4

1K 107 8
                                    

Bagaimana perasaanmu disaat adik yang merupakan satu-satunya keluargamu terlibat kecelakaan? Khawatir? Tentu. Menangis? Tentu saja. Tapi bagaimana jika orang yang kau kasihi, eum sebut saja kekasihmu tiba-tiba egois dengan berkata

"Pilih aku atau Dohyon?!"

Apa salahku? Kenapa aku harus memilih salah satu diantara orang yang kucintai sementara aku dapat memilih dan mencintai mereka berdua? Kenapa? Apa aku terlalu egois dengan mencintai kedua lelaki ini?

Dia, kekasihku, namun Dohyon adikku. Aku sayang mereka berdua. Tapi kenapa aku harus memilih? Aku tak bisa seperti ini.

Saat itu Dohyon berumur 12 tahun ketika ia terlibat kecelakaan hebat yang menyebabkan dirinya harus di rawat di rumah sakit selama 12 hari. Tepat dihari itu juga, kekasihku, Cho Seungyoun meninggalkanku. Aku hanya dapat mengandalkan diriku sendiri. Untung ahjumma yang merawat kami mau membayari rumah sakit Dohyon. Saat melihatnya terbaring lemah, aku hanya dapat menahan tangis. Aku semakin yakin hari itu, bahwa lelaki bernama Cho Seungyoun merupakan lelaki brengsek.

----
Lee Hangyul's side
----

"Hyung, gwaenchana?"

"A-ah nee, Hyung gwaenchana" lelaki bersuara berat itu tersenyum. Cepat-cepat langsung membereskan bekas sarapan dan memasukkannya ke dalam wastafel.

"Hyung, aku bisa membolos jika kau mau"

"Apa maksudmu? Aku tidak menoleransi hal itu, kau tahu kan, Dohyon-ah?" Ucap lelaki itu sambil mencuci piring bekas.

"Aku hanya khawatir padamu Hyung. Ini sudah 3 hari, namun kau masih saja sering melamun. Bahkan kau tidak merapikan toko seperti biasanya" Dohyon memeluk hyungnya itu. Hangyul langsung mengelus punggung tangan adiknya yang sudah lebih tinggi darinya itu, hingga kepala adiknya bertengger apik di bahu lebar Hangyul.

"Hyung jinja gwaenchana. Kau tidak usah memikirkan Hyung, oke? Fokus sekolah saja" namun Dohyon menggeleng.

"Hyung tahu bukan, aku tidak mempunyai keluarga selain Hyung?" Hangyul mendesah pelan. Ia melepas pelukan Dohyon lalu memeluknya dari depan.

"Nee, Hyung sangat tahu itu. Makanya kita harus kuat, Dohyon-ah. Aku yakin, selepas ini, semua akan baik-baik saja" Hangyul memeluk erat adik tirinya itu. Tiba-tiba sebuah ide terlintas.

"Dohyon-ah, sepertinya aku akan mempertimbangkan perkataanmu. Aku sedang tidak ingin membuka toko, bagaimana kalau kita jalan-jalan saja? Untuk kali ini aku biarkan kau membolos kelasmu"

"Jinja Hyung?! Call! Aku akan ganti seragamku!" Dohyon segera berlari ke kamarnya dan mengganti pakaiannya.

"Ya, mungkin aku perlu refreshing" Hangyul segera menyelesaikan kegiatan mencuci piringnya lalu pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

---

"Ku kira kita hanya pergi berdua, Dohyon-ah" suara Hangyul menginterupsi tiga namja yang sedang mengobrol. Mereka sedang berada di dalam bus, menuju tempat karaoke. Tidak tahu apa yang Dohyon rencanakan, ia hanya menyuruh Hangyul untuk tidak banyak bertanya.

"Apa kau tidak suka kami ada disini, hm?" Lelaki berpakaian santai itu melingkarkan tangannya di bahu Hangyul.

"Ck, apa kau tidak ada latihan hari ini, Yohan-ssi?"

"Latihan? Apa itu latihan?" Hangyul langsung saja menempeleng kepala Yohan.

"Mianhae Hyung, aku malah ikut kalian. Aku sedang malas sekolah dan ayahku sedang sibuk akhir-akhir ini. Jadinya aku butuh liburan" ucap satu namja yang duduk di sebelah Dohyon.

All RounderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang