Setelah berbincang dengan Prof. Irwansyah, aku pun lekas balik dan menemui sahabatku di basecamp. Setelah perjalanan yang cukup panjang sampailah aku di sana. Jam 1.35 PM.
"Hai, udah lama?" Sapaku.
"10 menit yang lalu sih." Ucap Rio.
"Gimana keputusannya?" tanya Wawan.
"Keputusan apa?" tanyaku.
"Kuliah atau Kerja." Ucap Wawan.
"Sepertinya, aku di Universitas milik Prof. Irwansyah." Jawabku.
"Hah, Profesor Saintis terkenal itu ?" tanya Rio, heran.
"Iya, Rencananya." Jawabku.
"Di Universitas Merdeka itu kan?" tanya Wawan.
"Iya Wan, emang universitas milik Prof. Irwansyah kan kan Cuma itu." Jawabku.
"Emang biayanya disana tidak mahal apa?" tanya Wawan.
"Mahal sih, tapi ya aku usahakan sebisaku saja." Jawabku.
"Aku tau kita ini anak SMA, Bahkan Jurusan yang kita ambil di SMA juga IPA, tapikan kita lemah di Kimia, Biologi aja cuma sistem reproduksi doang yang diingat, selebihnya kan kita gak pahan, ulangan modal Doddle, dan buat contekan. Disana kan kebanyakan Jurusan Sains nya, terus dengan mudahnya kamu memilih kampus itu di banding dengan kampus lainnya?" tanya Wawan.
"Tapikan di Universitas itu ada yang lain juga dong, aku sih rencananya masuk Perfilm-an sih." Jawabku.
"Hah, Perfilm-an, bukannya itu jauh dari pelajaran kita, kenapa bukan ekonomi atau yang lainnya?" tanya Wawan.
"Bro, Aku ingin belajar ilmu baru, aku ingin keluar dari zona nyamanku." Jawabku.
"Baiklah, kamu tau apa yang terbaik buat kamu, jadi aku mau keluar kota kuliah"
"Serius Wan, kanapa bukan di kota kita aja?" tanyaku.
"katanya sih Wawan mau kuliah disana karena keinginan orang tuanya, soalnya, keluarga nya Wawan mau pindah ke sana, biasa urusan kerja katanya." Jawab Rio.
" Beneran Wan?" tanyaku.
" Iya, apa yang di bilang Rio benar, tapi tenang, aku tidak akan melupakan kalian, seperti yang kita sepakati, kita akan berkumpul ditempat ini suatu saat nanti." Jawab Wawan.
"Baiklah, kita sepakatkan disiini yah, kalua begitu salam, buat keluargamu Wan." Ucapku.
"Wan, maaf yah aku sering jahilin kamu, tapi kamu tetap jadi sahabatku kok." Ucap Rio.
"Iya, kalian tenang saja." Kata Wawan.
Sahabatku, Wawan pergi keluar kota, rasanya sepi, kalau tidak lengkap seperti ini, tapi apa boleh buat, aku harus sukses bersama teman – temanku. Rio dan Wawan pulang lebih dulu, sedangkan aku masiih di Basecamp, memikirkan aku akan menjadi Super Hero di suatu saat nanti. Aku akan menikmati senja disini dengan lagu, Favoritku yaitu Dewi 19 – Rindu.
Setelah Menikmati senja, aku pun pulang kerumah dan memberi tau Ibu, tentang aku akan kuliah di Universitas Merdeka. Sesampainya dirumah aku pun mendiskusiakan tentang kuliah ku nanti.
"Bu, aku mau ngomong sesuatu." Kataku.
"Mau ngomong apa, coba cerita sama Ibu." Ucap Ibu.
"Bu, aku mau kuliah di Universitas Merdeka, boleh kan?" tanyaku.
"Ibu sih, tidak masalah dengan pilihan mu, tapi Ibu hanya berpikir biayanya saja nak, Ayahmu sudah tiada, uang pun dari hasil jualan kerupuk Ibu, itupun dapatnya Cuma sedikit saja." Jawab Ibu.
"Bu, aku mengerti kondisi kita seperti apa, tenang saja Bu, uang kuliah biar aku yang tanggung, sukses nanti aku akan bahagiakan Ibu, buat Ibu bangga." Ucapku."Wahyu, Ibu sudah bangga sama kamu, kamu tidak mengeluh sama Ibu, kamu jarang lagi minta sesuatu sama Ibu, Ibu bangga cukup dengan dirimu yang sekarang." Ucap Ibu.
"Iya Bu, tapi suatu saat nanti aku akan sukses Bu, aku tidak akan meninggalkan Ibu sendirin." Ucapku.
"Iya nak, Kamu kuliah yang rajiin yah, jangan malas – malasan."Ucap Ibu."Pasti itu, Ibu tenang aja yah, Wahyu kan sudah besar."
"Sudah besar apanya, pakaian masih Ibu yang cucikan." Ucap Ibu. sedikit tertawa.
"kan dalamannya aku sendiri yang cuci Bu!" ucapku.
"Iya."Ucap ibu sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HiRO - Become Hero
FantasyHai, namaku Hiro, dulunya aku manusia biasa tapi di suatu hari ada musibah yang terjadi padaku, aku bingung harus memulai cerita ini dari mana, tapi sepertinya akan kuceritakan sebisaku karena aku bukan lah penulis yang hebat, tapi kupikir lewat med...