dihadapannya tersenyum dan merentangkan tangan. Tentu Risa langsung menubruk pria itu dan memeluknya tak kalah erat dengan yang dilakukan Zach.
"I miss you, beib," bisik Zach sambil mendorong tubuh Risa masuk kembali dan menutup pintu di belakangnya.

First girlfriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang