3. Pelulusan

2 0 0
                                    

Senin Pagi Jam 8.10, Acara Pelulusan SMAN Indonesia. Pagi itu aku sudah ada disekolah bersama dua sahabatku.

"Bro. Jadi habis pelulusan ini kalian mau kuliah atau langsung kerja. ?" tanya Wawan

"Aku sih kuliah, soalnya pengen jadi pengusaha sukses, akum au ambil jurusan Bisnis Manajemen." Jawab Rio,

"Kalau kamu Wan ?" tanya Rio.

"Sama, aku juga kuliah, jurusan Penerbangan." Jawab Wawan.

"Kalau kamu Wahyu ?" tanya Rio.

"Aku sih, masih bimbang, mau kuliah atau kerja, soalnya aku mau biayai hidup ibuku dirumah, apalagi aku anak tunggal, harus bisa jagain Ibu." Jawab ku.

Kemudian Sarah datang dan menyapa kami.

"Hai, pada ngapain kalian ngimpul disini ?

"Ini, lagi ngobrol aja." Jawab Wawan.

"Kamu baru datang Sar ?" tanya Rio.

"Iya, baru datang, soalnya tadi macet di jalan." Jawab Sarah.

"Ya sudah ayo kita ke lapangan, kayaknya acaranya udah mau mulai." Ucapku ke mereka.

Acara pelulusan pun dimulai, seperti pelulusan pada Umumnya, pidato kepala sekolah yang membuat kebanyakan siswa dan siiswi mengantuk, dan bahkan ada yang hanya main Handphone, sangat membosankan.

Acara pelulusan pun selesai jam 11.00 AM, seperti biasanya, siswa dan siswi keluar dari pekarangan sekolah dan mulai mencoret – coret baju kemudan melaksanakan konvoi untuk merayakan kelulusan. Sedangkan aku, Rio dan Wawan akan menuju ke Basecamp untuk merayakannya.

"Hei, Kalian mau kemana ?" tanya Sarah di belakang kami.

"Ini, kami mau ke Basecamp, tempat biasa kami nongkrong sepulang sekolah." Jawabku.

"Aku boleh ikut ?" tanya Sarah.

"Bro, kalian duluan aja, nanti aku susul. Ucapku ke Wawan dan Rio.

"Oke, kita tunggu yah." Ucap Wawan.

"Nikmati watumu Wahyu" Ucap Rio.

"Tempat kami ngumpul, bukan cafee atau tongkrongan biasanya. Jawabku.

"Emang dimana ?" tanya Sarah.

"Pokoknya tidak bioleh ikut." Ucapku.

"Kamu kenapa gak langsung pulang aja, atau mungkin ngumpul sama teman perempuan lainnya ?" Tanyaku.

"Mereka pada nyoret – nyoret, kalau pulang, membosankan, dirumah tidak ada orang, orang tuaku kerja, adikku sekolah."

"Boleh yah aku ikut ?" tanya Sarah, memohon.

"Kalau sedah memaksa aku bisa apa." Jawabku.

"Yes. Kalau begitu kamu bonceng aku yah!" Ucapnya.

"Hah, Boncengan ?" tanyaku, heran.

"Iya, soalnya motorku aku pinjamkan keteman" Jawab Sarah.

"Waduh, ya sudah kalau begitu, untung aku bawah helm cadangan." Ucapku.

"Cus, kalau begitu" Ucap Sarah.

Naik motor bareng Sasrah membuatku gugup, rasanya jantung ini mau lepas dari dadakusaking berdebar kencangnya. Mimpi apa aku semalam, kenapa bisa terjadi sepertiini yah.

HiRO - Become HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang