Selasa pagi jam 7.40 AM, aku selesai makan dan pamit ke Ibu untuk pulang malam hari ini. Aku naik ojek ke tempat kejadian dan aku melihat beberapa polisi yang sedang berada disana.
"Permisi Pak, Saya mau menanyakan sesuatu." Ucapku.
"Iya dek, ada apa ?" tanya Polisi.
"Ini Pak, saya kemarin ada disini, membanti memadamkan kebakaran bersama warga setempat, motor saya pak ketinggalan disini, Bapak lihat ?" tanya ku.
"Ciri – ciri motornya seperti apa dek?" tanya Polisi.
"Motor Vespa Pak, warna biru muda" Jawabku.
"Oh, itu kemarin di bawa ke pos polisi dekat sini, soalnya kemarin tidak ada yang mengaku punya motor tersebut, jadi kami bawa ke pos dekat sini." Ucap Polisi.
"Pos dekat sana yah Pak," sambil menunjuk kearah jalan pos tersebut, " kalau begitu saya pamit kesana yah Pak." Ucapku.
"Iya, Silahkan"
"Terima kasih Pak, dan selamat menjalankan tugas." Ucapku, dan hormat ke Polisi tersebut.
"Siap, sama – sama." Kata Polisi.
Aku berjalan sekitar kurang lebih 200 meter ke pos polisi tersebut, dan mengambil motorku.
"Permisi Pak, saya mau ambil motor."
"Kena tilang yah?" tanya Polisi.
"Bukan Pak, saya mau ambil motor saya yang ketinggalan di tempat kejadian kebakaran kemarin." Jawabku.
"Motornya yang mana dek?" tanya Polisi.
"Yang Vespa sana pak, Warna biru muda." Jawabku, sambil menunjuk motorku.
"Oh itu, yas sudah, silahkan diambil, lain kali jangan lupa motornya!" ucap Polisi.
"Iya, Pak." Ucapku.
"Motor kok dilupa." Ucap Polisi, menggumam.
Pagi jam 9.00, aku sampai di rumah sakit terlebih dahulu, mungkin saja Prof. Irwansyah ada dirumah sakit ini. Aku pun bertanya kepada suster kamar Prof. Irwansyah namun Profesor tersebut sudah pulang malam kemarin, karena hanya lemas kekurangan oksigen saat kebakaran itu.
Aku pun mencari kediamannya, namun lumayan jauh sekitar satu setengah jam dari rumah sakit, tapi aku harus menemuinya. Aku pun berangkat ke sana dengan motorku tuaku ini. Sesampainya disana aku bertanya pada orang sekitar keberadaan rumah Prof. Irwansya, dan betul saja rumahnya, ada di sekitar alamat ini, dan tentunya rumahnya besar.
Akupun ingin bertamu dan penjaga rumahnya yang datang menemuiku.
"Ada apa dek ?" tanya Penjaga.
"Saya mau bertemu dengan Prof. Irwansyah." Jawabku.
"Profesor masih tahap penyembuhan, belum bisa menerima tamu hari ini." Ucap Penjaga.
"Tapia da hal penting yang harus aku tanyakan kepadanya."
"Roy, Siapa itu ?" tanya Prof.
"Ini Pak, ada anak muda yang mau bertemu anda." Jawab Penjaga.
Profesor pun dengan menggunakan kursi roda, datang mendekat.
"Sepertinya saya pernah melihatmu, kamu siapa?" tanya Prof.
"Ini saya Prof, yang menolong anda saat kebakaran itu, waktu Prof bilang ada teman Prof yang masih di dalam gedung Lab itu."
"Oh," dan tertawa, "saya ingat, silahkan masuk!" ucap Prof.
"Roy, buka gerbangnya!" sambung Prof.
"Siap Pak" Ucap Penjaga.
Aku pun masuk dan bertamu di rumahnya. Wow, rumahnya mewah sekali, dan diruang tamu juga ada perapiannya, mungkin saat hijan enak untuk duduk di ruang tamu untuk menghangatkan tubuh.
"Silahkan duduk!" ucap Prof.
"Jadi ada keperluan apa kamu datang kesini?"
Aku pun menceritakan apa yang terjadi saat masuk ke dalam gedung tersebut dan bertanya kepada Prof. Irwansyah.
" Jadi setelah kejadian itu aku melihat tubuhku di kelilingi api dan seperti terbang menembus api, apa ini pengaruh ramuan yang tumpah ketubuhku Prof?" tanyaku.
"Kamu serius dengan apa yang kamu lihat dan rasakan itu?" tanya Prof.
"Iya Prof, saat itu saya merasakannya, tapi aku tidak tau apa yang terjadi." Jawabkku.
"Hanya ada satu cara memastikannya, tapi apakah aku bisa mempercayaimu jika itu benar – benar terjadi?"
"Mempercayai, maksudnya Prof?" tanyaku, heran.
"Tunggu sebentar." Ucapnya.
Aku melihat Profesor keperapian dan membakar beberapa kayu dan memanggil ku mendekat kesana.
"Kenapa dinyalakan, bukannya hari ini tidak hujan Prof?" tanyaku.
"Coba arahkan tangan mu ke perapian itu!" ucap Prof.
Aku mengarahkan tanganku ke perapian, "Hangat Prof."
"Coba sekarang tutup matamu, dan cobalah konsentrasi, buat otakmu mengendalikan energi dalam dirimu, kemudaan buka lah matamu saat ku perintahkan." Ucap Prof.
"Baiklah akan kucoba Prof." Ucapku.
Saat kucoba melakukan yang dikatakan Prof. Irwansyah, aku merasakan hal yang kurasakan saat kebakaran tersebut.
"Buka matamu!" Kata Prof.
"Woow, ini, seperti yang kulihat di kejadian itu." Ucapku.
Aku kagum dan juga heran dengan apa yang terjadi saat ini.
"Tetap focus dan cobalah hentikan api yang melingkar di lenganmu." Kata Prof.
"Iya Prof, akan kucoba." Ucapku.
Aku melihat apinya perlahan hilang sesuai dengan apa yang ku pikirkan, aku merasa mimpi dan tidak menyangka apa yang barusan kulihat, aku, kac Prof.
"Kamu sudah lulus sekolah?"
"Iya Prof, Kemarin habis pelulusan." Jawabku,
"Bagus, kalau begitu kamu masuk saja di kampus milik saya.""Yang kampus No.1 di Indonesia itu Prof?" tanyaku.
"Iya." Jawabnya, " Apa kamu bersedia?" tanya Prof.
"Jujur Prof, aku sangat ingin disana, tapi biaya masuk dan semesternya diluar dari kemampuan ekonomi keluargaku." Jawabku.
"Tenang, kalau masalah biaya, biar saya yang urus, kan saya pemiliknya." Ucap Prof.
"Serius Prof, kalau begitu saya akan bersedia." Ucapku.
"Tapi kamu harus janji sesuatu padaku." Kata Prof.
"Apa itu ?" tanyaku.
"Mendakatlah kemari!" ucapnya, "Wahyu, berjanjilah padaku, kekuatanmu ini harus kamu gunakan untuk kebaikan, jangan sesekali kamu menggunakannya untuk kejahatan, saya tau kamu orang baik, jagalah kepercayaan ku yang kuberikan kepadamu, maka suatu saat nanti bukan satu kepercayaan yang akan kamu terima, seluruh rakyat Indonesia akan menaruh harapan dan kepercayaan kepadamu." Ucap Prof, Sambil memegang bahuku.
"Aku akan berjanji kepadamu Profesor." Ucapku.
"jadi aku akan menjadi Super Here?"
"Tentu jika kamu mau." Jawabnya.
"Aku mau Prof, aku ingin sekali membantu orang yang membutuhkan itu, jadi ajarilah aku sampai aku bisa mewujudkan impianku."
"Pasti aku akan membantumu." Ucap Prof.
"Terima kasih Prof." Ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HiRO - Become Hero
FantasyHai, namaku Hiro, dulunya aku manusia biasa tapi di suatu hari ada musibah yang terjadi padaku, aku bingung harus memulai cerita ini dari mana, tapi sepertinya akan kuceritakan sebisaku karena aku bukan lah penulis yang hebat, tapi kupikir lewat med...